"kukira ini baru awal perjuangan ku. Ternyata, aku sudah kalah sebelum berhasil mendapatkanmu"
*•Cinta Dalam Luka•*
"SAKA BANGUNN!!!"
Suara lengkingan itu sedikit mengusik tidur lelap Saka. Laki laki itu sedikit melenguh sembari netranya berusaha menyesuaikan cahaya yang berasal dari jendela kamarnya.
Hanya sekejap, setelahnya mata itu kembali tertutup rapat. Tubuhnya pun kembali ia tenggelamkan dalam selimut tebal miliknya.
Rasa kantuk masih menguasai tubuh Saka. Rasanya laki laki itu malas untuk bangkit dari tempat tidur. Tentang Mamanya, biarkan Saka nanti yang mengurusnya. Lagi pula hari ini hari libur, jadi ia bebas bukan untuk bermalas malasan sepanjang hari.
Tok.. tok.. tok
Suara ketukan pintu sama sekali tidak membuat Saka membuka suaranya. Laki laki itu masih sibuk bergelut dengan kasur tanpa perduli masalah apalagi yang akan ia dapat dari amukan Mamanya. Saka memilih untuk menulikan telinga sembari berusaha menyelami mimpi yang sempat tertunda karena ulah suara sang Mama.
"Den bangun Den!. Ibu lagi marah marah di bawah Den. Aduh saya pusing kalo Ibu udah ngoceh gitu" tutur seseorang yang diduga asisten rumah tangga di kediaman keluarga ini.
"Den Saka bangun!. Bantuin Bibi ngadepin Ibu Den. Aduhhhh" imbuhnya.
Saka tetap tak bergeming. Masih berusaha mencari posis nyaman agar ia kembali tertidur nyenyak. Saka sudah sangat bosan dengan drama di pagi hari yang dibuat oleh Mamanya sendiri. Tiada hari tanpa ocehan sang Mama, telinga Saka sudah kebal rasanya mendengar kata kata yang sama dari bibi cantik Mamanya.
"Den" ucap Bi Nilam dengan lirih.
"ADUH BI SAKA MASIH NGANTUK!!. BILANG SAMA MAMA INI MASIH PAGI" jawab Saka berteriak. Dan otomatis sang Mama pun mendengar apa yang anaknya bicarakan.
"Atuh saya mana berani Den. Bisa bisa saya teh gajihnya di potong. Kemungkinan terburuknya saya di pecat sama Ibu. Tulung atuh Den bibinya" ucapnya yang masih setia berdiri di ambang pintu kamar Saka yang tertutup.
Saka berdecak malas "Ck, sepuluh menit lagi Bi" tawarnya, dan Bi Nilam pun mengiyakan tetapi masih tetap berdiri di tempat semula.
"KALO KAMU BELUM JUGA BANGUN, MAMA POTONG ABIS UANG JAJAN KAMU YA SAKA!!"
Sontak saja Saka langsung terbangun dari tidurnya. Laki laki itu bergegas berlari menghampiri sang Mama ketika mendengar ancaman jitu andalan Mamanya.
Dengan wajah masam Saka menghentakkan kakinya setelah berjarak dekat dengan sang Mama. Ia kesal karena lagi lagi ancaman itu yang Mamanya layangkan jika ingin membuatnya patuh pada perintah.
Uang jajan adalah segalanya bagi Saka. Ia sadar, ia bukanlah laki laki mandiri jika tanpa bantuan atau aset yang diberikan sang Mama dapat berdiri sendiri serta tercukupi semua kebutuhan hidupnya.
Mamanya telat memberikan uang bulanan saja Saka sudah ketar ketir. Apalagi tidak diberikan sama sekali, mau makan apa dirinya nanti?.
Saka itu tipe laki laki yang boros, terutama jika masalah motor. Apapun akan ia lakukan untuk motor kesayangannya, sekalipun biaya yang Saka keluarkan sangatlah mahal sampai menguras uang jajannya. Jika ia sudah bosan dengan gaya motornya, Saka tidak segan untuk mengganti sesuai keinginan laki laki itu. Saka sangat telaten merawat motornya seperti anak sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Luka
Teen FictionNOTE: -) Update sesuai mood Author -) Cerita ini murni imajinasi Author sendiri -) Cerita ini untuk di baca bukan untuk di plagiat!! -_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_- "Rasa yang semu, perlahan menumbuhkan setitik cinta abadi" -_-_-_-_-_-_...