-ˋˏ𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝐒𝐈𝐗 ˎˊ-

3.7K 704 20
                                    

❝You aren't real, but the tears are❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You aren't real, but the tears are

· · ─────·本·───── ··

"Sudah kubilang, kan? Mereka itu diperlukan" Entah untuk yang keberapa kali nya [Name] menjelaskan kepada Hwan.

"Apa perlu sampai seperti itu?" Dan entah untuk yang keberapa kali nya Hwan terus menanyakan pertanyaan yang sama.

[Name] sekarang ini sedang menyander ke bahu Hwan, yang juga sedang memainkan rambut [Name].

[Name] menghembuskan nafas lelah, lalu menaruh tablet yang di pegang oleh dirinya dan menghadap ke arah Hwan.

"Kau kenapa? Biasa nya tidak seperti ini"

" . . Entahlah, saya hanya kepikiran"

"Kau cemburu aku dekat dengan mereka?"

" . . . "

Tidak ada jawaban, Hwan hanya menatap kebawah tanpa membalas pertanyaan [Name].

"Padahal kau yang menolak ku beberapa hari lalu" [Name] terkekeh, merasa lucu dengan kelakuan Hwan.

Seketika wajah Hwan memerah mengingat kejadian beberapa hari yang lalu. Sial, kenapa Nona nya selalu bisa membuat jantung nya berdetak tak karuan?!

"Saya . . Itu─it"

"Tidak usah kau pikirkan, kau tau kan? Aku tidak tertarik dengan mereka" [Name] mengambil kembali tablet yang di taruh nya di atas meja tadi dan melanjutkan pekerjaan nya yang sempat tertunda.

"Karena itu lah saya merasa cemas, kalau dengan mereka saja Nona tidak tertarik. Apalagi saya?" Hwan tersenyum miris, makin merasa tidak memiliki kesempatan untuk mendekati [Name].

· · ─────·本·───── · ·

Sekarang adalah hari festival SMA Jaewon diadakan. Sekolah sudah ramai bahkan saat langit masih gelap.
Ada banyak stand kelas 10 yang berjejer di setiap halaman sekolah SMA Jaewon.

[Name] berjalan santai, ikut bergabung dengan Mijin. Beberapa hari ini mereka kelihatan akrab. Dan beberapa hari ini juga mereka sibuk mempersiapkan berbagai hal untuk festival sekarang ini.

[Name] ikut andil beberapa hal kecil. Tentu saja karena [Name] tidak ingin pusing dengan hal semacam ini.

"Ah, [Name] kau duluan saja. Zin ingin menunjukkan sesuatu padaku"
Mjin tersenyum pada [Name], merasa sedikit tidak enak meninggalkan [Name] sendirian.

Interaction | 𝐋𝐎𝐎𝐊𝐈𝐒𝐌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang