30

20.4K 1.2K 234
                                    

"Tumben hari ini cafe sepi amat." Ucap Gracia pada Indy saat dirinya baru tiba disana.

"Kata si Ayana, cafe kita di booking sama mba-mba yg duduk disana." Tunjuk Indy pada seseorang yg duduk di pojok. Orang itu menutupi wajahnya dengan sebuah majalah.

Gracia ber oh ria,

"Aneh gak sih dia? Booking ini cafe tapi dari tadi disitu sendirian. Kirain bakal buat meeting kantor gitu." Ucap Indy.

Gracia mengerutkan keningnya, buang-buang uang saja pikir Gracia.
"Serius?"

Indy mengangguk.
"Dan yg lebih aneh lagi, dia ga mau di layanin sama gue masa, untung cakep. Kalo kagak udah gue jambak." Ucap Indy dengan nada kesal.

Gracia terkekeh,
"Lucu banget yak."

Indy mengangguk.
"Katanya pengen di layanin sama orang yg bernama Gracia."

"Gue?" Ucap Gracia sambil menunjuk pada dirinya sendiri.

"Ya elo lah, siapa lagi! Emang disini yg namanya Gracia selain lo siapa?" Kesal Indy karena Gracia juga terkadang suka lemot.

"Aduh, susah emang jadi orang cakep. Dikit-dikit ada aja yg nungguin." Ucap Gracia sambil mengibas-ngibaskan rambutnya.

"Idih, gue tau kok. Pasti lo pakai pelet celana dalam kan?" Ucap Indy sambil menunjuknya dengan tatapan menyelidik.

"Pelet celana dalam matamu! Dah ah gue mau kesana dulu. Siapa tau itu jodoh gue." Ucap Gracia sambil tertawa.

Indy memutar bola matanya malas.















"Hm mba, permisi mau pesan apa?." Tanya Gracia sesaat setelah sampai pada meja orang tersebut.

Namun orang itu hanya diam dan tidak menyauti Gracia. Orang itu masih terfokus menutupi wajahnya.

"Mba,. Saya Gracia, kalo mbak masih belum ingin memesan saya balik lagi kesana. Silahkan di baca-baca dulu. Ntar tinggal panggil aja. Permisi mba." Ucap Gracia yg sebenarnya kesal dengan orang ini, ia kemudian berjalan tapi terhenti setelah orang itu berbicara.

"Greee." Ucap orang itu pelan menurunkan majalah yg dari tadi ia baca.

Gracia sedikit tersentak mendengar suara yg sudah terasa sangat lama sekali tidak ia dengar. Gracia sangat hapal betul suara ini dan sudah pasti orang yg tengah duduk ini adalah Shani. Namun ia mencoba bersikap biasa saja.

"Mbak mau pesen apa?." Tanya Gracia cepat dan berbalik menghadap Shani tapi dengan tatapan datarnya.

"I miss you." Bukan menjawab pertanyan Gracia, tapi Shani justru melontarkan kata rindu untuk Gracia. Mata Shani berkaca-kaca karena tidak percaya bahwa akhirnya dia bertemu dengan Gracia.

Gracia memutar bola matanya dengan malas.
"Sekali lagi saya tanya, mbaknya mau pesen apa?" Ucap Gracia tidak menggubris ucapan rindu dari Shani. Gracia masih memasang muka datarnya.

"Aku ga butuh makanan atau minuman disini, aku cuma butuh kamu." Ucap Shani masih dengan nada lemah dan juga tatapan rindunya untuk Gracia.

"Maaf mbak saya tidak punya waktu untuk meladeni tingkah aneh mbaknya. Saya sibuk, disini rame." Ucap Gracia kemudian.

"Kan cafe ini udah aku booking, jadi ga bakalan rame." Ucap Shani akhirnya dengan nada santai.

Gracia memilih untuk pergi meninggalkan Shani yg duduk disana. Shani menjadi cemberut melihat itu.




"Lo aja deh yg layani dia, gue males." Ucap Gracia pada Indy sambil melepas apron yg biasa ia pakai.

"Loh kok gue? Kan udah gue udah bilang dia ga mau di layani sama orang lain selain lo!" Ucap Indy sedikit ngegas karena kesal dengan Gracia.

Nikah Paksa ( END ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang