⚠️ Let's Get It ⚠️

121 10 0
                                    

disclaimer : saya gak berhak apapun atas tokoh di sini, murni cuma jalan ceritanya
warning : part ini panjang loh sampe 1000 words tapi gak akan ada tambahan ocehan dari author di akhir chapter kayak biasanya
jadi kalo capek baca silahkan istirahat dulu ya
buat yang gak suka cerita tema kekerasan atau gore silahkan skip aja ya

☁️ . . .

Hari ini Yunseong berangkat kerja seperti biasa, setelah semalam berdiskusi dengan saudara Hwang yang lain. Chansung menghentikan langkah Yunseong (khusus di sini Chansung nya tunarungu, maaf banget kalo ada fans 2PM T.T) yang akan menuju kantornya. Dia dan Chansung ada tepat di depan gedung sekarang.

"Astaga benar juga hyung, terima kasih sudah mengigatkanku" dengan hati-hati Yunseong memasukkan obat penawar, kaleng minuman dengan racun yang disiapkan Eunbi dalam sebuah container dan juga sarung tangan tanpa ketahuan siapapun selain Chansung. Setelah itu Chansung pun pulang dengan membawa mobil.

"Selamat pagi" ujarnya kepada para pegawai di sana dan dibalas dengan ramah. Mereka tidak tau saja Yunseong yang gampang bergaul itu sebenarnya seorang psikopat.

Yunseong mengganti kode pin pintu lalu masuk dan membiarkan pintunya terbuka agar hanya dia yang bisa membuka pintu, oh, dan juga Yeji sebagai pengecualian. Kelima pria tua itu sepertinya tidak peduli atau sadar dengan apa yang dilakukan Yunseong. Mereka kurang fokus karena sepertinya belum sarapan.

(readers be like : authornya keterlaluan ya nyempilin komedi receh di tengah aksi pembunuhan berencana gini 😭)

(Tolong maafin selera humor saya wahai readers 😭 part ini menegangkan banget karena itu saya nambahin selingan komedi, oke kita lanjutkan ceritanya)

Yunseong menunggu beberapa orang lagi, dan setelahnya rapat baru dimulai. Saat ini sudah berselang dua jam setelah rapat. Mereka mendapat istirahat sebentar. Yunseong memberikan minuman pada yang lain sementara dia akan menemui Eunbi yang sudah berpakaian formal tentu saja.

"Hari ini ada investor yang akan memberikan berkas proposal untuk pengajuan, orangnya akan datang sebentar untuk melampirkam berkas itu ke saya, mohon pamit ke bawah sebentar" dengan cekatan Yunseong langsung berhasil menemukan Eunbi.

Keduanya harus bersandiwara dan berbicara formal meskipun ini hanya sebentar. "Saya Kwon Eunbi dari perusahaan XX ingin memberikan surat pengajuan sebagai investor di sini, silahkan bawa berkas yang sudah saya jilid ini, terima kasih tuan Yunseong" Yunseong menyalami Eunbi dan membungkuk hormat.

Eunbi ingin tertawa dalam hati tapi tentu saja dia harus profesional. Bagaimana caranya menggunakan sarung tangan tanpa terlihat mencurigakan atau bahkan tidak terlihat menggunakan sarung tangan ? Hanya keluarga Hwang yang bisa menjawab.

Sementara itu dilain tempat Yeji dan Hyunjin masih mengawasi pergerakan Yunseong dan target mereka.  Kemana Minhyun ? Tentunya mengawasi pekerja di bar miliknya.

Yeji dan Hyunjin serentak bertepuk tangan dan melakukan high five. Para petinggi perusahaan tidak berburuk sangka sedikitpun dan langsung meminumnya sampai habis, sedangkan Yunseong hanya minum sedikit karena dia tidak begitu haus.

"Ini masih jam 10 dan mereka sudah minum, aku juga jadi haus sih" ujar Hyunjin meraih sebotol air mineral. "Ruangan mereka tidak kedap suara ya ? Tapi tak apa, ruangan itu sulit ditembus apalagi dirusak" gumam Yeji.

"Efeknya akan muncul setelah berapa lama ?" tanya Hyunjin penasaran. "5 menit saja" tukas Yeji. "Kau serius ?! Kasian sekali mereka harus mati sebelum jam makan siang" ujar Hyunjin tertawa sarkas.

Tepat sesuai perkiraan Yeji, para pria itu langsung meninggal. Sedangkan Yunseong tidak sadarkan diri. "Kapan Yunseong bangun ?" Hyunjin sedikit khawatir. "Dia akan bangun sebelum malam, aku lihat dia sempat minum obat penawar sebelum pingsan" helaan nafas terdengar jelas dari Hyunjin.

Selang beberapa jam, para pegawai pun panik dan mencoba mendobrak ruangan atasan mereka. Tidak ada jawaban apapun, karena Yunseong sendiri masih pingsan.

Pihak keamanan pun bahkan dipanggil tapi tidak mendatangkan hasil apapun. Banyak sekali yang gigih datang membantu, hingga tanpa sadar sudah larut malam.

Perusahaan ini memiliki aturan yang mencekik para pegawai. Mau tak mau semuanya harus pulang karena kalau melanggar jam kerja mereka semua akan mendapat hukuman berat termasuk dipecat.

Eunbi dan Chansung menyusul ke markas. Sedangkan Minhyun yang sudah malas karena lelah bekerja memutuskan di rumah saja, menunggu bahan eksperimennya datang.

Chansung memberikan isyarat 'good luck' untuk Yeji dan Hyunjin. Keduanya pun mengangguk dan membalas 'terima kasih' lalu pergi menggunakan mobil yang sudah dimodif agar sulit dikenali, sama halnya dengan sepatu yang mereka gunakan hari ini. Semuanya diubah total dengan rapi.

[]

Keduanya sudah tiba dan segera beraksi. Yeji membuka pintu dan membantu Yunseong duduk. "Kalian tepat waktu ya, syukur aku masih hidup" ujar Yunseong mengemasi berlian dalam brankas yang tersembunyi di ruangan itu.

Yunseong cerdik, jadi dia menggunakan karung hitam tebal yang menghalangi kilau permata. Sementara itu Hyunjin dan Yeji menyayati mayat-mayat itu dengan sangat cepat. Yunseong bahkan tidak berkedip karena terkejut.

Tak lupa keduanya memberikan alas agar darah tidak mengenai tempat lain yang tidak perlu. Semuanya disatukan Yeji dalam koper besar yang berisi es dan wewangian yang cukup mengganti bau busuk mayat, bukan wewangian yang menusuk hidung.

Mereka berjalah dengan cepat namun tenang dan meninggalkan TKP dengan sangat bersih. Persis seperti penuturan Eunbi sebelumnya. Ketiga Hwang bersaudara itu langsung pulang menuju rumah Hyunjin dan Minhyun.

"Aku hampir mati ketakutan" Yunseong meminum segelas coklat hangat pemberian Minhyun. "Eunbi noona tadi mematikan listrik kan ? Lalu bagaimana kalian bisa masuk ?" selidik Yunseong.

"Anak ini polos sekali, tentu saja Hyunjin menyalakannya lagi" tutur Yeji berusaha santai. Tangannya masih sedikit gemetar setelah memutilasi korban.

Giliran Minhyun yang sibuk bereksperimen dan mencari keuntungan dari mayat yang diberikan adik sepupunya. Yeji keluar sebentar, meraih kunci mobil di saku, lalu menekan beberapa tombol.

Mobil itu otomatis membersihkan dirinya sendiri dari dalam dan luar dengan air. Bentuknya juga kembali seperti semula. Plat yang diganti tadi juga menjadi plat lama lagi.

Yunseong menempelkan stiker tanda tamu bar milik Minhyun. Yunseong dan Yeji pun pamit setelah urusan mereka beres. Mobil mereka menuju rumah Yeji.

Yunseong tidak lupa meminum obat tidur dan mengunci kamarnya. Dia bahkan membiarkan rumahnya di Seoul kurang rapi, sama seperti sebelum berangkat kerja. Semua jendela tertutup.

Yunseong akan menyamar menjadi seseorang karena sudah berhasil mencoba sebelumnya. Dia akan segera meninggalkan Korea dan membuat identitas baru. Itu kata Yeji yang berdiri di depan kamarnya sebelum dia menutup pintu.

Kembali ke markas, Eunbi dan Chansung memeriksa permata yang baru saja datang ke rumah mereka pagi ini. Atas jasa Minhyun yang datang berkunjung membawakan sarapan.

Markas mereka berada tepat di bawah rumah Eunbi. Karena itu akses masuknya lebih sulit lagi. "Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja dan berhasil" Eunbi mengelus pundak Chansung, berusaha menyalurkan semangat pada pria yang lebih tua darinya itu.

[]

#TBC

You're My Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang