Chapter 2

4.4K 463 31
                                    


Di sebuah padang rumput yang luas, seorang wanita tampak berdiri dengan membawa beberapa tangkai bunga dalam genggamannya. Ia kembali berjalan menuju sebuah pohon rindang yang di penuhi pita-pita berwarna warni.

"Hinata-chan!"

"Naruto-kun?" Hinata tersenyum lembut menatap ke datangan suaminya.

Tangan Naruto terulur untuk menyentuh tangan Hinata namun tiba-tiba cahaya yang begitu kuat datang membuat kedua mata mereka silau dan tidak bisa melihat apapun lagi.

"Hinata!"

Seorang gadis bersurai kuning panjang terbangun dari tidurnya. Napasnya terengah-engah setelah mimpi itu menyerangnya, ia bangun dari tempat tidur tapi ia merasakan sesuatu yang aneh.

"Ini dimana?" gumamnya lalu tiba-tiba ia merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya hingga kepingan memori-memori itu bertebaran di dalam kepalanya dan bersatu, tersusun secara rapi hingga ia pun berhasil mengingat semuanya.

"Tunggu! Aku seorang gadis?!" serunya setelah menyadari sesuatu lalu berlari ke arah kaca besar di dalam kamarnya.

"Kyaaaaaaa!" ia berteriak keras bahkan teriakannya persis seperti teriakan para gadis.

Tok! Tok! Tok!

"Naruto ada apa?!"

Ia terdiam saat menyadari suara yang memanggil namanya.

"Ayah?"

"Naruto?"

Naruto bergegas membuka pintu kamarnya dan menemukan Minato yang menatapnya khawatir, "Kamu kenapa?"

"Ayah?" kedua matanya tiba-tiba berair dan Naruto segera memeluk erat tubuh Minato.

"Aku rindu ayaaaaaah!" serunya terisak.

Minato tersenyum membalas pelukan Naruto, "Kita baru bertemu tadi malam sayang? Maaf ya kalau ayah terlalu lama pergi ke Amerika." ujarnya lembut.

Naruto melepaskan pelukannya, "Aku sayang ayah." ucapnya lirih dengan nada manja.

"Naruto."

"Hm?"

Minato terdiam sejenak, ia bisa merasakan ada sesuatu yang berbeda pada diri Naruto. Tapi ia menggelengkan kepalanya pelan.

"Ayo kita ke taman, ibumu sudah membuatkan sarapan yang enak." ujarnya seraya mengenggam tangan Naruto.

Naruto mengikuti langkah kaki ayahnya menuju sebuah taman yang ada di belakang mansion. Naruto baru menyadari jika rumah ini sangat besar sekali dan ia terbelalak saat melihat ada Jiraya sedang duduk ikut makan sedangkan ibunya menyiapkan beberapa roti di atas meja.

"Hi Naruto ku harap kau nyaman dengan dirimu yang sekarang." ujar Jiraya dengan seringai lebar.

"Ayah!" tegur Minato.

Naruto sontak menatap keduanya bersamaan, "Ya?" tanyanya tidak mengerti.

"Duduklah, Naruto." ujar Kushina lembut.

"Ibu!" Naruto mendekat dan memeluk Kushina erat.

"Ada apa sayang? Kau aneh hari ini."

Naruto menggelengkan kepalanya pelan, Naruto masih merasa bingung dengan semua ini. Ia mengingat semua masa lalu tapi saat ini ia berada di masa depan.

"Ayo kita sarapan dulu."

Naruto mengangguk dan duduk di sebelah ibunya. Sejujurnya Naruto merasa sangat senang karena bisa berkumpul dengan semua orang yang ia sayangi meski keadannya saat ini berbeda. 

The Second Life (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang