Selamat membaca
Tandai typo yes ❤️Pagi ini Nafisa sudah siap dengan pakaian kantornya, jadwalnya hari ini sungguhlah padat. Ada beberapa meeting penting yang harus Ia hadiri.
"Papa makan yang banyak. Habis ini minum obat." ucap Nafisa setelah mengambilkan nasi untuk sang papa.
"Iya nak." balas Fatan
Mereka berdua nampak menikmati sarapan yang telah di siapkan oleh bi Arni.
"Pa, Afi berangkat dulu ya. Oh iya, nanti mau di bawakan apa?" tanya Nafisa sebelum pergi.
Fatan menggeleng pelan. "Tidak perlu nak, papa lagi ga pengen apa-apa." jawab Fatan menatap putri cantiknya.
"Ya sudah, Afi berangkat. Assalamu'alaikum." Nafisa mencium punggung tangan papanya.
"Wa'alaikum salam." balas Fatan.
***
Reyhan menatap tumpukan dokumen diatas menjanya. Seketika rasa malas menghinggap dalam hatinya. Ia masih sangat mengantuk karena Ia baru bisa tidur pukul 3 dini hari.
"Permisi pak, setengah jam lagi kita ada meeting di hotel Tulip dengan Pratama Group." ucap Yessi, sekretarisnya.
Reyhan terdiam sepersekian detik, nama Pratama begitu bergejolak dalam hatinya dan mengingatkan pada suatu hal. Nama yang tidak asing dalam pikirannya.
"Iya, siapkan semua dokumennya." balas Reyhan datar.
Yessi mengangguk pelan. Mengapa bosnya itu terlihat sangat tampan? Yah, Ia menyukainya bosnya yang dingin itu.
"Ada lagi?" tanya Reyhan memicing.
"Ah, tidak pak. Permisi." ucap Yessi keluar dari ruangan Reyhan.
"Pratama Group. Ya, aku menemukannya." ucapnya yakin.
"Cari tahu informasi tentang Pratama Group. Dan kirimkan hasilnya ke E-mail." ucap Reyhan tegas pada seseorang yang Ia telepon.
"Semoga benar dia yang kucari." gumamnya dengan tersenyum miring.
***
"Aku dengar, pemilik Adijaya Group sangatlah tampan." ucap Neera pada Nafisa.
"Lalu?" tanya Nafisa melirik Neera yang menyetir.
"Huft, siapa tahu aja nanti loe kepincut sama dia." jawab Neera malas.
"Hmm. Ada-ada saja sih loe. Udah nyetir yang bener saja." ucap Nafisa pada Neera.
"Iya bu bos!" balas Neera.
Mobil yang di tumpangi oleh Nafisa dan Neera kini sudah sampai di area Hotel Tulip. Nafisa dan Neera memasuki ruang meeting. Dan benar saja, kliennya belum datang.
"Kita selalu ontime." ucap Neera lesu. Ia sangat malas menunggu.
"Lebih baik menunggu daripada di tunggu." balas Nafisa.
"Maaf menunggu." sebuah suara bariton membuat Nafisa dan Neera menoleh.
Nafisa dan Reyhan saling terkejut. Nafisa tak percaya jika harus bertemu dengan pria itu lagi.
Berbeda dengan Reyhan, apakah ini putri dari Fatan Pratama?
"Silakan duduk." ucap Neera.
Sedari tadi, Reyhan nampak mencuri pandang terhadap Nafisa. Setelah menerima E-mail dari anak buahnya tadi, Ia semakin siap untuk menyakiti putri dari Fatan Pratama. Seseorang yang sudah menghancurkan keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Pernikahan
RomancePernikahan karena dendam masalalu, membuat Nafisa terjebak dalam pelik rumah tangga menyakitkan bersama Reyhan. Sanggupkah Nafisa menghadapinya?