7

3.3K 430 25
                                    

Sudah tiga hari berlalu sejak pertemuan waktu itu dengan temannya yang lama.

Zayn masih bingung dengan dirinya, apakah ucapan ucapan yang dilontarkanya akan menyakiti hati mereka? Entahlah.

Zayn duduk diatas ranjangnya, hari ini lumayan menguras banyak tenaga, banyak presentasin yang harus dia lakukan saat kelas tadi.

Zayn merebahkan tubuhnya diatas kasur, dia menatap langit langit kamarnya dengan sendu, Sejujurnya dia ingin sekali berbincang dengan Azka kemarin, tidak hanya Azka, Riska pun, Karena bagaimanapun juga merekalah yang mengisi masa masa remajanya.

Zayn memejamkan matanya, berharap semua lelahnya hari ini bisa berlalu.

Namun, disaat dia sedang menuju alam mimpi, Ponselnya tiba tiba berdering.

Tentu saja Zayn kaget, dengan cepat dia mengambil ponselnya.

Tertera nama Dion disana, dengan rasa kantuk diujung tanduk, dia mengangkat panggilan dari Dion.

"Hallo sayang" Sapa Dion disebrang sanah.

"Hmm"

"Hmm doang nih?"

"Gw ngantuk Dion" Ucap Zayn malas.

"Jam berapa emang disana? kok udah ngantuk aja."

Zayn melirik kearah Jam dinding, "Jam tujuh lewat duapuluh malem."

"Oh iya, kita beda lima jam, hehehe"

"...."

"Zayn? Tidur kah? Hallo?"

Zayn ingin memaki Dion jika dia punya tenaga sekarang, "Mau ngomong apasi Yon? Gw ngantuk banget, kalo emang penting buruan, kalo gak, nanti dulu nelponya." Balas Zayn.

"...." mereka malah saling diam selang beberama menit

"Yaudah deh, nanti aja."

"Jangan marah lu ya, Yaudah gw cium, Muah,Bye." Ucap Zayn

Terdengar teriakan heboh diponsel Zayn, "Makasih sayang, Yaudah istirahat yang cukup ya, Bye, Muah."

Tut.

Zayn memutuskan panggilan telponnya, Lalu melempar ponselnya ke sisi kanan tubuhnya, Dion memang terkadang menjengkelkan, tapi itu bukan masalah bagi Zayn.



Pukul 2 pagi.

Riska terbangun pada pukul 2 pagi, Dia mengucek kedua matanya, melirik ke arah ponselnya, entah kenapa kepalanya terasa pusing.

Ada sesuatu yang harus dia ceritakan, dia bahas, dia selesaikan dengan Zayn, tapi dia tak sanggup jika harus berhadapan lagi, tapi dia ingin ini selesai.

Riska menjabkan rambutnya sendiri, dia lelah, dia butuh penyelesaian masalah ini, agar bayang bayang perasaan bersalah tak lagi muncul.

Sebelum dia semakin gila, dia memilih untuk bangun mencuci mukanya, saat sudah selesai, dia menatap kearah cermin yang ada didepannya.

"Andai waktu bisa diputar." Batin Riska bersuara.

Riska menggelengkan kepalanya, itu jelas tidak mungkin, dia kembali pergi menuju Ranjangnya, dia melihat Azka yang tengah terlelap, Apakah dia tak merasakan perasaan yang sama dengannya saat ini?

Riska duduk ditepi ranjang, mengambil ponselnya untuk sekedar penghilang rasa bosanya.

Dia melihat Zayn yang masih Aktif diwaktu yang sama, muncul sebuah ide untuk rencana terakhirnya, mungkin ini akan jadi yang terakhir.

YOU & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang