Resah

181 38 5
                                    

A FanFiction by Avariene

Naruto belong to Masashi Kishimoto

-Mendamba Biru-

Keadaan Naruto sudah pulih sekarang. Sehingga Hinata tak lagi harus bersiap siaga di kamar sang Tuan muda. Tak perlu lagi menyuapinya makanan yang dihaluskan. Juga tak harus memapahnya untuk ke kamar mandi. Bahkan putra Namikaze Minato itu sudah siap kapanpun Hokage memberinya tugas atau misi. Meskipun begitu, kata-kata “Hinata ambilkan ini dan itu!” atau “Hinata cepat bantu aku mengerjakan ini dan itu!” masih akan selalu berlaku di antara Tuan dan Budak.

Alih-alih banyak waktu luang, Hinata merasa lebih sibuk akhir-akhir ini. Benar kata Kakashi, Naruto memang tak bisa melakukan semuanya sendiri. Untuk sekedar membawa handuk saat mandi pun dia sering kali lupa. Alhasil Hinata juga yang mengingatkan sekaligus menyiapkan handuknya. Untung saja Hinata tak harus sampai mengingatkannya untuk berkedip dan bernafas.

Hinata memang sudah tak tidur di kamar Tuan muda lagi, tapi tetap saja lebih dari setengah harinya dihabiskan di kamar berwarna coklat kayu itu. Rupanya perintah menulis itu berlanjut tak hanya saat mereka mendaki bukit bersama. Sekarang Hinata merangkap tugas sebagai juru tulis pribadi Tuannya. Maklum saja tulisan tangannya sangat rapi dan sedap dipandang, berbeda jauh dengan tulisan tangan sang ahli diplomasi Konoha yang terkesan acak-acakan dan sukar dibaca.

Mungkin saja ini adalah arti dibalik mimpi yang pernah dialami Naruto beberapa minggu yang lalu. Secara harfiah Hinata benar-benar harus menulis. Menulis laporan, menulis rencana misi, bahkan hingga surat perjanjian perdamaian. Terlebih akhir-akhir ini Naruto subur akan misi. Mana sempat ia berurusan dengan gulungan dan tinta.

“Hinata, besok aku akan pergi selama 3 hari ke Hoshi. Buat salinan perencanaan yang tadi aku katakan padamu.” Titahnya pada Hinata yang sedang duduk di depan meja kerja.

Entah mengapa Hinata terlihat resah ketika Naruto membicarakan misi yang akan berlangsung selama tiga hari terhitung sejak besok pagi. Gadis itu seperti ingin mengatakan sesuatu, dan Naruto merasa perlu tahu apa yang meresahkan budaknya. Bukan apa-apa, Hinata sudah salah menulis sebanyak 5 kali, hingga ia harus mengganti kertasnya dan menulis ulang dari awal. Itu akan memakan waktu yang lama.

“Apa yang mengganggu pikiranmu Hinata??” Tannyanya langsung ke pokok permasalahan.

“Ano... Sebenarnya saat Tuan Muda pergi...” Hinata mengingat kejadian beberapa hari lalu, saat Naruto pergi menjalankan misi bersama 2 pengawal yang biasa menjaga rumah Uzumaki.

-Mendamba Biru-

Waktu itu Naruto pergi bersama 2 pengawal yaitu Shiranui Genma dan Yamashiro Aoba. Mereka menjalankan misi ke Negeri Yuki untuk menjalin kerja sama bilateral dengan Negeri yang sepanjang tahun terlapisi salju tersebut. Sekarang sudah memasuki akhir musim gugur, maka musim selanjutnya adalah musim dingin. Rencananya Yuki akan menjadi pemasok utama peralatan khusus musim dingin, sementara Konoha akan memasok bahan makanan yang tak bisa tumbuh di iklim Yuki, juga jaminan bantuan keamanan. Maklum saja sebagai Negara dengan keterbatasan pasukan, Yuki kerap kali mendapat ancaman dari Negeri lain.

Misinya memang bisa selesai kurang dari 1 hari, tetapi karena jarak yang jauh membuat total waktu yang diperlukan menjadi 1 minggu penuh. Maka dari itu para pelayan tak perlu datang ke rumah Uzumaki. Toh Hinata bisa mengerjakan semuanya sendiri. Membereskan rumah yang tak terlalu berantakan, mencuci pakaian, memasak makanan, berbelanja kebutuhan, termasuk menjaga rumah, semua Hinata lakukan sendiri selama seminggu.

Mendamba BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang