Hari hari berjalan dengan tenang, semakin hari Zayn semakin dibuat bingung dengan keadaan yang tengah dia alami, disatu sisi dia ingin bertahan dengan janjinya yang tak akan pernah jatuh jurang yang sama, disisi lain dia sudah lelah terus berpura pura.
Dia ingin bahagia, dia ingin tenang, dia ingin cintanya, tapi dia bimbang, dia takut, dia tidak bisa memilih tentang apa yang harus dia lakukan, karena dia takut.
Ting!
Sebuah notif masuk ke ponselnya.
Azka
Ke rumah, Aku demam.
09.15Zayn mengerutkan keningnya, apa yang dipikirkan orang itu? Bagaimana dia bisa kesana sedangkan sekarang dia bekerja di kantor.
Zayn
Sorry lagi kerja
09.17Ting!
Azka
Udah aku Izinin, Kamu tinggal kesini aja
Please
09.17Zayn tak tau harus bereaksi seperti apa, untung saja dia bosnya, jika bukan mungkin dia sudah dipecat dari awal masuk karena sering pergi dijam kerja.
Dia memutuskan untuk menghubungi Reza terlebih dahulu, karena dia masih tahu diri tentang posisinya sekarang.
"Za, ini Azka beneran sakit?" Tanya Zayn saat panggilanya sudah terhubung.
"Iya, Dia nyuruh lu buat kerumahnya, lu udah beres beres kan?" Jawab Reza.
"Kok gitu si? Ini kan jam kerja, aneh banget" Balas Zayn heran.
"Ck, dia kan CEOnya, jadi bebas, mungkin tugas lu udah di handle sama yang lain, sekarang lu beres beres karena udah ditungguin supir dibawah" ucap Reza.
Zayn semakin heran saat dia tahu kalau sudah ada supir yang menjemputnya.
"Yaudah deh, makasih ya"
"Yo, Sama sama"
•
•
•Setelah sampai dikediaman Azka, Zayn langsung berjalan masuk ke rumah besar itu, sepanjang jalan di menggerutu, bagaimana bisa dia tidak diizinkan untuk mengganti pakaiannya.
"Loh Kak Zayn kok disini?" Tanya Rahma heran saat membukakan pintu.
"Di panggil Abangmu, Dimana dia?" Jawab Zayn seadanya.
Rahma tersenyum canggung, ternyata Kakanya punya sifat manja juga, dia kira manusia seperti kakanya tak butuh orang lain dihidupnya.
"Ada dikamarnya Kak, Ayo masuk aja" Ucap Rahma.
"Kamu gak kuliah?" Tanya Zayn sembari berjalan menuju kamar.
"Aku udah lulus kak" Balas Rahma.
Zayn agak terkejut mendengarnya, "Oh iya ya kita cuma beda satu atau dua tahun ya, tapi kamu masih keliatan kaya belasan tahun" Kata Zayn jujur, wajah Rahma memang imut.
"Kaka juga" Ucap Rahma tersipu malu, dipuji oleh idolanya saat jaman sekolahnya dulu.
Pintu kamar pun terbuka, manampilkan sosok Azka yang tengah terbaring diatas ranjangnya.
"Katanya sakit, kok main hp" Celetuk Zayn.
"Aku demam bukan struk, Sini aku kangen" Balas Azka sambil menarik tangan Zayn agar dia duduk disampingnya.
Disisi lain Rahma ingin muntah mendengar ucapan dari kakanya, bahkan dia merinding, "Aku balik ke kamar ya kak Zayn, takut Zidannya nyariin" Kata Rahma.
"Iya, Makasih ya" Balas Zayn.
"Tutup lagi pintunya" Tambah Azka.
Rahma menutup pintunya dengan wajah kesal, "Siap Tuan"
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU & I
Teen FictionLanjutan dari SIMPLE. -Kisah seorang remaja yang mulai tumbuh dewasa, dengan beribu cerita, suka, duka maupun lara- "Andai hati bisa memilih untuk siapa yang dia cintai, andai rasa ini tak pernah ada, Jika Aku bisa, Aku akan memilih untuk melupakanm...