-ˋˏ𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝐒𝐄𝐕𝐄𝐍𝐓𝐄𝐄𝐍ˎˊ-

1.6K 287 27
                                    

· · ─────·本·───── · ·

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

· · ─────·本·───── · ·

"Ada perlu apa?" Tanya [Name] dengan senyum di paksakan pada DG yang menunggu nya di depan gedung apartemen nya. DG berbalik, membuka sedikit masker nya dan tersenyum, " . . Ada beberapa hal yang perlu kita bicarakan." Ucap DG. Sebenarnya tidak ada hal yang perlu mereka bicarakan, karena [Name] jelas jelas sudah menolak untuk bekerja sama dengan HNH Group.

Ini hanyalah alasan DG saja untuk bertemu dengan gadis itu.

"Ini akan jadi pembicaraan yang panjang." Lanjut pemuda itu, menerangkan bahwa dia ingin membicarakan ini di tempat yang nyaman, yang bisa membuat mereka berbicara tanpa ada gangguan, apartemen [Name] misalnya.

"Besok saja, ini sudah malam." Balas gadis itu lalu berbalik. Diri nya benar benar lelah setelah seharian berkeliling. Kehadiran DG membuat nya tambah lelah.

DG menahan lengan [Name] sebelum gadis itu berjalan lebih jauh lagi. "Aku hanya ada waktu sekarang."

[Name] diam diam berdecak, sedetik  kemudian berbalik menghadap ke arah pemuda itu dan tersenyum. "Baiklah," Kemudian berjalan lebih dahulu menuju apartemen nya. Dalam hati tak henti henti nya mengumpati DG yang seenaknya datang.

Mendengar persetujuan dari gadis di depannya membuat DG senang, akhirnya dia bisa masuk ke dalam apartemen gadis itu tanpa perlu masuk diam diam seperti sebelum nya. Setidaknya sekarang dia punya alasan kalau tiba tiba datang.

DG duduk di sofa, sedangkan [Name] mengambilkan minuman untuk pemuda itu. DG membuka masker dan topi nya, akhirnya bisa bernafas dengan lega. Pergerakan nya terhenti begitu gadis di hadapannya menatapnya menunggu ucapannya.

DG menggigit bibirnya. Sial, lucu sekali. Lihat ekspresi wajah kesal gadis itu, pasti gadis di depannya sedang mengumpati nya karena sudah menganggu.

DG berdehem pelan, "Choi Dongsoo memutuskan untuk bekerja sama dengan perusahaan keluarga mu. Tapi belum resmi," Ucapnya, melirik mencoba melihat ekspresi gadis di depannya.

Sayangnya, [Name] hanya menganggukkan kepala nya saja. Kalau itu sih, dia sudah memprediksi nya. Kenapa pula Choi Dongsoo harus menolak kerja sama yang menguntungkan seperti ini?

Oh? Kurang, ya?

"Itu akan di putuskan secara resmi saat kau menerima kerja sama nya juga." DG menjeda sambil terus mengamati perubahan ekspresi di wajah gadis di depannya. "Kau belum di hubungi oleh ayahmu?" Lanjut pemuda itu, memprovokasi gadis di depannya.

[Name] merengut, kesal setengah mati. Namun, dia harus menahan ini. "Tidak ada beda nya dengan aku bergabung atau tidak." Terang gadis itu, mencoba membuat DG berhenti membujuk nya untuk bergabung.

Interaction | 𝐋𝐎𝐎𝐊𝐈𝐒𝐌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang