Liliane terbangun dari tidurnya baru kali ini dia bisa terbangun dari tidurnya dengan nyenyak. Dia hendak turun dan sampai di tangga menuju ruang makan dia menemukan Pansy,Blaise,Theo,Grisha, Draco bahkan ada Geneviève, Eloise dan Cressida dan juga Alexander?
"Cres? El? Gen?" panggil Liliane saat benar itu teman temannya dia berlari memeluknya.
"Astaga ada apa kalian kemari?" tanya Liliane.
"Diundang Grisha, atas permintaan maafnya." jawab Genevive menatap tajam kembarannya.
"Astaga, aku rasa pelajaran etika di Beauxbaton sudah menghilang ya padamu?" tanya Alexander melepaskan jubahnya dan menutupi Liliane yang hanya memakai piyama.
"Xander," panggilnya, lalu Alexander mengecup tangannya. Membuat Blaise menatap nya tajam.
Liliane duduk dan sarapan bersama mereka, "Draco mengapa Manor mu ramai sekali apa kau tidak risih?" tanya Liliane.
"Oh tidak Sister," balas Draco tersenyum.
"Jadi mengapa kalian bertiga juga ada disini?" tanya Liliane.
"Kami akan berlibur ke Yorkshire, Manor Blaise tempatnya Family Estate." balas Pansy dengan riang.
"Dan kami akan ke Albania, kau mau ikut?" tanya Alexander.
Sebelum Liliane menjawab Blaise menyelanya, "Tentu saja tidak karena dia sudah berjanji padaku untuk ikut ke Yorkshire." semua langsung terdiam.
"Liliane, kau ingin bersiap? ayo ku bantu." Blaise langsung menyeret Liliane.
Saat sampai dikamar, Blaise menghempaskan Liliane ke tembok. "Ouch, Blaise you hurt me." eluh Liliane.
"Listen, aku tak mengizinkan mu untuk mendekati lelaki manapun Liliane." kata Blaise dengan aksen Perancisnya.
"Kau tak berhak Blaise." kata Liliane.
"Ya, aku berhak." lalu Blaise mendorong nya di ranjang lalu menindihnya.
"Blaise aku bisa teriak ya, kau mau apa?" tanya Liliane.
"Muffliato." tekan Blaise.
"Baik, im yours and you're mine." balas Liliane.
Dan Blaise langsung bangun membereskan barang barang Liliane dan turun kebawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
unloved-
Fanfiction[Sequel Pureblood] Liliane tidak akan mengira dirinya menjadi bodoh hanya karena mencintai lelaki Zabini itu. Segalanya dia berikan sampai lupa bahwa lelaki tak pernah merasa cukup. Dan dia tak pernah tau hidupnya menjadi sama seperti Ibunya. SPOILE...