teacher favorites one

329 31 0
                                    

Tidak jarang dia memberi tahu berita-berita seputar guru dan yayasan. Zhongli memang tidak sembarang memberikan berita tapi dia selalu mempunyai topik selain penampilan nampannya, dan dia kini memiliki sebuah rumor buat-buatannya sendiri yang dibisikkan secara diam-diam.
Dia berbisik didalam gerombolan remaja perempuan muda tersebut bahwa, "akan ada anak keturunan murni snezhnaya pindah kesini untuk jam pelajaran Minggu depan ku".

Semua perempuan tersebut girang dan mulai bertanya-tanya tentang fisik anak tersebut. Sekali lagi Zhongli menjelaskan tentang anak tersebut, "rambut oranye, mata biru laut dalam dan tubuh kecil".

Mereka mulai berteriak kecil yang mungkin jangka dengar nya hanya sekelas saja. Mereka melompat kecil tanpa berpikir siapapun yang mirip disekolah.

Zhongli memang cukup yakin memasukkan Childe ke sekolah, dia bekerja disekolah swasta internasional. Gajinya begitu besar jika dihitung, lagipula menyekolahkan anak muda yang memiliki kemungkinan besar akan sukses.

Dia memang guru paling sibuk disekolah, dia selalu mondar-mandir disekolah. Kini dia sedang mengajar diwaktu singkatnya di jam terakhir, tangannya diayun sambil menjelaskan materi-materi dan menanyakan kepahaman para murid tersebut sebelum bel dapat berbunyi.

*Kring*

Bel berbunyi dan semua murid Zhongli dapat pulang tanpa tunggu menunggu. Mereka langsung berberes dan keluar dari ruangan tersebut disusul Zhongli.
Zhongli nampak berjalan santai saja sampai keruang guru tapi dia sebenarnya perlu cepat untuk ke kantornya. Ada urusan penting dihari tersebut, dia juga masih punya waktu sebentar.

Dia diruang guru membersihkan dokumen dan memasukkan laptop nya, tidak lama Childe mendatanginya. Dia membawakan kotak makan Zhongli tersebut, dia juga melihat kotak makan lain dimeja Zhongli. Dia sedikit kebingungan dan bertanya

"Xiansheng, ini kotak makan mu?"

"Ya, kebetulan aku membawa dua. Iya ahaha" suara tawa dan berbicara nya sedikit bergetar gugup. Childe curiga akan kata 'kebetulan' yang keluar dari mulut Zhongli. Dia hanya mengangguk lalu berjalan keluar meninggalkan ruangan guru, dia seharusnya menutup seluruh pintu kelas di jam tersebut. Tapi dia sudah selesai dan sisanya dia hanya harus pulang serta menyerahkan kunci kepada guru yang akan pulang lama.

Dia baru saja mau keluar, tiba-tiba Zhongli sudah dibelakangnya tersenyum sambil memberikan gumpalan uang yang lumayan besar nominalnya. Childe pun terkejut mencoba menolak beberapa kali pun walau dia tetap gagal. Akal Zhongli jauh lebih banyak darinya, yah mau bagaimana jika seorang yang cukup tua dan belum nikah mau kalah dari anak muda terdampar akibat krisis.

Childe memang tidak mau menerimanya tapi dia akan memutar uang tersebut untuk kebutuhan nya dan bekal untuk Zhongli juga. Dia yang berjalan tadi bergegas lari ke arah mobil Zhongli, dia mengetuk kaca mobil Zhongli dengan pelan agar Zhongli mau membukakan jendelanya.

"Ada apa?  Minta antar?"

"Tidak"

"Ah sudahlah masuklah" kata Zhongli dengan cerewet. Dia memang bukan tipe orang yang berisik tapi yah siapa tau kalau dia bagaimana pun. Childe menolak untuk masuk, dia tahu Zhongli sedang sibuk dan dia butuh cepat-cepat berbicara jika seperti itu. Dengan satu tarikan nafas panjang, segera dia berkata, "akumaumintanomortelefonmuagarbisamengabarimu"

"Apa?" Zhongli menggaruk kepalanya dan menyodorkan handphonenya dengan bar QR nomor telefon miliknya. Dia terlihat begitu stress dikejar waktu, Childe juga menyadari hal tersebut. Childe justru ketakutan, setelah mendapatkan nomor Zhongli, dia berterimakasih dan kabur. Zhongli memang sedang marah tapi dia tidak akan membentak seseorang secara langsung tapi dia akan diam sampai ada yang membuatnya tenang seperti Childe menanyakan nomor telepon nya. Dia senang, dia juga senang mengusili Childe. Karena kendali kelemahan Childe ada di tangannya, yaitu keluarga.

Dia bukan sadistik tapi kecanduan.

Childe masih terkejut dengan nada dan wajah Zhongli. Dia nampak kesal dan jengkel, Childe kini takut akan kesalahan yang dia lakukan tapi dia tak tahu yang mana satu kesalahan tersebut.

"Entahlah apa kesalahanku, Xiansheng terlihat serius dan tertekan" kecemasan Childe selagi berjalan menuju kosnya untuk pulang begitu memilukan jika didengar. Itu membawa pilu haru untuk Zhongli, seberat-beratnya mereka belum terlalu kenal banyak tapi sudah akrab bagai teman baik yang sudah bertahun, meski begitu umur memisahkan mereka.

Setelah Childe sampai hujan melanda kencang, Padahal masih sore tapi sudah gelap akibat hujan. Childe pergi mandi sebentar dia menyiramkan air dingin ke tubuh kecilnya serta memakai sedikit sabun wangi yang dia sering gunakan. Setelah mandi dia mencuci mukanya dengan membasuh dengan air dan menggunakan produk mencuci muka wanita yang sedikit mahal dia juga memakai perawatan muka. Walau dia ini seorang lelaki tapi dia sedikit feminis dibanding laki-laki biasa, tidak hanya skincare dia juga punya dress yang imut walau hanya memiliki satu dua dari itu.

Pantas dia merawat diri, dia dulu dirawat oleh wanita yang suka berfikir Childe adalah seorang anak gadis. Dia putih dan tubuhnya juga ideal, bulu mata yang panjang dan mata birunya memenuhi kriteria sebagai seorang wanita. Bagaimana pun semua adalah masa lalu sebelum krisis terjadi...

764 words

|| zhongchi || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang