5. Wedding

289 18 2
                                    

Hoho~~

























Setelah seminggu mereka bertunang, hari yang ditunggu pun tiba. Melisa sibuk dengan pembelajaran dan persiapan perkhawinan. Owais sebuk dengan urusan bisnes dan melatih pelajar bermain bola sepak.  Jejaka tersebut cuba mencari masa untuk membantu Melisa menyiapkan hal-hal berkaitan dengan perkhawinan mereka. Walaupun sebuk, namun segalanya berjalan dengan lancar.  Tuhan seakan merestui hubungan mereka.

"What's up!" Melisa mengangkat panggilan dari Owais.

"Assalamualaikum," kata Owais.

Melisa tergelak kecil begitu juga dengan Owais.

"Waalaikumsalam. You no fun," kata Melisa.

Melisa membuka loud speaker kerana dia sedang melakukan kerja seninya.

"Tengah mewarna ke?" tanya Owais.

"Yeah.  I can't sleep, I'm nervous," kata Melisa sambil tangannya sebuk bermain dengan warna.

Senyap seketika di antara mereka tatkala teringat bahawa esok adalah hari pernikahan.

"Kau rasa, betul ke apa yang kita buat ni? Kau rasa, berbaloi ke kau khawin dengan aku?" tanya Owais.

Pergerakan tangan Melisa terhenti.

"Are you single?" tanya Melisa.

Owais tergelak.

"Yes," jawab Owais.

"Are you in love with someone?" tanya Melisa lagi.

"No," jawab Owais.

"Then, there's no problem," jawab Melisa dengan ceria.

Owais mengeluh.

"I'm talking about you. Are you okay with everything?" tanya Owais.

"If things going down, I'm gonna drag you too," jawab Melisa bersahaja.

Owais tersenyum.

"Sound you so ready to be my wife," usik Owais.

"Because my soon to be husband is a coward," Melisa memulangkan paku buah keras.

"No I'm not!" Owais rasa tercabar.

"Then aku cabar kau untuk sekali lafas sahaja esok," Melisa tersenyum penuh muslihat.

"If I did it, what I get?" tanya Owais.

"Me, duh!" jawab Melisa sambil menahan tawa.

Pantas Owais meletakkan panggilan. Wajah jejaka tersebut terus merona merah.

"Is she flirting with me?" kata Owais sendirian.

Owais merenung jauh.

'What happen if one day I end up falling in love with her?' desis hati Owais.

"Pfft! She's gonna be my wife. I should love her, right?" kata Owais.

'I love her because she's my wife, that it!' kata hati Owais dengan sangat tegas.

















"AKU terima nikahnya Melisa....

Sekali lafas sahaja Melisa sah bergelar isteri Owais. Kini mereka di sesi menyarung cincin.

"You not shaking," bisik Melisa.

"I'm not as coward as you thing I am," bisik Owais semula.

"Wait a minute!" terbutang mata Melisa melihat cincin yang sedang disarungkan oleh Owais di jari manisnya.

WHISPERWhere stories live. Discover now