...
"Oikawa Hajimeku sayanggg.. pelan-pelan atuh jalannya. Nggak akan itu Keisu Market pindah tempat cuman gara-gara kamu jalannya lama.." seru Oikawa untuk yang kesekian kalinya pada sang uke.
"Nggak denger sumpah, bodo amat" sahut Iwaizumi dengan nada cuek.
"Sayanggg ih..." seru Oikawa lagi seraya mempercepat langkahnya dan berusaha untuk meraih pergelangan tangan Iwaizumi, "Tunggu Iwa-chan, jangan cepet-cepet jalannya"
"Nggak ped-.."
Hap.. lalu ditangkap:D
"Akhirnya.. kepegang juga ini istri gua ya Gusti.." Oikawa lantas sujud syukur setelah berhasil menggapai tangan Iwaizumi, dengan segera ia memasukkan tangan sang istri ke dalam saku jaketnya, "Baik-baik disini. Jangan kabur.."
"Mana bisa kabur anjir?? Konsepnya gimana bambank??" gas Iwaizumi sembari berusaha menarik tangannya keluar dari saku jaket Oikawa, "Lepasin Tooru!! Tangan aku gerah tahu!!"
"Mana ada gerah, orang tangan kamu aja dingin kayak mayit"
"Kamu doain aku jadi mayit hah??"
"Bukan gitu sayang, cuman perumpaan aja astaga"
"Dahlah nggak peduli, lepasin tangan aku ih!!" Iwaizumi masih berusaha menarik tangannya.
"Heh, udah.. diem, anteng disini, sekalian gandengan tangan Iwa-chan, takutnya nanti ada batu terus kamu jatuh kesandung. Aku nggak mau kamu kenapa-kenapa.." Oikawa masih kekeuh tak membiarkan tangan Iwaizumi keluar dari saku jaketnya.
"Dih, alay banget anjir. Kalau kesandung ya tinggal salahin aja batunya, siapa suruh buat diem aja di tengah jalan"
"Ya yang ada kamu malah dikira gila karena marah-marah sama batu atuh"
"Dih, siapa bilang kalau aku yang bakal marahin itu batu hm?? Kan aku nyuruh kamu buat marahin dia nanti"
"Duh Gusti, gini amat uke gua astaga. Batu diem aja kena amuk" batin Oikawa ngenes.
"Iya deh iyaa. Iyain aja udah.." Oikawa akhirnya memilih untuk pasrah.
.
.Krincing.. cing.. cing..
"Lah anjir, sejak kapan ini bel masuk ke Keisu Market jadi kayak gini??" gumam Oikawa.
"Entah.. lepasin tangan aku ih, Aku mau mulai belanja" sahut Iwaizumi acuh.
"Eh?! Nggak mau ditemenin??"
Iwaizumi menggeleng, "Cuman belanja dikit doang, nggak akan lama.."
"Ya udah kalau gitu, aku tunggu sini ya. Jangan lama-lama"
"Iyaaaaa.. bawel banget dah, heran.."
"Ehehe.." Oikawa terkekeh seraya melepaskan tangan Iwaizumi yang sedari tadi ia genggam, "Love you Hajime.."
"Love you too.." sahut Iwaizumi yang kemudian menghilang di antara rak-rak makanan ringan.
"Eh buset, cepet banget ngilangnya anjir" seru Oikawa, "Terus ini gua mau ngapain coba??"
Pria bersurai coklat tersebut mulai celingukan, berharap ada sesuatu yang dapat menarik atensinya. Pandangannya akhirnya terkunci pada sosok jelmaan pria jamet yang tengah berdiri santuy sambil bermain handphone di tempat kasir, "Lah, bukannya itu si Futat?? Tumben banget dia mau bantuin pak Ukai. Samperin ahh.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Komplek Perumahan Pak Ukai -HQ-
HumorSetelah sukses dengan usaha kostan dan kontrakannya, pak Ukai akhirnya memutuskan untuk membangun sebuah komplek perumahan yang naasnya salah satu sub komplek tersebut dihuni oleh seluruh mantan anak kost dia. "Ternyata bener kata orang, dunia emang...