"Menurutku, cinta pada pandangan pertama itu bohong dan tidak masuk akal. Tapi, ternyata aku salah. Pertama kali melihat mata indah mu saja, hati ini dengan sendirinya mengukir nama mu tanpa permisi."
*•Cinta Dalam Luka•*
Safi merebahkan dirinya di kasur. Menatap langit-langit kamar itu sembari menghembuskan nafasnya kasar. Rasa lelah menyelimuti hatinya. Semuanya terasa seperti mimpi buruk, namun setelah melihat kenyataan, sepertinya ia salah.
Hal menyakitkan yang ia rasakan cukup menjelaskan semuanya. Ini bukan mimpi, tetapi kenyataan yang sedang ia alami. Rasa sakitnya nyata, bahkah masih membekas sampai sekarang. Dada gadis itu sesak rasanya jika mengingat kembali kejadian pada waktu itu.
Sekejam itukah dunia?. Atau dirinya yang terlalu berlebihan dalam menyikapi sesuatu. Salahkan dirinya jika mengharapkan bahagia?.
Bukan, Safi tidak menyalahkan takdir yang sudah Allah berikan. Safi hanya lelah, lelah dengan hidupnya yang penuh dengan misteri. Ia tidak pernah mengetahui bagaimana wajah kedua orang tuanya. Safi pun dibuat bingung dengan warisan yang orang tuanya berikan.
Tari tidak pernah memberi tahu alasan mengapa Safi tidak boleh mengetahui wajah orang tuanya. Setiap Safi bertanya, Tari selalu mengalihkan pembicaraan. Apa sebenarnya yang sedang Tari sembunyikan darinya?.
Untuk masalah warisan, Safi sama sekali tidak tahu menahu mengenai hal ini. Setaunya, orang tua Safi dari keluarga sederhana, bukan keluarga kaya. Lalu, dari mana datangnya warisan itu?.
Safi juga yakin, jumlah warisannya tidaklah sedikit. Tidak mungkin bukan jika Yuda-om Safi mengincar harta orang tuanya jika nominalnya tidak banyak. Safi paham sekali sifat Yuda seperti apa. Omnya itu sangatlah serakah.
"Saf" panggil Mila.
"SAFIYYA HUMAIRAAAAA" Teriak Mila dan berhasil membuyarkan lamunan Safi.
Safi pun menoleh ke arah Sahabatnya "kebiasaan kamu ini. Aku ga budek loh Mil. Ish" ucapnya sedikit kesal.
"Lagian lo kenapa sih hari ini aneh bener?. Gue manggil pake volume sedang loh. Masa iya lo ga denger. Itu apa namanya kalo bukan budek" sarkas Mila.
"Ga papa. Cuman lagi capek aja"
"Udah berapa kali lo bilang gitu ke gue hari ini?. Itung!!" Titah Mila.
Safi mulai membuka jari jemarinya dan mulai menghitung. Wajah gadis itu nampak serius dengan aktivitas yang sedang ia lakukan. Mila yang melihat kelakuan sahabatnya menggeleng heran.
Ternyata di dunia ini masih ada seorang gadis remaja dengan pemikiran polosnya. Ia kira populasinya sudah punah. Dilihat dari dunia ini, sangat jarang bahkan tidak ada seorang remaja yang otaknya masih suci seperti bayi.
"Ya Allah Mila capek. Bisa tuker tambah Safi sama uang 1M ga?. Lumayan buat beli tas branded" ucapnya sembari menengadahkan kedua tangannya ke atas.
"Jahat banget. Masa aku di tuker tambah sama tas sih. Limited edition nih, ga ada duanya di dunia" ucap Safi dengan bangga.
"Y'in biar bahagia dunia akhirat"
Mila ikut merebahkan dirinya di kasur kesayangannya. Hari ini, hari yang sungguh melelahkan bagi keduanya. Tugas mereka bertambah karena kejadian di kelas siang tadi.
Kalian tau? Selain mendapatkan tugas yang lumayan banyak itu, mereka kembali di hadiahi hukuman oleh Bu Ani. Apalagi hukuman andalannya kalau bukan membersihkan toilet murid. Bisa dibayangkan betapa tersiksanya mereka membersihkan toilet yang tidak bisa dikataksn bersih itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Luka
Teen FictionNOTE: -) Update sesuai mood Author -) Cerita ini murni imajinasi Author sendiri -) Cerita ini untuk di baca bukan untuk di plagiat!! -_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_- "Rasa yang semu, perlahan menumbuhkan setitik cinta abadi" -_-_-_-_-_-_...