WHISPER

24. Vows

Here come....

Melisa melangkah masuk ke dalam rumah ketika Owais sedang menonton tv. Jam menunjukan pukul 8.00 malam. Owais hanya buat tidak tahu. Melisa masuk ke dalam bilik. Dia mandi, solat lalu terus baring di katil dan berpura tidur. Owais tunggu hampir 2 jam namun Melisa hanya senyap di dalam bilik. Dia jadi risau.

Owais mematikan tv lalu dia melangkah masuk ke dalam bilik yang sudah pun gelap. Perlahan-lahan Owais mendekati katil dan lampu tidur dipasangnya. Melisa sedang baring membelakanginya. Owais naik ke atas katil. Dia memandang ke sisi wajah Melisa. Kelihatan sembam seperti baru sahaja menangis.

"Mel, are you sleeping?" bisik Owais.

Owais memeluk Melisa dari belakang. Dia mengucup bahu isterinya.

"I'm sorry," bisik Owais.

Bibir Melisa bergetar. Pantas dia bangun lalu menolak tubuh suaminya. Owais terkejut. Melisa duduk di hujung katil.

"Mel.."

"Stop!" Melisa menghalang Owais dari mendekatinya.

Owais terdiam dan pergerakannya terhenti.

"I'm sorry.."

"No! Owais! Stop!" tangis Melisa.

Owais memandang belakang Melisa.

"Please Mel..."

"No Owais! Stop saying you sorry! It's my fault!" tangis Melisa.

Melisa menutup wajahnya.

"I'm sorry, I didn't listen. I'm sorry I hurt you. I'm sorry for saying those mean words. I'm sorry I didn't trust you enough. I'm sorry I doubt you. And I'm sorry I cried," luah Melisa.

Owais terus memeluk Melisa dari belakang.

"Come here," Owais menarik Melisa ke dalam pelukannya.

Melisa menukar posisi mereka dengan duduk di atas riba Owais. Dia menyembamkan wajahnya di leher jejaka tersebut lalu menangis sepuasnya. Owais menggosok belakang Melisa.

"Let me see your face," Owais memegang wajah Melisa.

Dia menjarakkan tubuh Melisa lalu menyandarkan dahi mereka.

"Hey, I miss you," bisik Owais sambil tersenyum.

Air mata Melisa laju sahaja mengalir.

"I... I'm sorry! Please Owais. Don't throw me away! Please! Don't abandoned me!" Melisa mencengkam baju Owais.

Nafas Melisa terus kencang. Wajah Owais terus berubah. Sekali lagi dia menyaksikan Melisa diserang panic attack.

"What are you talking about Melisa? I will never ever do that! Not in this lifetime or another," kata Owais dengan tegas sambil menggosok belakang Melisa.

Melisa menyembamkan wajahnya di bahu Owais.

"After all I've said to you. After all I've done, you still let me stay by your side?" tanya Melisa yang sesekali tersedu.

Owais memeluk Melisa dengan sangat erat. Dia menyembunyikan wajahnya di leher Melisa.

"The true is. I'm scare. I'm scared, Melisa. I don't wanna lose you. Aku dah lama balik. Bila aku call Kak Mar, dia kata kau dekat rumah. Aku tahu kau suruh Kak Mar tipu. I'm scared. I though you'll never come back. I'm sorry. I should talk about this but I don't want you to get hurt. I just wanted you to be happy. Everytime you see me, everytime you remember me, everytime you miss me or dream about me, all you feel is happy. That's my goals. But now, all you do is crying in sorrow and pleading countlessly sorry," rintih Owais.