"Sedikit menurunkan ego tidak akan menghancurkan harga dirimu"
*•Cinta Dalam Luka•*
Suasana sekitar terlihat sepi, sehingga membuat kedua insan tersebut lebih leluasa berbincang di tengah hiruk pikuk kota yang bising ini.
Cafe ini memang sangat cocok untuk mengistirahatkan diri. Suasananya masih asri meskipun berada di tengah tengah kota. Banyak remaja yang singgah di Cafe ini untuk sekedar berfoto atau menikmati menu makanannya.
Safi masih diam menatap sekelilingnya. Ia masih ragu untuk menatap mata wanita di depannya ini. Safi masih belum ingat pasti apakah mereka pernah bertemu sebelumnya.
"Maaf tante, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya Safi memecah keheningan.
Wanita setengah baya itu tersenyum hangat "Sebelumnya, saya minta maaf karena hampir saja menabrak kamu. Saya buru buru menjemput anak saya tadi. Tapi sepertinya dia masih ada keperluan di sekolahnya. Jadi, sebagai tanda permintaan maaf, saya mengajak kamu ke tempat ini" jelasnya.
Setelah kejadian yang hampir saja membuatnya terluka, Safi langsung dibawa ke tempat ini. Awalnya Safi menolak, tapi wanita ini memaksa agar Safi ikut dengannya. Dari yang Safi lihat, sepertinya wanita ini tidak berniat jahat kepadanya. Dan berakhirlah mereka di tempat indah ini.
Safi tersenyum kikuk dan kembali diam. Ia tidak tau harus berbuat apalagi. Banyak pertanyaan hinggap di kepalanya yang masih belum terjawab. Safi berfikir, sebenarnya siapa wanita yang sedang berhadapan dengannya ini?. Safi yakin sekali mereka belum pernah bertemu apalagi saling mengenal.
Wanita itu kembali tersenyum menatap Safi, seolah olah ia tau apa yang sedang dipikirkan oleh Safi.
"Kamu masih belum ingat?. Kamu tidak sengaja menabrak saya di depan supermarket waktu itu. Seingat saya tiga hari yang lalu bukan?"
"Oooh Tante orang yang pas itu saya tabrak. Hehe.. maaf ya Safi lupa Tante" Safi meringis, merasa bodoh karena sama sekali tidak mengingat kejadian itu. Bahkan baru tiga hari ia sudah melupakannya.
"Kamu lucu juga ya" ucap Wanita itu sedikit terkekeh.
"Mashaallah, Tante bisa aja" jawab Safi sedikit tersipu.
"Oh iya nama kamu siapa?" Tanya wanita itu lagi.
"Safiyya Tante, biasa di panggil Safi"
"Nama saya Diana, kamu bisa panggil saya Tante Diana Safi"
"Iya Tante Diana"
"Mau makan apa? Dari tadi kamu belum pesan sama sekali loh" tawar Diana ramah.
"Emmm ga usah tante! Safi udah kenyang kok. Tadi Safi udah makan mie ayam sama temen safi" Safi menjelaskan dengan gesture tubuh yang masih sedikit canggung.
"Kamu ini malu malu ya. Ga papa kalo mau pesan, atau mau di bungkus aja pesanannya?" Tawar Diana lagi.
"Ga usah Tante makasih. Safi juga harus buru buru pulang takut di cariin hehe. Maaf ya tante sekali lagi" tolak Safi dengan halus.
Safi merasa tidak enak sekarang. Ia ingin sekali lebih lama di sini, tapi Safi tidak bisa. Ia takut membuat Mila khawatir karena ia belum juga kembali. Harusnya Safi tadi meminta izin untuk pulang lebih lama lagi.
"Ehh kok buru buru amat? Mau kemana emangnya?"
"Anu Tante, temen Safi udah nunggu lama di depan. Takutnya Safi di tinggal nanti" Safi tersenyum simpul, berharap Diana memaklumi kondisinya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Luka
Teen FictionNOTE: -) Update sesuai mood Author -) Cerita ini murni imajinasi Author sendiri -) Cerita ini untuk di baca bukan untuk di plagiat!! -_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_- "Rasa yang semu, perlahan menumbuhkan setitik cinta abadi" -_-_-_-_-_-_...