A FanFiction by Avariene
Naruto belong to Masashi Kishimoto
-Mendamba Biru-
Sudah hampir satu bulan sejak persidangan yang dimenangkan oleh Hyuuga Hiashi, selama itu juga Naruto terpisah dengan Hinata. Putra Yondaime Hokage itu lagi-lagi merasakan kesendirian. Iruka yang khawatir, menjadi lebih intens mendatangi kediaman Uzumaki hanya untuk sekedar mengobrol dengan putra angkatnya.
Naruto terlihat murung akhir-akhir ini. Bahkan menjadi kurang terurus. Lihatlah ruangannya yang berantakan seperti kapal pecah. Wajahnya yang kusut tak secerah biasanya. Emosinya tak terkontrol menjadi sensitif dan mudah marah. Benar-benar kacau, kembali ke sebelum hadirnya Hinata dalam kehidupannya yang kelabu.
"Naruto-sama, sarapannya sudah siap, apa aku perlu mengantarnya ke kamar?" Tanya Baa-san pada Naruto yang baru saja keluar dari kamar.
Sekarang tak ada lagi yang berani mengetuk pintu kamar itu bahkan hanya untuk sekedar mengantar makanan. Tiga minggu yang lalu Genma hampir dihajar karena mengetuk pintu ketika Tuan muda masih terlelap. Padahal Genma hanya ingin mengingatkan bahwa Naruto harus pergi menjalankan misi pagi itu.
"Di ruang makan saja." Naruto menjawab kemudian berlalu menuju ruang makan.
Beruntung hari ini Tuan muda bersedia menyantap sarapannya. Biasanya dia akan melewatkan sarapan dengan alasan sibuk membantu Kakashi di kantor Hokage atau pergi menjalankan misi. Pada kenyataannya Naruto memang menjadi lebih sibuk karena tak ada lagi Hinata yang membantunya melakukan semua hal.
Ah lagi-lagi Hinata! Ketika Nama itu disebut, wajah tampan itu akan menjadi sendu. Di akhir persidangan bulan lalu, Naruto sampai harus berlutut memohon agar diizinkan untuk bertemu gadisnya sesekali. Hyuuga Hiashi merasa harus melindungi putrinya, maka dari itu dia tak mengabulkan permohonannya. Membiarkan Naruto kalah sekalah-kalahnya. Naruto tak bisa memaksa, Hinata juga tak bisa membujuk ayahnya. Jadilah seperti ini, mereka tak pernah bertemu lagi selama sebulan ini. Menjadi alasan terbesar dari murungnya seorang Uzumaki Naruto.
"Naruto-sama, aku membuat kari daging rusa." Baa-san tahu betul bahwa daging yang paling disukai oleh Tuan mudanya adalah daging rusa. Dia berharap dengan begitu selera makan Naruto akan kembali membaik. Kelihatannya bentuk tubuh Naruto memang tak berubah, namun jika ditimbang, bobotnya pasti berkurang dari sebelumnya, begitu yang Baa-san khawatirkan.
Naruto melahap sarapannya dengan tenang. Sesekali menatap sendu sisi kosong di seberang meja makan yang biasanya diisi oleh Hinata yang makan bersamanya. Tak menyangka bahwa kepergian seorang budak dalam hidupnya mampu membuat selera makannya menurun. Dia jadi bertanya-tanya, apa hal ini juga terjadi pada Hinata?
Gadis itu selalu makan dengan lahap hingga tak tersisa sedikitpun. Di mata Naruto, pemandangan Hinata yang sedang makan mampu memancingnya untuk ikut makan dengan lahap juga. Apapun makanannya, jika Hinata yang makan itu akan terlihat berkali-kali lipat lebih enak. Mungkin jika gadis yang kini telah resmi menyandang nama Hyuuga Hinata itu makan bersamanya saat ini, Naruto yakin seluruh kari yang dimasak oleh Baa-san akan habis saat ini juga. Ah sudahlah, ada pekerjaan yang sudah menunggu di kediaman Hokage. Naruto menggelengkan kepalanya, berusaha menyingkirkan bayang-bayang gadisnya.
-Mendamba Biru-
Siang ini ada pertemuan antara klan Hyuuga dengan keluarga Tenten yang merupakan Daimyo Negeri Konoha. Kedua keluarga itu sudah sama-sama tahu bahwa anak mereka telah menjalin hubungan asmara sejak dua tahun ke belakang. Maka pertemuan itu diadakan untuk membahas kelanjutan hubungan antara Neji dan Tenten ke jenjang berikutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendamba Biru
FanfictionDia terus berjalan menjauh sangat jauh, namun masih terlihat oleh mata putih khas Hyuuga. Sudah hampir habis suaraku meneriakkan namanya, namun gelombang longitudinal ini sudah tak lagi menggetarkan gendang telinganya. Terasa hampir lepas sendi-send...