🍁05🍁

1.6K 119 13
                                    

Kangen NafisaReyhan cheek🤩
Langsung baca aja yaw





Wedding Day
Nafisa menatap pantulan dirinya di cermin, Ia tersenyum lega karena Reyhan dengan lancar mengucapkan ijab qobul nya. Sedih dan bahagia bercampur menjadi satu, ya kini dirinya sudah menjadi seorang istri. Awal kehidupan dan babak baru untuk dirinya.

"Turun yuk, sudah ditunggu suami mu." ucap Neera lembut.

Nafisa mengangguk dan tersenyum kearah sahabatnya. "Iya." balas Nafisa.

Nafisa menuruni tangga dengan di temani Neera, Reyhan menatap seorang gadis yang kini telah menjadi istrinya dengan tatapan yang sulit di artikan.

Nafisa mendekat pada Reyhan dan bapak penghulu menginstruksikan agar Nafisa mencium punggung tangan Reyhan.

Jantung Reyhan berdetak kencang saat Nafisa mencium punggung tangannya. Getaran aneh menjalar dalam tubuhnya. Siapkah ia mengibarkan bendera dendam dalam rumah tangganya?.

Nafisa tersenyum manis pada sesosok pria yang kini menjadi suaminya, semoga Ia bisa menjadi istri yang baik untuk suaminya ini.

"Assalamualaikum istriku." ucap Reyhan menatap Nafisa tanpa berkedip.

"Waalaikumsalam suamiku." balas Nafisa tersenyum dengan menatap netra hitam suaminya.

"Selamat untuk pernikahan kalian. Semoga Allah selalu melindungi rumah tangga kalian." ucap Fatan.

"Terima kasih pa." balas Nafisa memeluk papanya dengan erat.

Reyhan melirik mertuanya, ada kemarahan dalam hatinya untuk pak tua di depannya ini.

"Rey, jaga selalu putri papa. Papa yakin jika kamu bisa membahagiakan Nafisa" ucap Fatan menatap menantunya.

"Reyhan akan selalu membahagiakan Nafisa pa." balas Reyhan dengan meyakinkan mertuanya.

***

"Mas, ada yang mau aku bicarakan sama kamu." ucap Nafisa dengan merapikan jilbab instan miliknya.

"Iya, kamu mau bicara apa?" tanya Reyhan mendekat pada Nafisa yang duduk di pinggir ranjang.

"Apa setelah ini kamu akan mengajakku meninggalkan rumah ini?" tanya Nafisa hati-hati.

Reyhan menganggguk, bukankah setelah menikah seorang suami dan istri memiliki rumah sendiri bukan?. "Iya, apakah kamu keberatan?" tanya Reyhan menatap istrinya.

"Hmm, iya mas. Aku tidak bisa meninggalkan papa." jawab Nafisa menunduk.

"Baiklah jika itu keinginan kamu. Aku hanya bisa menurutinya." jawab Reyhan.

"Terima kasih."

Reyhan tersenyum licik, dengan mudah Ia akan membalaskan dendamnya.

"Kamu cuti berapa hari mas?" tanya Nafisa.

"Ntahlah, sebulan cuti pun tidak masalah untukku." jawab Reyhan dengan tersenyum.

"Ha?"

"Satu bulan tidak akan membuat perusahaan suamimu ini bangkrut sayangku." ucap Reyhan.

"Boleh aku memelukmu?" tanya Reyhan.

"Aku milikmu." balas Nafisa.

***

Dua bulan sudah usia pernikahan Nafisa dan Reyhan, Reyhan begitu memanjakan Nafisa dan selalu bersikap baik pada istrinya itu. Ya, Ia akan memulai dendamnya.

"Kamu pasti lelah, aku sudah menyiapkan air hangat. Gih mandi, habis itu kita makan malam." ucap Nafisa. Reyhan hanya mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata.

Dendam PernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang