teacher favorites one

545 39 0
                                    

Masa kini begitu banyak murid yang krisis pendidikan. Termasuk Childe, dia seorang anak muda yang berhenti bersekolah semenjak 1 tahun lalu. Dia bekerja di SMA Mihoyo lap 1, sebagai tukang bersih-bersih disana. Dia selalu direndahkan derajatnya oleh anak-anak seumurannya, tapi bekerja begitu penting sehingga dia harus memaksa dirinya walau terkadang dia sudah tidak kuat lagi.

Walau begitu, dia mengidolakan seorang guru yang berbeda dengan guru lelaki lain. Dia pintar dalam mata pelajaran bukannya hanya fisik saja, biasa guru laki lainnya berolahraga tapi guru kesukaannya suka kepada pelajaran IPA dan matematika.

Guru tersebut adalah Zhongli Xiansheng. Seorang yang selalu terburu-buru setelah pulangan, dia nampak memiliki kerjaan lain yang dikejar juga oleh karena itu Childe susah berkesempatan untuk berbicara.

Hari ini, dia sedang mengunci pintu dan ingin menutup sekolah di jam 4 sore. Dia sudah menutup semua kecuali satu tempat yaitu lantai atas. Dia segera menaiki satu anak tangga ke satu lainnya dan sampai di lantai atas, kebetulan ada yang sedang memakai ruang komputer. Jarang-jarang dia melihat orang menggunakannya di jam luar sekolah, dia juga takut jika ada kesalahan teknis sehingga menyala sendiri. Bagaimanapun nyali Childe itu kecil, dia juga gaptek tapi dia harus melaksanakan tugasnya. Dia kini berani untuk mengambil keputusan untuk mengecek dan dia mulai membuat langkahnya kesana, Di tiap langkah rasa panas dingin berubah-ubah apalagi disaat dia memegang gagang pintu. Rasanya dia sedang terkena demam tinggi, dia juga sempat berpikir jika apabila dia masuk rumah sakit dia akan menjual organnya saja lebih baiknya.

Dia tanpa pikir panjang membuka pintu, dia akan mengatakan permisi tapi dia justru makin gugup.

"P-permisi..."

Childe sudah mulai lega, dia sadar kalau itu adalah guru yang dia sukai tapi dia terkejut jika dia di sekolah dijam segini.

"Ah ya Childe, silahkan masuk aku ingin berbicara."

"Iya pak"

Childe membukakan pintu untuk Dilintasinya, dia berdiri di samping Zhongli dan didepan laptop pribadi Zhongli. Nampaknya dia mengerjakan penyusunan laporan tugas sambil mencari referensi aneh yang ditulis dikertas yang berada disebelah laptopnya.

"Duduklah, aku ingin mengetahui mu"

"Hm"

"Kau 20?"

"Tepatnya 16"

Zhongli terkejut, dia mengenal hal ini lebih ketidak adil dan tidak wajar. Dia semakin penasaran akan identitas anak kecil ini,

"Kau yatim piatu?"

"Ya, aku dibuang karena krisis. Jangan salah saja aku ini keturunan orang Russia, snezhnaya."

"Ah itu menjelaskan betapa anehnya rambut oranye ini"

Zhongli begitu terus terang saja tanpa mengode apapun. Dia mau jawaban langsung dan dia begitu mau dipercaya, dia tak panjang melebar tapi meminta suatu permintaan.

"Bawakan rapot mu besok beserta identitas diri yang tercatat. Sekarang kau akan kuajari dasarnya komputer"

Childe dengan takut duduk di kursi sebelah Zhongli. Dia tidak berani menyentuh komputer didepannya sendiri walau masih mati sekali pun, dia menunggu instruksi dari guru nya.

Setelah menunggu lama, dia mulaj terbiasa dengan keadaan tersebut. Dia hanya perlu diam, tapi disaat Zhongli berdiri jelas dia terkejut dan semakin takut. terutama disaat Zhongli berdiri dibelakangnya sambil membungkuk sedikit dan memegang tangan Childe yang berkeringat dingin untuk menyentuh mouse. Tapi dia memberi tahu instruksi menyalakan komputer dulu sebelum itu. Dia tahu Childe sedang gugup, bahkan tangannya ikutan basah akibat keringat yang dikeluarkan Childe tapi dia tidak peduli karena tugasnya adalah mengajari.

Setakut apapun Childe masih harus melanjutkan ini demi ilmu dan genggaman Zhongli. Tangannya bahkan lebih kecil dari tangan Zhongli yang putih dan besar, tubuhnya yang kurus dibanding Zhongli yang seukuran standar lelaki yang memiliki antrian wanita serta ilmu yang dimiliki Zhongli begitu berbeda dari guru lain.

"Begitu, mudah bukan? Sekarang pulanglah ini sudah jam 5" ujar Zhongli setelah mengajari Childe, dia tidak bermaksud mengusir tapi ini sudah aturan sekolah untuk menutup jam segini. Tanpa Zhongli Childe juga akan bingung cara mematikan listrik sekolah, akhirnya mereka pulang bersama. Zhongli mematikan mesin listrik dan Childe mengunci pintu dari dalam sampai gerbang luar.

Mereka berjalan di lapang parkir yang besar sambil diam-diaman. Akhirnya Zhongli memutuskan untuk memulai topik,

"Dimana rumahmu?"

"Di atas liyue. Wuwang hill"

"Wuwang hill ya, jauh sekali. Kau tidak akan sampai jika berjalan, mari kuantar" tawar Zhongli, Childe menolak lagihal dia sudah terbiasa dengan berjalan kaki dari sekolah sampai rumahnya. Dia juga malu....

Tapi Zhongli memaksa, Zhongli mendorongnya masuk mobil dan berkata tidak akan apa-apa jika numpang sebentar.

Zhongli menyalakan mobil dan mengendarai mobil pribadinya. Dia berkata akan keadaan rumah atau mungkin kos yang ditempati karena di sana begitu berbahaya, Mau gaib ataupun hidup.

"Terimakasih ya p-"

"Xiansheng. Panggil aku itu"

"Ya, X-xiansheng"

Childe melambai sebelum pergi meninggalkan stasiun. Dia begitu merah, dia begitu memimpikan ini dan apa yang akan dilakukan jika Zhongli memperkenalkan cintanya. Childe tidak akan siap...

Hehe susah pilih draft

760 words

|| zhongchi || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang