1. Namanya adalah Joy

336 24 0
                                    


Natasha berjalan menuju pintu rumahnya. Suara ketukan pintu semakin mempercepat langkahnya. Ia langsung melemparkan senyum ramah begitu ia membuka pintu. Namun senyumnya seketika memudar saat mendapati sosok di depan pintu rumahnya.

"Nak, kamu cari siapa?" Tanya Natasha pada anak kecil yang ada di depannya

Anak perempuan itu terdiam sesaat. Ia menatap Natasha dengan wajah takut. Akhirnya, dengan ragu ia memberikan secarik kertas pada Natasha.

"Kata mama, aku akan bertemu dengan ayah disini"

Natasha menerima kertas dari anak itu. Tidak banyak tulisan disana. Intinya anak perempuan ini adalah anak Zac.

   Natasha terdiam sesaat. Ia lalu mempersilahkan anak kecil itu masuk dan duduk di sofa ruang keluarga.

"ZAC..." teriak Natasha dengan kencang bahkan teriakannya berhasil membuat anak kecil itu terkejut dan semakin ketakutan.

   Sesaat kemudian seorang pria dengan setelan jas kerja yang rapi turun dari tangga. Ia tampak sibuk merapikan dasinya sedangkan kakinya dengan lincah menuruni tangga.

"Ada apa, bu? Aku belum telat kok"

"Zac, lihat ini!" Ucap Natasha seraya menujuk anak kecil yang terus menunduk sejak tadi.

   Zac menatap anak kecil itu dengan bingung lalu kembali menatap ibunya.

"Anak siapa ini?"

   Natasha tampak kesal lalu melemparkan secarik kertas yang tadi ia baca. Zac langsung mengambil kertas kecil itu dan membaca. Tubuhnya langsung bergetar begitu ia membaca nama "Allana" sebagai penulis surat.

   Zac langsung mendekati anak perempuan itu dan mencengkaram kedua bahu anak itu dengan sangat kuat.

"Mana Allana? MANA ALLANA?" Teriak Zac dengan sangat kencang

Anak perempuan yang sejak tadi ketakutan seketika menangis dengan sangat kencang.

"Berhenti menangis dan katanya dimana Allana!" Perintah Zac lebih keras

   Natasha segera menarik tubuh Zac dan menenangkan anak kecil itu.

"Apa kamu gila? Sekarang bukan waktu yang tepat untuk menanyakan wanita jalang itu!"

"Tidak, bu! Zac harus tahu dimana Allana!"

Natasha menampar keras pipi Zac. Mencoba menyadarkan Zac.

"Sadarlah, Zac!" Ucap Natasha dengan suara bergetar karena emosi yang sudah meluap dalam dirinya

Zac terdiam. Ia mencoba mengontrol emosinya namun tatapan tajamnya terus tertuju pada anak perempuan yang terus menangis ketakutan.

Natasha berjalan menuju dapur. Ia mengambil gunting lalu kembali. Tanpa mengatakan apapun ia langsung menggunting rambut Zac dan anak perempuan itu.

"Berikan pada pak Leo. Dan suruh dia bawa ke rumah sakit untuk tes DNA"

"Bu..."

"Diam, Zac! Cepat pergi kerja dan berikan ini pada pak Leo"

Zac menyerah. Sejak dulu ia tidak pernah berhasil membantah ibunya.
•••

Natasha menatap kertas di depannya. Matanya terpaku pada kertas hasil DNA yang baru saja Leo berikan padanya. Entah sudah berapa lama ia terus melihat kertas itu dan berharap hasil DNA itu berubah. Namun berapa lama pun ia menatap kertas itu, hasilnya akan selalu sama. Anak perempuan itu, memang anak Zac dan wanita jalang yang sangat ia benci.

Sad WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang