my dear future self

231 29 0
                                    

"pasti kau dirasuki nenek-nenek pembohong" Childe mengangguk dengan bingung. Zhongli menghela napas lalu mengerami tangan Childe menggunakan tangan miliknya.

"Jangan dipercaya. Dia memang perusak tunangan karena miliknya gagal lalu dia bunuh diri" Zhongli lalu berdiri dan mengambil semangkuk sup dan nasi untuk Childe dan dirinya. 'apakah benar katanya atau apa benar nenek tadi' bingung dan gelisah dirinya sambil mengunyah nasi dimulutnya. Tentu Zhongli sadar dan menahan tangan Childe dan menyuapinya.

'dasar nenek tua itu'

apa Zhongli tau atau tidak tentang cerita nenek tadi? Ya benar tau....

Bahkan Childe tidak bisa tidur memikirkan mereka berdua dan kata nenek tadi. Benar atau tidak ya? Pikirnya.

"Tidurlah nenek tadi mau aku mengikuti jalannya" Zhongli menepuk kepala Childe dengan pelan sambil menyanyikan lagu tidur dengan santai dan pelan. Tetapi Childe tidak kunjung tidur sampai tengah malam bahkan matanya pucat dan tangisan terdengar lagi. Dasar cengeng....

Si cengeng bangun dengan air yang kering dan liur di mukanya. Dia begitu menyesal pergi ke taman tersebut,lagihal penjelasan tersebut berisikan hal janggal. Tentang banyaknya kelakuan jahat Zhongli dan kekasaran dirinya. 'memang benar tidak ya?' satu hal yang terpikirkan oleh Childe. Hanya satu itu saja ditoilet dan diwaktu kosong sebelum berangkat kuliah.

Memasuki kuliah, begitu banyak yang menyambut Zhongli dengan banyaknya pertanyaan dan bantuan. Bukan dia iri tetapi dia merasa terpojokkan terlebih banyak yang menatap sinis dan mendorong-dorong dirinya. Padahal dia masuk jurusan dokter...

Mengapa kedokteran padahal dia kan bodoh? Tentu dia dipaksa kedua antagonis agar ilmunya dapat dipelajari oleh Zhongli dengan gratis. Melelahkan.

Menurut Childe sih begitu, dan memang benar guna dan untungnya.

Sekarang dia sedang di laboratorium melakukan ujian 'menjahit sel tipis telur'. Sulit sekali dia mengerjakan nya dengan telaten, begitu banyak halangan seperti temannya yang main-main hampir menyobeknya karena hasil tersebut tampak indah. Dia lulus dengan nilai yang bagus walau harus menggunakan 3 jam untuk membuatnya.

Sedangkan Zhongli mendapatkan nilai sempurna di jurusan miliknya. Tidak terkejut karena ujian tersebut terlihat gampang tetapi memang gampang jika tahu.

4 jam berlalu, mereka tak sengaja bertemu di kantin. Jarang-jarang waktu istirahatnya mereka terjadwal sama dihari-hari laboratorium. Mereka keluar jika selesai sedangkan jurusan Zhongli memiliki tenggat waktu.

"Bisa tidak?" Childe mengangguk dan menunjukkan rekaman, catatan serta opini guru tentang pekerjaan nya. Zhongli melihat rekaman video yang penuh dengan keseriusan dan gangguan yang membuat dirinya sedikit kesal.

'Mana ada calon dokter seperti itu' dia menghela napas saat sadar kalau tidak ada kerusakan. Teman Childe begitu sembrono dan tidak fokus bahkan tidak mengerjakan sedikit pun. Yah golongan orang kaya gimana sih...

15 menit menatapi video dan buku opini guru, dia begitu terkesan dengan Childe dan hasilnya yang rapi walau memakan waktu.

'Nama: Ajax
Opini tugas:
Menarik dan menakjubkan bagi amatir. Begitu rapi dan fokus disaat mengerjakan. Semoga bisa lebih baik lagi dan jadilah nomor satu.
-A'

Mendapat A tambah atau kurang masih tetap menakjubkan. Zhongli menepuk pundak Childe lalu memeluknya dari samping sambil berbisik selamat.

"Tetapi gurumu tidak melihat salah satu jahitannya masih salah. Belajar lah lagi." Seperti ibu yang memaksa permintaan dan cita-cita nya. Childe seketika cemberut dan melihat ke arah lain atau ke golongan perempuan. Tetapi Zhongli menarik perhatian matanya dengan cara yang sedikit kasar.

Apakah ini perpecahan mereka?

Mungkin, tetapi Childe tidak akan menyerah dan tetap menuruti tunangannya yang baik dan kasar sesama.

Maaf keburu
541 words

|| zhongchi || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang