• Tiga

6.3K 803 689
                                    

...

"BOTAK GUNDUL!! BANGUN ANJIR, UDAH PAGI NIH. BUKANNYA KAMU ADA JANJI SAMA CUSTOMER MAU GANTI KNALPOT MOTOR??!" seru Ennoshita seraya menarik selimut motif bunga-bunga yang membungkus rapi tubuh sang suami.

Betewe, itu selimut adalah kado pernikahan dari ukenya Suna. Karena si Suga udah ngasih sprei gambar frozen, jadilah Kita memberikan selimut sebagai pelengkapnya. Pokoknya yang bau bunga-bungaan klop banget sama Kita.

"Nnggh.. nggak mau ah. Orang dia aja minta ganti knalpot motor pakai knalpot mobil, mana ngotak coba sayang?!" sahut Tanaka seraya balik menarik selimut tersebut agar kembali menutupi badannya.

"Rejeki nggak boleh ditolak ih!! Ayo bangun, aku harus berangkat ngajar juga Ryu.." Ennoshita tidak menyerah begitu saja dan kembali menarik selimutnya.

"Ini hari Minggu astaga.. siapa yang mau kamu ajar? Penghuni ghaib disana??" tanya Tanaka.

"Anak kelas 10, nilai mereka jeblok gara-gara guru sejarah mereka ngasih soal pelajaran kelas 12" sahut Ennoshita.

"Dikira anak didiknya sakti kali tuh guru. Udahlah aku mau tidur lagi"

"Customer kamu gimana botak?"

"Biarin aja Chikara, toh dia bisa ngacir ke tempatnya Atsumu juga kan?!"

Ennoshita menghela nafas sesaat, "Huft.. bangun atau aku sabet kamu pakai sandal bulu ini?!"

"Sabet aja, cuman sandal bulu nggak bakalan ngefek ke aku"

"Oh, gitu?! Nggak bakalan ngefek ya? Oke.." Ennoshita melipat kemeja yang dipakainya dan meraih sandal bulu milik Tanaka yang tersimpan di kolong tempat tidur.

Tanaka sontak membuka matanya lebar-lebar, ia lupa akan sesuatu hal. Istrinya ini ahli dalam hal sabet-menyabet, mau pakai benda apapun itu pasti akan meninggalkan bekas yang bakalan lama hilangnya.

"Chikara tung-"



Wushh.. Plak..



"AARRGGGHHH..." teriakan kuat keluar dari seorang Tanaka Ryunosuke akibat sabetan dari Ennoshita.

"Am-ampuunn.. ampunn..."



Plak.. plak...



"Ampunnn.. maaf.. maafin aku Chikara" pinta Tanaka.



Plak.. plak..



"Chikaraaa.. maaf atuhh"


Plak.. plak..



"Satu lagi buat bonus" sahut Ennoshita.



Plakk..



Akhirnya berakhir juga penderitaan Tanaka di pagi hari yang indah ini.

"Sana bangun, mandi yang bersih. Aku tunggu di bawah" ucap Ennoshita sesaat sebelum meninggalkan Tanaka.

"Duh Gusti, gini amat nasib gua. Untung sayang.." ucap Tanaka.

"Emang kalau nggak sayang kenapa? Situ mau minta cerai??" sahut Ennoshita yang tiba-tiba muncul dari ambang pintu seraya mengacungkan celurit.

"H-hah?? Y-ya jelas enggak akan lah, kamu tuh satu-satunya yang ada di hati aku"

"Ohh, satu-satunya? Yakin nih? Bukannya dulu kamu pernah ngejar-ngejar mbak Kiyoko ya?"


"Bangsat, kok jadi runyam gini?" batin Tanaka.


"Kok diem? Minta disembelih ya?" tanya Ennoshita.

Komplek Perumahan Pak Ukai -HQ-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang