A FanFiction by Avariene
Naruto belong to Masashi Kishimoto
-Mendamba Biru-
Setiap tahun Iruka selalu berinisiatif mengadakan jamuan makan malam untuk memperingati hari kelahiran anak angkatnya, Uzumaki Naruto. Meskipun lelaki yang menjabat sebagai kepala Sekolah Bangsawan Konoha itu sudah tak lagi tinggal bersama Naruto. Tak banyak yang hadir dalam jamuan itu, biasanya hanya bertiga, Naruto, Kakashi, dan Iruka sendiri. Tujuannya agar Anak non biologisnya itu masih bisa merasakan kebersamaan keluarga dan doa-doa akan dipanjatkan untuk kebaikannya.
Namun hari ini mereka kedatangan tamu tambahan. Seorang gadis berambut biru tua dengan iris mata berwarna mutiara. Baru kali ini Iruka melihatnya. Jika itu Hanare, Iruka tak akan heran, wanita itu terkadang ikut ke jamuan makan malam bersama Kakashi. Sebagai tuan rumah yang baik, Iruka tetap menyambutnya dengan baik.
Naruto sudah menunggu di ruang makan. Jika biasanya ia hanya mengenakan pakaian biasa yang terkesan santai, kali ini lelaki berambut kuning itu terlihat berwibawa saat mengenakan setelan hakama. Usianya hari ini adalah 23 tahun. Rasanya baru kemarin ia kehilangan kedua orang tuanya di perang besar ke 3.
"Hinata-chan... perkenalkan ini Uzumaki Naruto. Berkenalanlah!" Meskipun ragu-ragu, akhirnya mereka mematuhi perintahnya untuk berkenalan.
"Aku sudah pernah bertemu dengannya Tou-sama." Ucap Naruto.
Itu adalah gadis di perpustakaan yang entah bagaimana caranya bisa bergabung dalam mimpi di siang bolong. Gadis itu yang kemudian dibawanya mendaki bukit dan diperintahkannya untuk menulis, sesuai kata-kata mendiang ayahnya. Naruto melihat bagaimana gadis itu melotot karena terkejut akan perkataannya barusan.
"Wah wah! Di mana kalian bertemu?" Tanya Kakashi.
"Pertama di perpustakaan, kemudian aku mengajaknya mendaki bukit." Jawab Naruto.
"Jadi ini orang yang kau maksud eh Hinata?" Entah mengapa pertanyaan Kakashi terdengar begitu sinis di telinganya. Membuatnya semakin penasaran mengenai hubungan gadis itu dengan kakaknya.
"Sepertinya aku ketinggalan banyak di sini." Ucap Iruka disertai kekehan.
"Hmm... Nii-sama mengapa bisa datang bersama dia?" Tanya Naruto ingin menghilangkan penasaran.
"Selamat ulang tahun Naruto, semoga kebahagiaan meliputimu. Dan terimalah gadis ini sebagai hadiah untukmu." Semua hanya terdiam, namun mengerti akan situasi yang terjadi.
Naruto mengerti, gadis yang dijadikan hadiah untuknya ini adalah seorang budak. Menjadikan budak sebagai hadiah adalah hal yang biasa di kalangan bangsawan saat itu. Sejak kapan Kakashi merencanakan semua ini, ia tak tahu. Naruto bukan lagi anak kecil yang tak mengerti perbudakan. Ia tahu pasti apa saja yang bisa dilakukannya terhadap seorang budak, meskipun pada kenyataannya ia belum pernah sama sekali memiliki budak.
Meskipun belum pernah memiliki budak sebelumnya, namun Naruto cukup berpengalaman dalam menaklukkan wanita. Tak sulit baginya untuk membawa seorang yang cantik untuk menemani malamnya. Bukan berarti dia memiliki kekasih atau semacamnya, tidak lebih hanya untuk urusan semalam saja. Tidak juga dengan para gundik, putri-putri bangsawan bahkan rela mengantre untuknya.
"Terimakasih Nii-sama, aku pernah mengatakan padamu bahwa aku membutuhkan asisten, dan kau malah memberiku lebih daripada itu." Kakashi hanya menjawab dengan senyuman. Naruto memahami maksud hadiah yang diberikan oleh kakaknya merupakan sebuah bentuk perhatian. Tapi sepertinya sedikit berlebihan juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendamba Biru
FanfictionDia terus berjalan menjauh sangat jauh, namun masih terlihat oleh mata putih khas Hyuuga. Sudah hampir habis suaraku meneriakkan namanya, namun gelombang longitudinal ini sudah tak lagi menggetarkan gendang telinganya. Terasa hampir lepas sendi-send...