|| Bab 15 ||

1.8K 182 0
                                    

"Insting apanya? kau malah membuat kakimu hampir patah karena insting konyol mu itu."

"Berhenti tertawa."

"Baiklah."

Xiao Yi duduk dan mencoba mencari ketenangannya. Ia menghembuskan nafasnya secara teratur. Entah kenapa, pikirannya menjadi lebih jernih semenjak berada di reruntuhan ini. Dengan harapan agar bisa menerobos, Xiao Yi memulai kultivasi-nya.

Kediaman Yu

Setelah kedatangan Yu Lue Qing dan kakaknya di kediaman Yu, suasana kediaman yang sebelumnya sangat tenang berubah menegangkan.

Ditambah sifat pembangkang milik Yu Lue Qing, semakin membuat masalah di kediaman itu semakin runyam. Acara pertunangan antara dirinya dan putri mahkota yang sudah di susun rapi oleh kepala keluarga hancur berantakan.

"Nak, bersikaplah lebih dewasa."

Yu Lue Qing yang berada di halaman belakang paviliun, menolehkan kepalanya menghadap wanita paruh baya yang berani-beraninya memerintah dirinya.

"Wah wah, siapa yang datang. Bukankah ini adalah wanita simpanan ayahku? Ah, jalang lebih tepatnya."

Pria berpakaian hitam itu tersenyum datar. Ular satu ini tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan apa yang di inginkannya.

"Ada apa kau datang kemari? Jika untuk membahas pertunangan bodoh itu, aku tidak akan merubah keputusanku."

Wanita paruh baya di hadapannya menipiskan bibirnya. Sangat jelas jika dia sedang menahan amarahnya. Namun, apa yang bisa di lakukannya?

"Putri mahkota mencintaimu. Seharusnya kau sadar, betapa beruntungnya dirimu. Kau akan mengotori-"

"Mengotori nama keluarga?"

Yu Lue Qing berjalan, memotong jarak antara dirinya dan wanita itu. Wajah datarnya menimbulkan getaran di hati Wudao Ye Hua.

Pandangannya beralih ke pintu saat mendengar langkah kaki.

Biar ku tebak, jalang ini akan berlari dan memeluk ayahku sambil menangis, lalu menuduhku kalau aku telah melakukan sesuatu yang buruk padanya.

Tebakan Yu Lue Qing benar. Pintu kamarnya di geser dan menampilkan ayahnya yang tengah berada dalam amarahnya. Wudao Ye Hua berlari sambil terisak dan memeluknya.

"Suamiku, putra-mu tidak menuruti perkataan-ku."

Yu Lan Jian menatap anaknya dengan raut marah. Pria itu memeluk Wudao Ye Hua erat. Sebelum ia sempat berbicara, Yu Lue Qing lebih dulu menyela-nya.

"Aku tidak akan merubah keputusanku."

Yu Lue Qing melangkahkan kakinya keluar dari sana. Menikahi putri mahkota? Cih. Sudah cukup dirinya dan kakaknya menjadi budak di kediaman ini. Dan mereka malah berniat untuk menikahinya dengan putri mahkota yang licik itu? Cepat atau lambat, dirinya dan Yu Zi Jiang akan menyingkirkan orang-orang busuk itu dari keluarga Yu.

10 tahun yang lalu.

Yu Lue Qing menarik tangan kakaknya untuk mengikutinya. Namun, Yu Zi Jiang hanya diam di tempat. Ia memasang raut ragu tentang apa yang di ucapkan oleh adiknya.

"Oh ayolah kak! Apa kau tidak jenuh, setiap hari berada di ruangan yang penuh tulisan membosankan itu?"

Yu Zi Jiang mengangguk ragu. Tapi ia juga menggeleng setelahnya. Ruangan penuh tulisan yang di maksud adiknya adalah perpustakaan. Ia di tuntut oleh kakeknya untuk giat dalam belajar, agar bisa menjadi penerus kepala keluarga selanjutnya. Ia tak ingin mengecewakan kakeknya, namun pada saat yang bersamaan, ia juga tak ingin melihat adiknya sedih.

"Bagaimana jika ayah menghumkummu?"

"Itu bukan masalah besar, Aku sudah biasa di hukum oleh pak tua itu!"

Melihat wajah berharap sang adik, Yu Zi Jiang hanya bisa menghela nafasnya kasar. Adiknya, Yu Lue Qing, tak dekat dengan saudara yang lain selain dirinya. Jadi, setiap dirinya mengurung diri di dalam kamar, Yu Lue Qing selalu menunggu Yu Zi Jiang siap dengan tugas yang di berikan ayahnya dan bermain dengannya saat ia keluar.

"Baiklah. Tapi, kemana kita akan pergi?"

Yu Lue Qing mengangkat tangannya dan mengisyaratkan Yu Zi Jiang untuk berjanji dengannya.

"Berjanjilah, kau tidak akan memberitahukan hal ini pada siapapun."

Yu Zi Jiang mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking adiknya. Ia mengerutkan dahinya, menandakan bahwa ia sangat penasaran.

Yu Lue Qing menarik telinga kakaknya. Hal itu jelas membuat Yu Zi Jiang meringis kesakitan. Tapi, matanya berbinar setelah mendengar perkataan adiknya.

____________________

To Be Continued

Reinkarnasi Sang Dewi KultivasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang