my dear future self

302 31 1
                                    

"apa yang sedang kau lihat?" Zhongli masih melihat arah Childe dengan gemuruh amukan dimatanya. Childe bersiul kecil dengan melihat ke arah yang sama seperti pertama dan membuka mulut

"Jangan iri, aku masih berkembang jadi jangan heran." Zhongli ingin mencekik leher Childe karena tak nurut tetapi dia ingat mereka masih di publik. Dengan cara lain dia mencekok Childe dan menciumnya diam diam di kantin. Mencium dan berbisik sih tetapi apa yang dibisikkan sedikit menganggu

"Aku akan menjelaskan kembali di rumah, aku harus pergi jadi siap-siaplah~" guraunya lalu berjalan menjauh setelah melambaikan tangannya. 'tap... tap...' suara kaki Zhongli di koridor kampus. Rasanya ada yang seperti mengikuti dirinya dan siapa orang tersebut.

Saingan Zhongli, beribu orang dari dalam masih saja ada saingan yang mau memilih dirinya menjadi musuh. Wanita berambut hitam panjang dan detail yang indah dari tubuh dan mukanya. Riasan begitu mencolok dan juga suara yang sangat indah tersebut dapat menarik hati banyak lelaki di kampus kecuali Zhongli. Dia begitu setia walau kejam sekali pun.

"Sudah puas mempermainkan hatinya?" Tanya wanita tersebut yang bergema dari beberapa meter jauhnya. Zhongli berbalik dengan senyum kejam dan tawa liciknya. Sebenarnya Zhongli ini baik atau jahat?

Tidak ada jawaban, tetapi tawa Zhongli yang kecil sekali pun terdengar begitu jelas dan khas dengan berat tawanya.

"Tentu saja belum, tidak ada tanda aku akan meninggalkan dirinya. Saudari angkat ku..." Zhongli tersenyum pahit, dia muak dengan saudarinya berada disekitar menganggu dan tidak mau diam dan menjaga mulut.

Wanita tersebut bernama An ing Che, yang biasa dipanggil A-ning. Keturunan ke-4 keluarga tiri Zhongli dan wanita mandiri yang kerjaannya menghabiskan duit.

Zhongli tak berkata melainkan pergi dari sana. Apa masa depan akan berkata sama? Mari kita lihat

Timeskip, mereka lulus kuliah dan sudah menjalani rasa pernikahan bersama 1tahun, dimana semua dirasakan sakit dan bahagia. Setelah perusahaan diberi ke Zhongli. Semua berjalan lebih lancar dan banyak kemajuan yang lumayan, sedangkan Childe dibelakang kehidupan seperti itu berada di posisi antara bunuh diri atau tidak. Zhongli begitu baik untuk tidak mengijinkan Childe menjadi dokter agar terhindar dari virus tetapi dia begitu kasar kepada Childe. Begitu juga ibunya yang begitu bangga dan selalu bersama jika ada shooting bukannya anaknya.

Kini Ayahnya tertidur dibawah tanah di Kuburan keluarga. Setiap hari Childe menjenguk kuburan ayahnya dan menangis disana. Sendirian saja...

Dia tidak berani menangis didepan Zhongli tetapi dia menangis diwaktu kosong. Tidak sekalipun dia bertemu temannya melainkan bersih-bersih, menjadi pelampiasan, dan boneka. Dia merasa tidak berguna dan merasa tak pantas.

Disiang hari, dia membaca buku perceraian dan kehancuran keluarga. Ceritanya mengingatkan dirinya seorang nenek yang ditemui beberapa tahun lalu. Tanpa pikir panjang dia segera bersiap dan pergi ke taman tersebut.

Setelah berjalan beberapa jam, dia menemukan taman tersebut masih sama dan makin terbelangkai. Dia duduk dikursi seperti dulu dan menunggu hingga malam hampir tiba. Disaat dia ingin pulang seorang nenek-nenek muncul.

"Apa kalian sudah menikah? Bagaimana dirinya?" Childe terkejut dan menghadap kebelakang lalu menghela napas lega. Dia murung dan bercerita tentang perjalanan hidupnya dengan pernikahan sudah bertahan tersebut.

"Sebaiknya kau ambil hartanya dnegan membunuh Zhongli lalu berdiri dan mulailah berpikir" Childe terdiam lalu berjalan dan mengatakan selamat tinggal. Seketika nenek tersebut hilang tetapi nenek tadi siapa ya...

Dirumah, dia ditunggu oleh Zhongli dan ibunya yang duduk disofa. Muka mereka begitu seram dan mata penuh amarah. Childe kira dia akan dimarahin karena tidak menyiapkan makan malam. Tetapi mereka berkata lain

"Kau keluar rumah ya?! Sudah dibilang jangan tetapi tidak nurut" Ibunya membentak keras didepan suami Childe tanpa takut. Karena dia tahu Zhongli berada dipihaknya. Sebenarnya Zhongli itu baik atau jahat....

Childe pov
Pertanyaan yang sangat membuat ku pusing, disaat seperti ini dia akan berpikir tentang itu. Sekarang situasinya sedang berada dihadapan ibunya yang memakinya tetapi kenapa Zhongli diam saja. Biasa dia akan ikut marah tapi kenapa hari ini tidak. Aneh...

'Sudah sejam aku dimarahin, apa tidak capek ibu ya?' Tanyanya didalam hati. Ibunya mulai berhenti setelah sejam karena tenggorokannya kering akibat berteriak makian. "Ambilkan aku minum"

"Baik" gumam Childe, dia lalu kembali dengan segelas air untuk kedua antagonis tersebut. Dia diam menatapi Zhongli minum air putih yang dibawakan dengan sergap. Begitu sopan suami tetapi 'benarkah dia baik?' hal tersebut terlintas dipikirannya dan dia menggeleng mencoba melupakan pertanyaan tidak jelas itu.

"Sudahlah, ayo kita berhenti disini" Zhongli menghela napasnya lalu menarik Childe untuk masuk ke kamar dan membiarkan mertuanya pulang sendiri.

Dikamar suasana begitu sunyi, dimana mereka berdua sedang ganti baju di kloset masing-masing. Sampai Childe duluan keluar dan duduk dikasur sambil membaca buku yang belum selesai.

Buku tersebut begitu menarik untuknya, sebaliknya Zhongli malah tidak suka dengan buku tersebut. Dia tidak rela melihat Childe menangis jika buku tersebut dirampas.

"Menangislah." Kata Zhongli, "a- baiklah" Childe diam saja walau disuruh menangis. 10 menit, Childe mencoba menangis dengan mengingat semua kesalahannya dia tetap gagal. Zhongli yang masih didepannya begitu sabar menunggu dengan muka menyesal.

"Aku akan menjelaskan kenapa kami marah dengan mu. Sebenarnya kami melindungi mu dari nenek tersebut yang dia adalah ibu tiri ku." Penjelasan Zhongli menjelaskan sebagian besar dari rahasianya tetapi sebagian lainnya itu apa.

"Kenapa kau begitu jahat? Kenapa kau menggunakan aku sebagai pembantu bukannya istri?" Tangisan pun tak tertahankan sampai akhirnya Childe menyerah menahan tangisannya dan menangis lemah dikasur.

"Kalau itu, karena keegoisanku" Zhongli berani jujur kalau dia itu egois dan kejam. Zhongli mengangkat Childe dan memeluknya sambil mencoba menenangkan Childe.

"Tidak, aku mau bercerai saja! Percuma tau!"
Childe berterus terang dengan isi hatinya tetapi perceraian mungkin jawabannya. Zhongli akan menjawab apa jika sudah menghancurkan hati si impiannya. Mungkin dia akan pasrah...

"Kisah kita berawal dari SMA Mihoyo dan berakhir dikediaman yang kita bangun bersama" Zhongli menyeka air matanya lalu mencium kening Childe yang mungkin ciuman terakhir.lalu pergi...

Kemana? Mungkin dia akan keruang kosong dimana dia sering menghabiskan waktu sendiri. Dan sedang apa pun Childe tak mengerti.

"Aku mungkin salah tetapi mau bagaimana lagi,kalau tidak begitu dia tidak akan kapok" bisik Childe ketelfon yang di telfonnya, dikamar dia curhat dengan temannya sampai berjam-jam. Setelah berjam-jam tersebut dia akhirnya menutup telfonnya lalu pergi ke ruang rahasia tersebut. Sudah cukup rahasia disembunyikan oleh Zhongli.

Dengan sergap dia membuka pintu dan menyiapkan matanya untuk melihat kenyataan. Rupanya Zhongli sedang duduk menghadap keluar dengan bingkai foto ditangannya. Dengan terkejut Zhongli mengeluarkan air mata sambil mengusap bingkai foto tersebut sambil menahannya.

"Zhongli, aku membulatkan tekad ku untuk membuka hidup yang baru." Zhongli tersenyum dan membalikkan badannya. Dia mengangguk lalu mencoba menarik cincin ditangan Childe dengan pelan sambil mengecup tangan Childe tetapi Childe menarik tangannya dengan respon Zhongli terkejut.

"Bukan begitu! Aku mau kau berubah" Childe begitu marah dan cemberut sambil menampar lembut Zhongli yang tertawa kecil atas kesalahpahaman miliknya.

"Aku berjanji membukakan buku kehidupan baru untuk kita. Aku berjanji untuk membawamu kemanapun kupergi dan merawat mu selayaknya. Dengan cinta kasih yang kupendam selama ini izinkan aku membawamu masuk kehidupan baru kita" Zhongli memeluk Childe dan melempar sebingkai foto berisi tiga orang dengan tidak sengaja. Seperti pertanda saja tetapi tanda apa?

Kematian tragis milik Ibu Childe yang rumornya dibunuh oleh seseorang disepanjang jalan. Begitu sedih mereka setelah akur dan kehilangan keluarganya.

Sebenarnya itu adalah cara mempersatukan mereka dan kehidupan baru tersebut adalah keindahan berdua bukan bertiga. Hidup begitu berbahagia juga asyik dijalani terlebih kini mereka sudah masuk pasangan termanis di televisi dan media sosial yang ramai pengguna.

Makasih ya udh baca

1210 words

|| zhongchi || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang