Hadirnya dia tak selamanya indah, namun jika tidak ada dia maka keindahan itu takkan hadir.
Zayn tersenyum miris membaca Quotes itu, dia lalu menutup bukunya, mengembalikanya ke rak yang seharusnya.
"Hari ini dia hadir? Huh, Hatiku yang imut, jangan banyak tingkah ya, ayo kita kerja sama untuk hidup yang lebih baik lagi" Zayn bermonolog.
Tok tok tok.
Suara ketukan pintu dari luar kamar.
Zayn berjalan menuju pintu, ada rasa tak nyaman, tapi dia harus membuka pintu itu.
"Kenapa dikunci?" Tanya Orang itu.
Zayn tersenyum kecil, menutupi rasa gelisah, "Gak papa, Lagi pengen aja" Balas Zayn.
"Gw mau ngambil jaket, Nanti Sore gw kayanya gak bisa pulang kesini" Ucap Dion sambil membuka lemari untuk mengambil jaket.
Zayn masih berdiri diambang pintu sambil memegang gagang pintu, "Yey, Aku sendirian, Hati hati ya kamu" Ucap Zayn senang.
Dion menatap aneh anak itu, Ayolah, apa tidak ada rasa yang lain? Kenapa dia terlihat biasa saja?
Setelah mendapatkan apa yang dia cari, dia kemudian keluar diikuti oleh Zayn yang berjalan mengekorinya.
"Kalo lu mau makan, pesen aja, nanti gw yang bayar" Titah Dion
Tak ada minat untuk menjawab, tapi dia harus menjawabnya, "Iya".
"Yaudah, Gw berangkat dulu ya, Jaga diri Lu, Bye" Ucap Dion.
Baru saja dia melangkah keluar, tapi tubuhnya kembali berbalik, Lalu dia mengecup Kening Zayn, kemudian dia mengedipkan satu matanya, Setelah itu dia benar benar pergi dari hadapan Zayn.
Meninggalkan Zayn diam bak patung, andai Dia tau, ada sesuatu yang sedari tadi Zayn sembunyikan, tepat, air mata.
Zayn terduduk lemas dilantai, Nafasnya seperti tersekat, "Gw gak jatuh cinta kan sama dia?" Tanya Zayn pada pintu yang tertutup.
Dia menjambak rambutnya frustasi, Dia tak boleh jatuh cinta, jika itu terjadi maka semua akan hancur, pikirnya, batinya benar benar kacau sekarang.
•
•Pukul 10 malam.
Zayn terduduk dibalkon, Matanya yang sayu menatap ke arah langit, udara luar terasa sangat dingin.
Lucu ya, disaat semua orang mendapatkan apa yang mereka mau, kenapa dia tak dapat apapun.
Zayn memanyunkan bibirnya, bagaimana jika mereka benar benar menikah? Lalu dia tak akan bisa bertemu dengan Dion lagi?
Bukankah itu bagus? Dia tak harus menjadi teman bermanja Dion lagi, dan dia akan bebas dari peraturanya, tapi kenapa hati ini seperti menolak?
Zayn mendesah pasrah, dibuat bingung oleh diri sendiri itu menyusahkan, jika pilihanya hanya ada dua, kenapa dia tak bisa memilih apapun.
Zayn masuk kedalam kamarnya, Matanya menelusuri setiap inci ruangan disana, hingga pandangan itu berhenti pada sebuah foto.
Foto yang menunjukan pelukan hangat serta senyuman yang manis dari Dion untuknya, Dia terkekeh.
Oke, Dia harus rela.
Dia mengambil ponsel yang ada di atas ranjangnya, tanganya dengan telaten mengotak atik ponsel itu
Tak lama matanya berbinar, baru saja melihat foto dari Dion bersama dengan tunanganya, mereka terlihat sangat serasi, sepertinya ini akan menjadi jalan yang mulus untuk mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU & I
Teen FictionLanjutan dari SIMPLE. -Kisah seorang remaja yang mulai tumbuh dewasa, dengan beribu cerita, suka, duka maupun lara- "Andai hati bisa memilih untuk siapa yang dia cintai, andai rasa ini tak pernah ada, Jika Aku bisa, Aku akan memilih untuk melupakanm...