🍁06🍁

1.3K 82 8
                                    

Happy reading😍

Nafisa terdiam, menatap dirinya di pantulan cermin. Matanya sembab akibat menangis semalam,belum genap tiga bulan usia pernikahannya hanya kesedihan yang Ia dapatkan. Seorang pria yang dulu berjanji membahagiakan dirinya malah menyakiti secara perlahan.

Setelah mandi dan sholat,kini Nafisa mulai memasak menyiapkan sarapan. Nafisa mencoba mengabaikan masalahnya kemarin dan menganggap hanya sebuah mimpi buruk.

Jam menunjukkan pukul enam,Nafisa menuju ke kamar untuk memanggil suaminya guna sarapan.

Saat memasuki kamar,Nafisa tidak melihat suaminya di kasur. Ia mendengar suara gemericik air dari kamar mandi. Dengan cepat Ia menuju lemari untuk menyiapkan baju untuk sang suami.

'ceklek'

Mata Nafisa dan Reyhan saling beradu, sebisa mungkin Nafisa melupakan kejadian kemarin saat menatap suaminya.

"Mas"

"Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu." ucap Reyhan.

Nafisa mengangguk mengiyakan lalu Ia duduk di pinggiran ranjang sembari menunggu suaminya yang berganti baju.

"Mas mau bicara apa?" tanya Nafisa lembut.

"Aku ingin kita pindah ke rumah ku!" ucap Reyhan.

Nafisa terdiam, jika Ia dan suaminya pindah maka papanya akan sendiri di rumah ini.

"Tapi mas, papa gimana?" Ujar Nafisa pelan.

"Kamu bisa mengunjungi papa setiap hari, asal kamu tidak melupakan kewajibanmu sebagai seorang istri." jawab Reyhan.

Nafisa mengangguk, "Baiklah mas." jawab Nafisa akhirnya.

"Siapkan keperluan kamu, kita pergi setelah sarapan." ucap Reyhan.

"Secepat inikah?" Batin Nafisa sendu.

***

Setelah selesai sarapan, Reyhan dan Nafisa akan berbicara kepada papa Fatan.

"Kalian mau berbicara apa? Sepertinya sangat serius?" tanya Papa Fatan tersenyum tipis.

"Pa, hari ini aku dan mas Reyhan mau pindah ke rumah mas Reyhan." ucap Nafisa, jujur Ia tidak mau berjauhan dari papanya.

"Secepat ini?" tanya Papa Fatan, menurutnya ini sangat mendadak sekali.

"Iya pa, maaf jika kami mendadak." ucap Reyhan.

"Saya tidak akan membatasi Nafisa untuk bertemu dengan papa, kapanpun itu pa." ucap Reyhan tersenyum menatap papa mertuanya.

"Iya, terima kasih Rey. Sekarang Nafisa menjadi tanggung jawab kamu seutuhnya. Tolong jaga dan lindungu putri papa." ucap Papa Fatan.

"Pasti pa." Jawab Reyhan yakin.

***

"Selamt datang...." ucap Rayna bahagia.

"Assalamualaikum kak." ucap Nafisa memeluk kakak iparnya.

"Waalaikumsalam Nafisa." jawab Rayna. Mereka berdua berpelukan.

"Alif mana kak?" Tanya Reyhan.

"Di dalam sama papanya." jawab Rayna.

Reyhan dan Nafisa memasuki kamar, kamar Reyhan begitu rapi. Mungkin selama ini kak Rayna yang merawatnya. Nafisa mulai menata baju di lemari.

"Nafisa." ucap Reyhan.

"Iya mas, ada apa?" tanya Nafisa lembut dengan menatap suaminya.

Reyhan mendekat pada Nafisa lalu menggenggam kedua tangannya. "Maafkan aku, karena menampar kamu." ucap Reyhan.

Dendam PernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang