-ˋˏ 𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝐓𝐇𝐑𝐄𝐄 ˎˊ-

4.9K 783 58
                                    

❝Terkadang, aku merasa dia tahu segalanya ❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terkadang, aku merasa dia tahu segalanya

· · ─────·本·───── · ·

Beberapa saat yang lalu, kamar [Name].

"Bagaimana dengan itu? Kau bisa melakukannya, kan?" [Name] bertanya kepada Hwan tentang rencana nya untuk membagikan makanan kepada seluruh warga sekolahnya.

"Tentu saja bisa, Nona. Itu hal yang mudah" Hwan menyanggupi perintah [Name] dan berdiri tegap di depan gadis itu.

"Ah, aku juga ingin bertanya. Aku harus mengonfirmasi ini terlebih dahulu sebelum lanjut ke tahap berikutnya"

"Silahkan tanyakan apa saja, Nona"

"Untuk siapa kau bekerja?"

"Tentu saja anda, Nona"

"Sekali lagi ku tanya, kau bekerja untuk siapa?" Mata [Name] bergulir ke arah Hwan, terdengar decakan kesal.

Hwan diam sebentar sebelum menjawab. "Maaf Nona, tapi saya bekerja untuk ayah anda, Tuan Baek Han"

[Name] menghembuskan nafas, lalu berdiri dari duduknya. Gadis itu mendekati Hwan yang tengah berdiri di depannya.

"Kalau sekiranya kau bekerja untukku, bagaimana? Hanya untukku" [Name] melipat kedua tangannya di dadanya.

"Maaf, tapi saja harus menolak itu, Nona." Hwan tetap tak bergeming.

"Kau akan tetap ku bayar, tapi sebagai gantinya. Aku ingin dirimu seutuhnya, kesetianmu, tubuhmu, dan hati mu. Bagaimana? Masih tetap ingin menolak?" [Name] menarik dasi lelaki itu, menatapnya tanpa ekspresi. Wajahnya dan wajah Hwan cukup dekat, sehingga keduanya dapat merasakan nafas masing masing.

Hwan terdiam untuk beberapa saat. Lalu dia memalingkan wajahnya kesamping.

"Harus saya tolak it─?!" Hwan terkejut, [Name] mendorong tubuhnya ke kasur gadis itu. Yang artinya [Name] berada di atas Hwan sekarang.

"Kau cukup berani, ya. Aku ingin tau apa alasanmu hingga menolak ku" [Name] duduk di atas Hwan, dia bahkan terlihat tidak ragu.

"Tidak ada alasan khusus, Nona. Kesetiaan saya hanya milik ayah anda" Hwan berkata dengan tegas. Lelaki itu dengan ragu memegang pinggang [Name], takut takut gadis itu tiba tiba terjatuh.

Konyol, seseorang tak akan semudah itu terjatuh.

"Hee? Untuk pak tua itu? Apa selama kau melayani ku, kau tak berubah pikiran?" [Name] diam diam menyeringai saat melihat wajah Hwan yang memerah, gadis itu makin gencar membuat Hwan menjadi miliknya.

Interaction | 𝐋𝐎𝐎𝐊𝐈𝐒𝐌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang