-ˋˏ 𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝐄𝐋𝐄𝐕𝐄𝐍 ˎˊ-

2.7K 487 27
                                    

When it's gonna be me?· · ─────·本·───── · ·

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

When it's gonna be me?
· · ─────·本·───── · ·

[Name] mengangguk, fokusnya kembali pada setumpuk dokumen di depannya. Hwan berdiri di depannya menatap gadis itu yang sibuk mengecek kertas kertas yang berserakan.

"Tidak ada yang mau kau katakan?"
[Name] bertanya sambil membolak balikkan kertas di tangannya.

Hwan diam tidak menjawab, pemuda itu melepas kacamata [Name]. "Sudah cukup, Nona. Anda harus istirahat, besok pagi anda harus sekolah."

[Name] menatap Hwan jengah, "Kembalikan itu, aku akan istirahat nanti." [Name] berusaha merebut kacamata nya di tangan Hwan, namun pemuda itu segera mundur menjauh.

"Tidak, anda harus istirahat sekarang."

"Huftt . . kau tidak lihat banyak yang harus ku cek?" [Name] menunjuk tumpukan dokumen di mejanya.

"Biar saya saja, anda silahkan istirahat." Hwan berjalan mendekat dan mendorong [Name] untuk tidur di kasurnya.

"Tidak, yang seharusnya istirahat disini itu kau. Kau baru kembali dari pekerjaan yang menggunung, jadi sana istirahat."

"Diam, dan tidur saja." Hwan dengan kesal menarik tangan [Name] menuju kasur gadis itu. [Name] mencoba melepaskan tangan Hwan, namun pemuda itu langsung menatap nya tajam membuat [Name] harus pasrah saat disuruh membaringkan tubuhnya.

"Masih ada cukup waktu untuk bekerja, kau tidak usah berlebihan." Ucap [Name], netra gadis itu masih setia memperhatikan Hwan yang menaruh kacamata nya dan mematikan lampu.

"Saya harus memastikan anda selalu tidur tepat waktu, Nona. Itu merupakan tugas saya." Hwan tersenyum, lalu mundur siap untuk keluar dari kamar gadis itu.

[Name] memutar bola matanya malas, gadis itu bangkit dari kasurnya. Lalu menarik Hwan tiba tiba. Membuat pemuda itu jatuh di kasur [Name].

[Name] menyeringai, mulai membisikkan sesuatu ke telinga Hwan, "Sebaiknya kau cepat tidur, dan jadilah anak manis." [Name] mengacak ngacak rambut Hwan yang rapi, membuat itu berantakan.

Hwan terdiam, masih dengan posisi tangannya menopang tubuhnya. [Name] sudah kembali menarik selimutnya, menghadap ke arah berlawanan.

Hwan perlahan bangkit, berjalan mundur secara perlahan. Dengan pelan, dia menutup pintu kamar gadis itu.

Dengan tangan gemetar, Hwan memegang telinga dan dadanya. Dada nya serasa mau meledak. Detak jantung nya semakin menggila.

Interaction | 𝐋𝐎𝐎𝐊𝐈𝐒𝐌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang