🍁08🍁

837 60 4
                                    

Koreksi typo ya:)
Happy reading

"Aku tidak menyangka jika suamimu seperti itu." Neera masih erat memeluk Nafisa yang masih menangis.

"Bahkan kamu tidak menolak ajakannya mas." Batin Nafisa.

"Kita kembali ke kantor ya." Ucap Neera, Nafisa mengangguk.

Di dalam mobil, Nafisa masih meneteskan air matanya. Pernikahan yang masih seumur jagung sudah merasakan pahitnya pengkhianatan.

"Neer, masalah ini cukup kamu yang tahu ya. Jangan sampai bocor ke siapapun. Aku mohon." Nafisa menatap Neera yang menyetir.

"Tapi Nafisa, papamu?"

"Aku akan menyelesaikannya Neer, mungkin tadi hanya salah paham." Ucap Nafisa mencoba tersenyum.

Neera mengangguk, sebagai seorang wanita, Neera bisa merasakan apa yang dirasakan oleh sahabatnya ini. Neera tak menyangka jika Reyhan bisa berbuat seperti ini, mengapa Nafisa yang sangat baik bisa bertemu pria bangsat seperti Reyhan?

"Langsung pulang apa mau ngantor dulu?" Tanya Neera.

"Ngantor aja, lagian di rumah bisa tambah kepikiran hal gak jelas." Jawab Nafisa turun dari mobil.

***
"Dia siapa?" Tanya Wanita itu.

"Istri saya." Jawab Reyhan tanpa menatap wanita disampingnya.

Wanita itu menahan amarahnya, rasanya tidak terima jika Reyhan sudah memiliki istri.

"Beneran istri kamu?" Tanyanya dengan nada mengejek.

"Iya, ada yang salah?"

"Rey, apa yang kamu lihat dari dia? Cantik sih tapi penampilannya?"

"Cukup Alexa!" Ucap Reyhan dengan nada tinggi.

Alexa Alexandra, model terkenal yang sudah mendunia. Awal pertama bertemu dengan Reyhan adalah di salah satu event pameran. Reyhan tidak sengaja menabrak Alexa hingga membuat gadis itu terjatuh, disaat itu pula Alexa menaruh rasa pada Reyhan. Bahkan gadis itu sempat kehilangan contack dengan Reyhan, tapi Ia tidak menyerah, Ia mencari informasi tentang Reyhan. Pria yang sangat dicintainya.

"Apa Rey? Aku cuma bilang kenyataannya kok."

"Cukup Alexa, jangan ganggu saya lagi. Saya permisi!" Ucap Reyhan.

"Sial! Bagaimanapun caranya kamu harus jadi milikku Reyhan!" Ucap Alexa mengepalkan tangannya.

Di rumah, Nafisa membersihkan dirinya kemudian menyiapkan masakan untuk makan malam. Ia dibantu oleh Rayna, Nafisa nampak tak bersemangat seperti biasanya. Jika biasanya Ia akan bergurau dengan kakak iparnya, kali ini Ia lebih banyak diam.

"Nafisa, kamu kenapa?" Tanya Rayna.

"Nggak papa kok kak, hanya sedikit pusing saja." Jawab Nafisa tersenyum, mencoba menyembunyikan kesedihan dalam hatinya.

"Kamu sakit? Kamu istirahat saja ya, biar kakak yang nerusin ini." Ucap Rayna khawatir.

Nafisa menggeleng, Ia tak mungkin membiarkan Rayna memasak sendirian. "Selesai ini, Nafisa istirahat kak."

Selesai memasak, Nafisa menuju kamarnya. Ia berdiri balkon kamarnya, menikmati semilir angin sore yang menerpa wajahnya.

Ia melihat mobil suaminya sudah memasuki area rumah besar ini, bahkan pulang kantor saja telat .

Reyhan memasuki rumah dengan gelisah, Ia berharap Nafisa tidak marah kepadanya. Semuanya hanya salah paham.

"Kak, Nafisa mana?" Tanya Reyhan begitu memasuki rumah.

Dendam PernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang