Chapter 19

1.7K 270 28
                                    

Udah cantik belum sih modeling Russia kita ini?😏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udah cantik belum sih modeling Russia kita ini?😏

Oh ya pembelian PDF Naruto New Generation bisa di lakukan mulai besok chat via wa ya, pembayaran bisa via transfer bank bri dan dana

Terima kasih~

.

.

.

Mereka kembali ke rumah dua jam kemudian. Anak-anak sedang bermain bersama di halaman samping rumah yang cukup luas. Boruto dan Kawaki sibuk bermain bola basket sedangkan Sarada yang seusia dengan Himawari hanya duduk diam di teras memperhatikan keduanya sambil minum soda.

"Hm!" Kawaki terus puas karena ia kembali mencetak skor dan Boruto kalah telak.

"Sial!" desis Boruto kesal. Ia mendengus dan membuang muka, "Eh tou-chan dan sensei sudah kembali." ujarnya melihat sepasang sahabat baik itu sedang memperhatikan mereka, berdiri diam di belakang Sarada dan Himawari.

"Hehehe begitulah." Naruto terkekeh pelan seraya mengusap belakang kepalanya pelan.

"Ah aku masih terlalu sulit untuk memanggil Hokage-sama dengan one-san." ucap Sarada pelan dan Sasuke hampir saja tertawa mendengarnya.

"Jangan mengejekku teme!" desis Naruto.

"Aku akan selalu memanggilmu tou-chan!" seru Boruto. Baginya juga terlalu sulit memanggil ayahnya sebagai one-chan atau lainnya. Bagaimanapun juga wanita itu adalah ayahnya di masa lalu.

Kawaki hanya diam mengamati Naruto lalu beralih kepada Boruto, "Bagaimana apa alat yang sedang di ciptakan berhasil?" tanyanya ikut duduk di sebelah Himawari.

"Sedang di perbanyak." jawab Sasuke. Pria dewasa itu tersentak saat ponselnya bergetar pelan, "Iya hallo?" sahut Sasuke, kedua maniknya mendelik tajam mendengar informasi yang di berikan oleh ANBU.

"Ada apa?" tanya Naruto mengernyit aneh dengan ekspresi Sasuke.

"Zetsu putih berburu manusia di tengah kota Konoha." ujar Sasuke menjawab.

"Gawat kita harus menghabisi mereka!" seru Boruto.

"Kita pergi sekarang!" seru Naruto di angguki cepat oleh Sasuke.

"Kalian tetap di rumah!" Kawaki berseru menatap Sarada dan Himawari beserta ibunya dan bibi Ino.

"Hm, hati-hati." sahut Hinata lembut.

Boruto berlari menuju kamarnya dan mengeluarkan pedang miliknya yang ia bawa dari kediaman keluarga besar Uzumaki. Mereka berkumpul di teras depan setelah Naruto berganti pakaian dengan celana pendek selutut dan koas lengan panjang. Rambutnya di kuncir dua dan tidak lupa sepasang kunai ia bawa.

"Kita pergi!" Sasuke memasuki mobilnya di ikuti yang lainnya. Mobil sport mewah itu melaju kencang menuju pusat ibu kota Konoha. Ketika sampai disana semua orang tampak berlari ketakutan.

The Second Life (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang