Know you're limit, bitch
· · ─────·本·───── · ·[Name] mengambil foto pemandangan di depannya. Suasana pagi hari di Seoul sangat indah. Sayangnya, pagi hari yang indah ini harus gadis itu habiskan dengan pergi ke perpustakaan bersama dengan makhluk menyebalkan seperti Zin.
"Tidak bisakah kau diam sebentar saja?! Mijin tidak akan menghilang hanya karena pergi sebentar dari penglihatan mu!" [Name] mendesis pelan, merasa kesal dengan Zin yang sedari tadi terus mengoceh.
Zin mendelik, "Kau tahu apa?! Mijin itu perlu penjagaan ekstra, dia itu berharga! Tidak seperti kau." Zin sengaja memelankan ucapannya di akhir.
"Kau bilang apa, sialan?!" [Name] melayangkan tangan nya, siap untuk menghantam kepala Zin yang tertutupi topi. Namun, pemuda itu langsung pergi begitu melihat Mijin yang membawa es cream.
[Name] menghela nafas, dirinya harus ekstra sabar bila di dekat Zin. Lelaki itu tidak ada bedanya dengan Hobin, selalu menguras kesabaran nya setiap waktu.
"Terimakasih, Mijin." Ucap [Name] begitu Mijin menyodorkan es cream rasa cokelat ke arahnya. Gadis itu balas tersenyum ke arah Mijin. "Ayo langsung ke perpustakaan, ini Minggu persiapan ulangan jadi biasanya perpustakaan cepat ramai." Mijin berjalan lebih dahulu, lalu di susul Zin di sebelah gadis itu.
[Name] mengangguk, membenarkan ucapan Mijin. "Kau sering ke perpustakaan, ya?" Tanya gadis itu begitu perpustakaan sudah di depan mata. Mijin mengangguk, "Tidak terlalu sering, hanya terkadang,"
[Name] yang ingin membalas perkataan Mijin di dahului oleh Zin. "Mijin, habis ini mau makan bersama ku??" Tanya Zin penuh harap pada gadis di samping nya. Mijin yang mendengar itu bertanya pada [Name].
"Eh? [Name] mau, tidak?"
Zin melotot begitu mendengar pertanyaan Mijin kepada [Name], buru buru pemuda itu memberikan tatapan peringatan kepada [Name]. Menyuruh gadis itu untuk menolak ajakan Mijin.
[Name] terkekeh, "Maaf Mijin, aku sibuk." Lalu melirik Zin yang kemudian bernafas lega. Mijin memasang raut kecewa, "Kau selalu sibuk ya, [Name]. Jangan lupa istirahat, jangan sampai kau sakit."
[Name] tersenyum, "Tentu, aku selalu mementingkan diriku di atas segalanya." Gadis itu kemudian menyikut pinggang Zin diam diam, lalu berbisik, "Kau harus berterima kasih, sialan."
Zin melototi [Name], namun tidak membalas ucapan gadis itu. Pemuda itu kembali menatap tajam orang orang yang melihat Mijin dan [Name] dengan tatapan cabul.
Tak di sangka ternyata perpustakaan ramai, benar kata Mijin. Hyungseok dan yang lainnya bahkan ada disini.
"Kalian rajin sekali belajar pagi pagi begini." [Name] tersenyum kemudian duduk di sebelah Jiho setelah menyapa mereka semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Interaction | 𝐋𝐎𝐎𝐊𝐈𝐒𝐌
Fanfiction『 𝗪𝗔𝗥𝗡𝗜𝗡𝗚 KATA KATA KASAR, SPOILER, 18+ 』 : ̗̀➛ 𝗟𝗼𝗼𝗸𝗶𝘀𝗺𝗙𝗮𝗻𝗳𝗶𝗰𝘁𝗶𝗼𝗻.𝗰𝗼𝗺 [Name] [Surname] adalah gadis yatim piatu. Dia ditinggalkan oleh kedua orang tuanya saat masih sangat kecil. Gadis itu melakukan segala cara untuk hidup...