🍁13🍁

1.4K 101 33
                                    


Selamat membaca:)
Tandai typonya ya


Ting!

Reyna
Assalamualaikum Nafisa, apa kabar?

Nafisa tersenyum tipis melihat pesan yang masuk di ponselnya, kakak iparnya sangtlah baik padanya.

Nafisa
Alhamdulillah baik kak, bagaimana kabar kakak? Kabar mas Rey dan Alif?

Reyna
Alhamdulillah, kabar kakak dan Alif baik. Alif cariin kamu terus nih.

Nafisa
Bilang ke Alif ya kak, aku disini juga kangen sama dia.

Reyna
Siap, hm Bagaimana keadaan papa kamu? Sehat kan Nafisa?

Nafisa
Doakan papa ya kak😢. Penyakit jantung papa sedang kumat.

Reyna
Semoga papa kamu cepat sembuh ya. Nanti kakak sama Alif akan ke rumah kamu untuk jenguk papa Fatan ya.
Tapi bolehkan?

Nafisa
Tentu dong kak. Terima kasih ya kak.

Nafisa tersenyum miris, suaminya sendiri bahkan tidak menghubunginya. Pikiran Nafisa terbang semakin jauh, bahkan Ia membayangkan jika suaminya dan Alexa tengah berbahagia. Pantas saja jika Reyhan melupakannya begitu saja.

"Permisi non, ada paket." Ucap bi Arni dengan paket ditangannya.

Nafisa mengernyitkan dahinya, Ia merasa tidak sedang membeli sesuatu. "Buat saya?" Tanya Nafisa ragu.

"Iya non, ini nama ada nama lengkap non. Alamatnya juga detail dan benar disini." Jawab bi Arni.

"Makasih bi."

Nafisa menerima paket itu, perlahan Ia membuka paket tersebut. Ia penasaran siapa si pengirim paket ini.

"Hampers?" gumam Nafisa saat menatap paket berisi ratu perak rasa coklat almond.

Nafisa juga menemukan secarik kertas lalu membacanya.

Assalamualaikum Nafisa...
Apa kabar kamu dan om Fatan? Semoga kalian baik-baik saja ya. Aamiin.
Nafisa bolehkan aku merindukan kamu dan kenangan kita? 10 tahun lo kita gak bertemu. Tapi sekarang aku sudah menemukan kamu. Bahkan aku akan menjaga kamu dan memastikan kebahagiaan kamu.

Kakak yang merindukan Nafisa, Adi.

Wassalamu'alaikum

"Kak Adi?" Gumam Nafisa. Tidak percaya rasanya jika Ia menerima hampers ini dari kak Adi.

Nafisa membawa kotak tersebut ke kamar papanya, Ia akan memberitahukan pada Fatan jika kak Adi mengiriminya paket.

"Papa, lihat ini." Ucap Nafisa antusias.

"Cokelat?" Ucap Fatan.

"Iya pa, ini dari kak Adi." Ucap Nafisa tersenyum.

"Benarkah? Lalu dimana dia?" Tanya Fatan. Ada rasa rindu dalam diri Fatan, Adi sudah dianggap anak sendiri olehnya.

"Hanya mengirimi ini dan secarik kertas pa." Jawab Nafisa lirih.

Fatan mengelus lengan putrinya, "In Shaa Allah, kita akan bertemu dengan Adi." Ucap Fatan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dendam PernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang