teacher favorites one

283 33 1
                                    

Sebenarnya tidak ada yang mau laki-laki berakting seperti perempuan tapi itu kehendak mereka.

Childe selalu termenung setelah mandi, dia mau tidur tapi tempat yang di tempati bukan rumah gubuk kecil miliknya. Dia selalu sulit tidur di sana, dia tidak mau meninggalkan rumahnya tapi dia sudah tidak diterima.

Childe akhirnya memutuskan untuk menelfon Zhongli. Dia tahu Zhongli sedang sibuk tapi dia sedang perlu karena hanya Zhongli yang bisa diajak berbincang dimasa kininya.

Masa juga mengajak tetangga yang tidak dikenali curhat kan mustahil.

/Ring ring
/Terbuka

"Ya, denganmu Childe?"

"Mhm..."

"Perlu apa?"

"Tidak, tapi apa maksud mu dengan uang sebesar ini."

"Hanya jajan saja"

"Kebanyakan!! Besok aku akan memasakkan makanan untukmu jika kau mau"

"Aku akan menerimanya. Pasti enak, sekarang aku sedang pulang"

"Ya hati-hati"

Childe mendengar suara respon handphone jika telfon dimatikan. Dia menaruhnya di samping lalu pergi kebelakang memikirkan bekal yang cocok. Dia lupa dia sedang di kos dan pergi keluar ke supermarket terdekat, dia awalnya hanya berjalan menyusuri suasana perkotaan dimalam hari. Sampai ada mobil yang menghampiri nya, itu Zhongli yang sekali lagi kebetulan bertemu dengannya.

"Naiklah, aku antar"

Childe mengangguk, dia menaiki mobil dan menutup pintu. Dia mengatakan kemana tujuannya sambil melamun menghadap ke depan. Dia cukup lama melamun sampai-sampai tidak sadar kalau dia sudah sampai.

"Hey Childe, kita sudah sampai jangan hanya melamun." Zhongli bukan disebelahnya lagi tapi didepan pintu mobil Childe. Dia terlalu memikirkan hal yang tak berwenang Sampai lupa daratan.

Childe berkedip kaget. Dia melihat ke arah Zhongli sambil tersenyum, dia menurunkan kakinya dari mobil tangannya menyentuh pintu mobil sedangkan satunya ditaruh di pundak Zhongli. Dia sebenarnya kesulitan turun tapi dengan estetik tidak sembrono melemparkan tubuh ke arah Zhongli.

"Mobilmu ketinggian"

"Pas kok" kata Zhongli, Childe hanya mengeluarkan 'hum' dan berjalan menuju pintu minimarket. Childe membuka pintu dan masuk sambil terkejut dingin, tapi dia mengabaikannya dan tetap masuk sambil mencari bahan-bahan yang akan diperlukan.

"Mau dimasakin apa?"

"Apapun asal jangan kacang"

"Lemah"

"Bukan aku hanya benci" Zhongli memang sedikit membuat-buat tapi dia sebenarnya tidak boleh memakan kacang dan Childe sadar tentang itu. Zhongli bukan tipe orang yang makan sembarang, dia hanya memenuhi gizinya.

Childe mencatat hal itu, dia berkeliling mencari sesuatu yang menarik. Setelah berkeliling, dia menemukan sesuatu yang cukup menarik perhatiannya, sayur hijau dan daging ayam segar.

Dia memasukkan keduanya kedalam tas belanja dan mencari-cari saus tiram dan beberapa bawang-bawangan. Setelah itu dia pergi ke kasir dan mengantri, tidak butuh lama dia sudah digaris paling depan. Kasir tersebut memindai barang belanjaan dan memasukkan data belanja untuk mendapatkan harga total.

"5000 Mora"

Childe mengeluarkan uang miliknya, tapi dia didahului Zhongli yang bahkan lebih cepat dari kasir tersebut. Childe pun sedikit murung, dia merasa malu jika terus menerus dibayari Zhongli seorang guru swasta.

Mereka akhirnya keluar dari tempat minimarket tersebut. diluar hujan, Childe semakin menggigil merasakan cuaca dingin tersebut. Dia sudah mencoba menutupi tubuhnya dengan tangannya yang disilang tapi apa yang lebih membuatnya hangat?

Jaket Zhongli. Zhongli meminjamkan jaket miliknya, dia menaruhnya dipunggung Childe dan merapikan sehingga tidak akan terjatuh dari pundak Childe. Dia mulai membantu Childe berjalan ditengah hujan sampai ke mobil. Disaat mereka duduk, Childe membuka mulutnya,

"Terimakasih"

"Ya"

"Bagaimana kau bisa tau hasil sebelum diberitahu?"

"Yah aku hitung disaat kau memasukkan apapun ke tasnya"

Childe begitu takjub, dia tidak tahu betapa pintarnya Zhongli.  Zhongli mulai menjalankan mobilnya ke wuwang hill, Childe sudah berkata dia pindah tapi Zhongli tidak mendengarkan. Dia menyetir dengan cepat walaupun santai, sampai ke wuwang hill diwaktu terangnya.

Zhongli turun dan berjalan memasuki pelosokan hutan, yang bukan keluarga tidak akan tahu. Childe mengejar Zhongli sambil mencoba melarangnya untuk kesana tapi kekuatan mereka berbeda. Zhongli pun sampai di "rumah Childe".

Dia berjalan memasuki "desa" yang ramai sampai di depan kediaman besar keluarga pemilik desa. Dia memegang erat tangan Childe dan menariknya dengan paksa, sampai masuk. Ayah Childe begitu terkejut, dia menangis sambil mengucapkan maaf berkali-kali kepada Zhongli. Tapi Zhongli tak acuh terhadap maafnya dan pura-pura tidak mendengar.

"Tch, diamlah. Aku membawa Childe hanya untuk mengambil nyawa yang harusnya kau ganti" Zhongli lalu tersenyum kecil, sedangkan Childe hanya diam kebingungan sambil melihat ayahnya yang menangis kencang didepan Zhongli.....

Maaf ya aku agak sibuk jadi sebisanya aja. Pokoknya ini plotny susah tapi sudah punya alur jadi sad atau fluff ya?

706 words

|| zhongchi || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang