Giving Hand

64 4 2
                                    

disclaimer : saya gak berhak apapun atas tokoh di sini, murni cuma jalan ceritanya
warning : penganut seungmin uke tolong jangan salah lapak, ada crack pair juga, mohon bersabar ya :)

☁️ . . .

Dahyun datang ke rumah sewa milik Seungmin setelah Chanhee memberitahu padanya bahwa pemuda itu di kantor mereka. Tanpa ragu Dahyun menekan bel pintu. Changbin yang membukanya.

"Maaf anda siapa ya ?" tanya Changbin sopan, mengamati wanita di depannya itu. "Saya akan jelaskan itu nanti, kalian semua ada di rumah ?" tanyanya. Changbin sedikit canggung, lalu berujar. "Baiklah silahkan masuk, Nona" Dahyun membuntuti pemuda itu.

Tak butuh waktu lama karena ini hari libur, otomatis mereka bersantai di rumah. "Sebelumnya aku minta maaf atas nama sepupuku, Kim Seungmin, aku akan menceritakan sesuatu yang menyangkut dirinya, tapi aku mau kalian berjanji untuk tidak membocorkan informasi ini ke siapapun bahkan Seungmin sendiri " keenam pemuda itu mengangguk yakin. "Kami berani berjanji" ujar mereka kompak.

"Kim Seungmin menjalin hubungan dengan seorang bernama Hwang Hyunjin" tak lama kemudian Jisung menyahut. "Aku kenal ?!" Minho memukul punggung suaminya itu. "Hei, kau tidak sopan !" gerutunya menyeret Jisung agar duduk tenang.

"Aku tau ini sangat mendadak dan aneh, tapi tolong dengarkan dengan baik" ujar Dahyun sebelum melanjutkan. Semuanya mendengarkan dengan baik. "Itu mudah" gumam Felix, tapi Dahyun masih mendengarnya.

"Hyunjin... adalah pembunuh bayaran dan Seungmin sempat jadi targetnya" Jisung langsung berdiri. "Tidak baik menuduh sembarangan, lagipula aku dan Seungmin tidak terluka sedikitpun saat aku mampir ke hotel tempat Seungmin berduaan dengan pemuda itu" ujar Jisung panjang lebar.

"Silahkan duduk lagi" pemuda tupai itu pun mengangguk. "Saya tau ini berat untuk dicerna, tapi tolong jangan takut, kalian akan tetap aman di sini" Dahyun menunduk, merasa takut karena melakukan ini diam-diam di belakang Seungmin.

"Kami juga tidak bisa langsung mempercayaimu, kenapa bukan dia sendiri yang menjelaskan ? Sepertinya kau mengada-ada" tukas Chan menatap Dahyun sinis.

"Saya tau anda akan mengatakan itu, karena itu, kalian akan mengetahui apakah aku hanya membual atau sungguhan" Dahyun tersenyum simpul, kembali tenang. "Bagaimana caranya itu ?" tanya yang paling muda.

"Perhatikan Seungmin, apa ada yang berbeda darinya ?" yang lain termenung berusaha mengingat keanehan sikap Seungmin. "Dia kelihatan membawa pekerjaan ke rumah, setauku dia tidak suka lembur di rumah meskipun banyak pekerjaan" Jisung kembali bersuara.

"Waktu berangkat kerja aku juga pernah melihatnya terburu-buru" tambah Felix. "Ada yang anda ketahui, Tuan ?" Dahyun menyadari Chan sempat mengernyitkan dahinya. 'Gila, apa wanita ini seorang intel ? Sangat jeli dan tepat sasaran' ujarnya dalam hati.

"Ya, aku melihatnya sedikit panik ketika mendapat telepon dari seseorang, selama aku tinggal di sini, Seungmin belum pernah terlihat begitu khawatir" ujarnya sambil menghela nafas.

"Terima kasih atas kerjasamanya, selain permintaan untuk merahasiakan ini, tolong bantu dukung dia saat terlihat stress, karena kalian yang punya kesempatan bertemu dengannya setiap hari" ujar Dahyun.

"Tunggu dulu, kau belum menyebutkan tujuan Seungmin jadi seperti ini" timpal Lino yang akhirnya memahami situasi. "Pertanyaan bagus, tapi kalian tidak boleh tau lebih dari ini" Lino mengangguk pada peringatan Dahyun.

"Kami harus menangkap Hyunjin, tapi bukan untuk ke penjara, dia harus mendapat perawatan yang layak untuk rehabilitasi mentalnya" terang Dahyun. Felix tiba-tiba saja mulai menangis. Jeongin menenangkan pemuda yang lebih tua darinya itu.

"Aku akan kembali bertugas, bagaimana denganmu, Felix ?" semua pasang mata menatapnya. "L-Lix kau..." tatapan Chan membuatnya sangat gugup. "KAU KEREN !!!" Chan yang lain hampir saja bersorak, tapi Dahyun cukup cepat menghentikannya.

"Ah maaf, kami terlalu bangga saja" semuanya kembali tenang. "Felix, liburanmu sudah cukup kan ?" tanya Dahyun begitu lembut. "T-tapi aku tidak yakin untuk menyelesaikan ini" ujarnya mengeratkan kepalan tangan.

Dahyun meraih tangan yang sama mungil dengan miliknya itu. "Tenanglah, kakak akan membantumu, maaf yang lain, aku tidak akan membocorkan misi kami lebih lagi, jadi izinkan aku membawa pulang Felix ke markas" ujar Dahyun.

"Sebagai teman sekamarnya, ya sudahlah Lix, selamat bekerja kembali" tutur Chan dan Changbin. Keduanya pun berpamitan sebelum hari semakin siang. Felix memaksa agar dibolehkan menyetir, dia tidak ingin mengantuk.

"Nuna" panggilnya lembut. "Keluarga Hwang itu seperti apa menurutmu ?" Dahyun sedikit tersentak mendengarnya. "Jawabanku sepertinya sudah jelas, mereka gesit dan haus darah, kecuali Hwang In-Yeop yang hidupnya normal" jawab Dahyun.

"Felix, aku tau ini berat bagimu, tapi tolonglah, kau adalah yang paling bisa diandalkan dalam situasi seperti ini, kita akan melakukannya bersama, kakak janji" ujar Dahyun tersenyum, mengusak rambut itu.
"Aku selalu suka di dekatmu, rasanya lembut dan hangat, kak"

#TBC
UwU mau tamat dan serial ketiga adalah gak ada, alias serinya discontinued di seri kedua ini, jangan kangen ya
anyway aku mau jelasin sedikit kenapa di sini para tokoh sering ganti-ganti panggilan
Kak : artinya si tokoh manggil big bro, bro, sis atau big sis
sengaja aku bikin variatif sih dari awal
semoga gak terlalu bingung lagi ya

jangan lupa vote dan komennya
see you in next chapter!!

You're My Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang