Nafisa memasuki mobilnya, Ia menenggelamkan kepalanya yang bertumpu pada setir mobil. Ia menangis disana, meluapkan keperihan dalam hatinya. Pria macam apa suaminya itu? Tanpa hati melakukan semuanya di depannya, mengapa hubungannya hanya manis di awal? Bahkan tadi, Reyhan tidak mencegahnya untuk menjelaskannya. Benarkah ada hubungan antara mereka? Nafisa menggeleng cepat, tidak. Hal itu tidak boleh terjadi, sekuat tenaga Ia akan mempertahankan rumah tangganya. Tetapi, akankah Ia kuat dengan semua itu? Akhir-akhir ini, Reyhan dan Alexa semakin dekat, tidak bisa dipungkiri jika mereka memiliki hubungan lebih dari sekedar teman seperti yang dibicarakan oleh suaminya kemarin.
Nafisa mengusap kasar air matanya, Ia tidak boleh terlihat lemah meskipun dalam hatinya sangat hancur. Nafisa menjalankan mobilnya menuju kantor, mungkin disana Ia akan lebih tenang dan sedikit mengurangi beban pikirannya.
Nafisa telah sampai di kantornya, Ia langsung memasuki ruangannya dan duduk termenung di kursi kebesarannya. Netra hitam itu terpaku pada foto pernikahannya dengan Reyhan beberapa bulan lalu. Nafisa tersenyum miris melihatnya, saat itu Reyhan begitu menjadikannya ratu. Tidak lama dari itu, Ia tak bisa membendung air matanya lagi. Pelik sekali permasalahannya. Reyhan yang dulu selalu antusias ingin bertemu dengan papanya, kini sangat menolak keras jika Ia mengajaknya ke rumah papanya. Dan sekarang? Hadirnya Alexa di dalam hidup suaminya. Suaminya berubah!
"Permisi bu." Ucap Neera dengan membawa dokumen di tangannya.
"Iya, masuk Neer." Balas Nafisa serak seraya cepat mengusap air matanya.
Neera menatap Nafisa lekat, akhir-akhir ini iya melihat sahabatnya itu sedih. Tidak jarang Ia melihat Nafisa menangis.
"Ada yang harus Ibu tanda tangani." Ucap Neera meletakkan dokumen di depan Nafisa.
Nafisa hanya mengangguk paham, Ia mulai menandatangani dokumen tersebut.
"Maaf jika aku lancang, kamu ada apa?" Tanya Neera. Sedih rasanya melihat sahabatnya seperti ini. "Rey berulah lagi?"
Nafisa mencoba tersenyum, menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja.
"Nggak Neer, cuma ingat sama almarhumah bunda." Jawab Nafisa.
"Bohong! Aku tidak yakin jawaban kamu. Ini tentang Reyhan kan?" Tanya Neera lagi.
Benar, Nafisa tidak bisa menyembunyikan kesedihan di hadapan sahabatnya itu. Neera sudah hafal akan dirinya.
Nafisa mengangguk samar, Neera mendekat pada Nafisa lalu memeluknya. Neera menuntung Nafisa untuk duduk di sofa lalu memeluknya kembali.
"Dia pergi dengan Alexa, Neer." Ucap Nafisa sesenggukan.
"Jahat sekali suami kamu. Aku tidak terima jika kamu diperlakukan buruk oleh suamimu sendiri." Ucap Neera.
***
"Kamu tahu Rey? Perasaan ku masih sama seperti dulu. Aku tetap mencintaimu." Ucap Alexa tersenyum pada Reyhan.
Reyhan mengangguk, Ia tersenyum pada Alexa. "Maaf Lexa, aku menggunakanmu untuk dendam ku" batin Rey.
"Aku berharap jika kamu akan menikahiku, aku cinta banget sama kamu. Kamu juga cinta kan sama aku?" Tanya Alexa pada Reyhan.
"Iya." Jawab Reyhan.
"Aku tahu kalau kamu akan menjawab iya, karena tidak mungkin kamu nggak cinta sama aku. Buktinya, kamu selalu ninggalin istri kamu demi aku. Terima kasih Rey." Ucap Alexa bahagia.
"Hmm iya Alexa." Jawab Reyhan tersenyum pada Alexa.
"Hmm, aku akan pulang." Ucap Rey kemudian.
"Aku ikut kamu ya, aku mau main ke rumah kamu." Pinta Alexa.
"Tapi.." Belum selesai melanjutkan ucapannya, telunjuk Alexa diletakkan pada bibir Rey.
"Aku kan juga mau ketemu kakak kamu." Ucap Alexa.
"Baiklah."
***
Rayna dan Nafisa berada di ruang tamu menemani Alif bermain. Tidak jarang mereka bercengkrama ria. Disaat seperti ini, Nafisa seolah lupa akan masalah yang dihadapinya.
"Tante, Ini yang bagus warna apa? Tanya Alif seraya menunjuk gambaran yang akan diwarnai.
"Hmm, apa ya? Hijau kayanya bagus untuk ini." Jawab Nafisa tersenyum pada keponakannya itu.
"Semoga kamu memiliki anak yang banyak ya, biar bisa main sama Alif dan rumah ini jadi ramai" ucap Rayna tiba-tiba.
Nafisa tersenyum tipis, sesungguhnya ia juga menginginkan anak dalam rumah tangganya. "Aamiin kak, doain aku ya kak." Balas Nafisa.
Pintu utama terbuka, menampakkan Reyhan dan Alexa. Alexa tersenyum kearah Nafisa dan Rayna. Bahkan tangan Alexa bergelayut manja di lengan Reyhan.
Rayna menatap tajam adiknya, apa maksudnya? Siapa wanita disampingnya?
Reyhan mengajak Alexa duduk bergabung bersama kakak dan istrinya.
"Siapa dia Rey?" Tanya Rayna seraya menatap Alexa tajam.
"Kenalin kak, aku Aku Alexa. Kekasih Rey." Ucap Alexa dengan mengadahkan tangannya untuk bersalaman pada Rayna, tapi sayang Rayna hanya menatap tangan tersebut tanpa ada niat membalasnya.
Deg.
Mata Nafisa memanas, Ia menatap suami dan Alexa bergantian. Bahkan Reyhan tidak menyangkal dan membela diri atas jawaban Alexa.
"Sepertinya kamu sudah tahu jika adik saya ini memiliki istri. Tidak malu kamu?" Tanya Rayna pada Alexa.
"Malu? Maaf ya kak, Reyhan selalu ada waktu buat aku. Bahkan, rela menemani aku dari pada dia." Ujar Alexa menatap Nafisa.
"Rey, putuskan hubungan kamu sama wanita itu! Kakak tidak suka!" Desis Rayna.
"Alif, Alif ke kamar dulu ya. Habis ini tante susulin Alif." Pinta Nafisa, Alif mengangguk.
"Rey gak bisa!" Balas Reyhan.
Air mata Nafisa luruh, Ia meremas kuat tangannya. Dadanya bergemuruh menahan marah.
'plak'
Rayna menampar keras pipi Reyhan, "keterlaluan kamu Rey! Kakak kecewa sama kamu." Ucap Rayna.
Reyhan terdiam, belum pernah Ia melihat kemarahan kakaknya hingga seperti ini.
"Kak, tenang kak " ucap Nafisa mengelus lengan kakak iparnya.
"Saya rasa kamu adalah wanita terhormat Alexa, tolong hargai saya sebagai istrinya mas Reyhan. Saya mohon sama kamu, sudahi hubungan haram kalian." Ucap Nafisa.
"Seharusnya kamu ngaca, suami kamu lebih memilihku." Balas Alexa tersenyum.
Reyhan melihat Nafisa yang sudah menangis, inilah yang diinginkannya. Melihat wanita itu menderita.
"Keluar kamu! Keluar!" Bentak Rayna pada Alexa.
Alexa menatap Rayna marah. Bisa-bisanya Rayna bersikap seperti ini pada dirinya.
Alexa pergi dari rumah Reyhan.
"Kakak puas mengusirnya!" Tanya Rey marah.
"Ba*ingan kamu Rey" ucap Rayna pada Reyhan lalu pergi dari sana.
"Apa yang ada di pikiran kamu? Kenapa kamu melakukan ini sama aku? Pernikahan macam apa yang kamu kamu berikan padaku ha?" Tanya Nafisa menatap Reyhan dengan sorot mata yang terluka.
"Kemarin kamu bilang kalau Alexa temanmu, dan sekarang lebih dari itu kan. Astaghfirullah mas.!"
"Udah marahnya?" Tanya Reyhan menatap Nafisa.
"Saya bosan sama kamu!" Ucap Reyhan tajam.
"Jahat kamu! Bisa ya kamu ngomong gitu sama aku? Mana janji kamu dulu? Aku lupa ternyata itu hanya omong kosong." Ucap Nafisa menangis.
Reyhan menatap Nafisa yang duduk menangis, Ia tersenyum penuh kemenangan melihat Nafisa seperti ini. Perlahan tapi pasti, dendam itu akan terwujud dan membuat Fatan menangis darah melihat putri semata wayangnya menderita.
Jangan lupa votenya ya,
60 vote untuk part 11Kediri,
04 September 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Pernikahan
RomancePernikahan karena dendam masalalu, membuat Nafisa terjebak dalam pelik rumah tangga menyakitkan bersama Reyhan. Sanggupkah Nafisa menghadapinya?