Sudah seminggu Dion tidak kembali ke apartemen, sepi rasanya, tapi dia tak mungkin meminta orang itu untuk datang.
Walaupun dikantor mereka selalu bertemu, tapi rasanya berbeda saat mereka tidak bertemu dirumah.
Zayn melipat tanganya, menunggu pintu lift terbuka, Ada rasa yang tak bisa di jelaskan, tapi Zayn tak bisa berbuat apa apa sekarang.Saat pintu itu terbuka, dia masuk lalu menekan angka 20 untuk pergi keruang kerjanya
Zayn memandag kosong ke arah depan, rasanya benar benar hampa, seperti ada yang hilang.
Apakah dia merindukan Dion? Atau hanya perasaan risau semata saja? Entahlah, semoga dia tak menaruh harapan lebih.
Saat pintu itu terbuka, dia langsung pergi menuju ruang kerjanya, duduk dibangku dan mencoba untuk tenang.
Satu jam telah berlalu, tapi rasa cemasnya tak kunjung hilang, sebenarnya apa yang dia butuhkan? Kenapa dia jadi seperti ini.
Dia mencoba untuk meregangkan tubuhnya, dan kembali fokus pada pekerjaanya, namun nihil, pikiranya terus melayang entah kemana.
"Argh!" Keluh Zayn sambil menutup wajahnya dengan kedua tanganya.
Tok tok tok
Dia tersentak kaget saat pintu ruanganya diketuk.
"Masuk" ucapnya berusaha untuk menetralkan detak jantungnya
"Hai, Ini ada beberapa laporan yang harus diketik ulang karena ada beberapa yang typo" Ucap Mark sambil memberikan Flashdisk kepada Zayn.
"Iya taro aja disitu" Balasnya
Mark sedikit kaget melihat respon Zayn, tak ada senyum yang biasa dia lihat hari ini, "hmm, Oh iya, Untuk minggu depan kamu udah siapin semuanya kan?" Ucap Mark
Zayn melirik ke arah Mark dengan wajah datarnya, untuk pertama kalinya dia ingin memukul wajah Mark, "Udah, Ada lagi yang perlu di konfirmasi? Kalo gak ada Kamu boleh pergi, Aku mau fokus buat ngerjain ini semua" Jelas Zayn
Mark mengerjapkan matanya, "E-enggak kok, yaudah semangat ya, Aku permisi dulu"
Setelah Mark pergi, Zayn menyandarkan tubuhnya kebangku, "Gw kenapa si" Tanyanya dalam hati.
•
•
•Zayn pergi menuju Cafe yang ada dilantai dasar Mall , sendirian, sebenarnya dia ingin mengajak orang lain, tapi mulutnya seakan terkunci.
Dia memesan sebuah macha latte dan kue red velvet, untuk mengembalikan moodnya.
Saat tengah sibuk dengan ponselnya, dia mendengar suara yang dia kenali, tapi dia tak mau mencarinya.
Pandanganya terus berfokus pada layar ponselnya, namun ekor matanya seakan mengajak dia untuk menoleh ke arah samping mejanya.
Namun dia masih berusaha untuk acuh, hingga rasa penasaranya memuncak, dan dia pun melirik ke arah sebelah mejanya, terlihat satu wanita Berambut blonde
namun disebrang meja wanita itu, ada perempuan yang tengah menggendong anak kecil, wanita itu pergi sambil berceloteh dengan anak kecil yang dia bawa.
Zayn terus memperhatikan punggung wanita itu hingga tak terlihat lagi tertutup oleh pintu Caffe
"Siapa dia? Kenapa rasanya gak asing" Batin Zayn
Karena penasaran, Zayn berniat untuk menyusul Wanita itu, namun ponselnya lebih dulu berdering.
"Ck, Apalagi si" Keluh Zayn.
"Hallo"
"Ya, kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU & I
Teen FictionLanjutan dari SIMPLE. -Kisah seorang remaja yang mulai tumbuh dewasa, dengan beribu cerita, suka, duka maupun lara- "Andai hati bisa memilih untuk siapa yang dia cintai, andai rasa ini tak pernah ada, Jika Aku bisa, Aku akan memilih untuk melupakanm...