5

3.4K 423 36
                                    

20.10 WIB.

"Coba kesana, Siapa tau ada makanan yang enak." Celetuk Riska.

Mereka bertiga pergi menyurusi jalanan yang dipenuhi oleh para penjual makanan maupun minuman.

Riska melihat sekelilingnya, dia agak sedikit pusing sekarang, "Ke Cafe kemarin aja yuk." Pinta Riska.

Azka menggelengkan kepalanya, "Kenapasi, Makanannya enak enak, trus musiknya juga bikin tenang."

"Gak,nanti lu makin bringas." Balas Azka.

Riska berdecak kesal, "ah bodo amat, kalo lu gak mau ya terserah, biar gw sama Zaya aja yang kesana." Ujar Riska.

Riska berjalan dengan cepat menghiraukan Azka yang terus memanggil namanya.

Azka membuang nafasnya kasar, Ada ketidaksiapan didalam hatinya saat ini, namun mau tidak mau dia harus mengejar Riska yang sudah teguh dengan pikirannya.



Saat mereka sudah sampai didepan pintu cafe, terdengar suara yang sangat mereka kenal tengah berbicara dengan pengunjung caffe lainnya.

Riska melirik ke arah Azka, tatapannya seperti mengatakan untuk siap bertemu dengan orang itu.

Azka menetralkan deru nafasnya yang berhembus, setelah itu dia masuk kedalam, dengan Riska lebih dulu.

Didalam Caffe lumayan ramai pengunjung, tempat duduk terdekat dengan panggung mini sudah penuh, Hanya tinggal yang ada disamping jendela.

Terpaksa mereka memilih tempat itu, Riska sangat merinding saat mendengar alunan suara orang yang sangat dia kenal.

Hatinya seperti tersayat, namun dia tidak peduli, karena ini adalah kesempatan yang sangat langka baginya.

Sedangkan Azka sedari tadi hanya diam melihat keluar jendela, kenapa suananya jadi sangat canggung, Dia meyakinkan dirinya, bahwa ini hanya nervous biasa, ya hanya biasa.

"Aku bisa membuatmu, jatuh jinta kepadaku meski kau tak cinta~" Zayn bersenandung dengan sangat menjiwai, tak peduli dengan orang lain, dia hanya ingin mengutarakan atau merasakan lagu yang sedang dia nyanyikan.

"Kepadaku~"

Riska sangat tertegun saat melihat wajah Zayn, dia terlihat masih sama saja seperti saat SMA, namun sepertianya dia merubah gaya rambutnya, tapi itu terlihat sangat pas untuknya.

"Beri sedikit waktu, biar cinta datang karna telah terbiasa~"

"Mam mam." Suara Zaya, anak berumur satu tahun setengah di sela sela Zayn bernyanyi.
"Hidupku tanpa cintamu~"

"Zaya mau apa? Riska lupa gak mesen makanan." Ucap Riska, lalu pergi kemeja kasir untuk memesan makanan dan minuman.

"Bagai malam tanpa bintang~"

Azka melirik sekilas ke arah Zayn, "Itu beneran dia?" Batin Azka bertanya.

"Cintaku tanpa cintamu~"

Azka kembali melihat Zayn yang sedang bernyanyi, Tatapan matanya seperti sedang merasakan perih didalam hati, Azka sedikit terpana dengan perubahan Zayn.

"Bagai panas tanpa hujan~"

Para pengunjung Caffe mulai bersorak saat bait tarkhir Zayn nyanyikan.

"Gimaana? Udah perih belum?" Tanya Zayn sambil tersenyum ketir pada audiens.

Mereka merespon "Banget kak."  Atau "Nyelekit ning ati mas" (sakit dihati mas)

YOU & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang