-ˋˏ𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝐄𝐈𝐆𝐇𝐓𝐄𝐄𝐍ˎˊ-

1.5K 231 22
                                    

❝Jika memang bisa, aku lebih memilih tak mengenalmu❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika memang bisa, aku lebih memilih tak mengenalmu❞

· · ─────·本·───── · ·

"Apa?" [Name] mengangkat alisnya, bertanya untuk memastikan lawan bicara nya. Tangannya yang memegang payung di cengkram, kesal setengah mati dengan Jiho. Orang ini tidak kapok juga, ya?

Jiho mencari nya dengan keadaan telanjang dan darah di tubuh pemuda itu. Sambil menangis nangis, Jiho memohon pada [Name] untuk meminjamkannya uang.

[Name] tentu saja kesal, sudah salah berjudi malah mau meminjam uang dari dirinya, uang dalam jumlah besar pula.

"Tolong aku, [Name]. . Aku mohon," Ucap Jiho sambil berlutut dan menangis. [Name] menghela nafas, "Sudah berapa banyak hutang mu karena judi?"

"Banyak, kan? Bagaimana kau akan melunasi nya? Berjudi lagi?"

"A— aku berjanji akan mengembalikan nya . . Tolong kali ini saja, [Name]. Aku sudah menang 100 juta, nanti langsung ku ganti kalau sudah cair . ."

[Name] berdecak, Jiho kenapa tidak mengerti juga sih? "Dengar, kau itu di permainkan. Dari awal, mereka menargetkan orang seperti dirimu untuk menghasilkan uang. Awal nya saja mereka membiarkan mu menang, lalu setelah kau merasa bisa kau di jebak. Sadarlah, mereka sengaja membuat mu kalah." Gadis itu melirik ke bawah, Jiho bergetar hebat. Air matanya mengalir semakin deras, Jiho meraung dengan keras.

"Aku sudah memperingatkan mu, kan? Seharusnya kau mendengarkan ku . ." [Name] berjongkok, menghalau rambut yang menutupi sebagian wajah Jiho. Sambil tersenyum, [Name] berbicara dengan suara lembut. "Ini salah mu, Jiho. Salah mu karena berjudi dan tidak mendengarkan ku. Sekarang kau menyesal, kan?"

Jiho mengangguk ribut, menatap [Name] dengan tatapan menyesal. Sayangnya, [Name] tidak peduli. Siapa suruh berjudi?

"Kau berjanji akan bertobat dan berhenti berjudi?"

"I — iya! Aku berjanji, aku berjanji!"

"Baiklah, akan ku bantu. Tapi, kalau berulah lagi, kau siap menerima konsekuensinya, kan?" Jiho mengangguk dengan senyum bahagia. Akhirnya! Akhirnya dia selamat. Akhirnya ada yang bisa menyelamatkan nya. [Name] memang baik, sangat baik. [Name] juga berteman dengan dirinya, sudah diri nya duga [Name] adalah teman terbaiknya.

"Katakan bahwa kau siap menerima konsekuensinya bila berulah lagi," Ucap [Name] dengan intonasi pelan sambil mengelap darah di hidung pemuda di depannya yang masih mengalir.

"Aku berjanji a — akan menerima konsekuensinya apapun itu bila membuat masalah lagi. Tolong bantu aku . . Aku mohon." Jiho memohon dengan putus asa.

[Name] mengangguk puas, lalu kembali berdiri. "Bagus, ku pegang janji mu. Ke depannya jaga sikap, okay? Pergilah ke Supermarket tempat Hyungseok bekerja. Kau akan di bantu disana. Aku akan membantu mu dari belakang." [Name] tersenyum sambil melambaikan tangannya pada Jiho. Kedua tangan nya di satukan memperjelas bahwa dia sedang memohon.

Interaction | 𝐋𝐎𝐎𝐊𝐈𝐒𝐌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang