CDL: Kenyataan Pahit

57 4 0
                                    

"Ada banyak hal kecil yang menyakitkan di dunia ini. Jadikan rasa kecewa itu sebagai penguat mu, dan tambahlah rasa syukurmu kepada sang pencipta."

*•Cinta Dalam Luka•*

Safi menatap pintu rumahnya dengan tatapan sendu. Setelah mendengar apa yang terjadi di dalam sana, ia ragu untuk melangkah masuk. Hal ini lagi lagi kembali terjadi. Safi sudah tidak asing dengan suara suara itu.

Orang itu kembali lagi. Kembali menyakiti hati seorang wanita yang rapuh. Lagi lagi, kata kata menyakitkan yang Safi dengar dari mulut laki laki itu.

Kaki gadis Itu keluh untuk melangkah. Safi hanya bisa melihat semua kejadian dari pintu yang sedikit terbuka. Melihat, bagaimana cara laki laki itu memperlakukan Tantenya, Safi pun ikut merasakan sakitnya.

Safi ingin sekali membantu, tetapi Tantenya selalu melarang. Wanita itu bilang bahwa semuanya akan baik baik saja jika Safi diam. Safi pun tidak tau permasalahan apa yang membuat keduanya sering bertengkar.

Semenjak hari itu, ke harmonisan dalam keluarga ini tiba tiba hancur.

"CUKUP!! AKU CAPEK KAMU SALAHIN TERUS MAS" ucap wanita yang ada di dalam sana dengan isak tangis di wajahnya.

"KAMU EMANG SALAH. KAMU ITU GA BECUS JADI ISTRI DAN IBU. KAMU LEBIH MEMILIH KEPONAKAN SIALAN KAMU ITU DIBANDINGKAN ANAK KAMU SENDIRI HA?. SAYA INI KAMU ANGGAP APA TARI?." Hardik laki laki itu dengan nada tingginya.

Lagi dan lagi, Safi mendengar kata kata yang membuat hatinya sakit. Ia sadar diri, siapa dirinya di sini. Hanya anak yatim piatu yang menumpang hidup dengan sang Bibi. Tapi apakah harus Sekejam itu untuk menegur Istrinya sendiri?. Haruskan Tantenya kembali mendengar kata kata menyakitkan itu berulang kali?.

Bukankah Safi yang salah di sini? Tapi kenapa selalu Tantenya yang menjadi pelampiasan amarahnya. Yang bisa laki laki itu lakukan hanya menyakiti Tari-Tante Safi. Bersikap lembut sedikit itu tidak akan menjatuhkan harga dirinya bukan.

"CUKUP!!. AKU TAU RENCANA YANG ADA DI OTAK KAMU MAS, AKU TAU. KAMU JADIIN ANAK AKU ALAT UNTUK MENGAMBIL SELURUH HARTA SAFI KAN? AKU TAU"

"Sekarang aku mohon sama kamu, kembaliin anak aku!. Jangan didik dia seperti kamu. Aku mohon.. jangan buat masa depannya hancur karena kamu, karena keserakahan kamu. Aku ga akan biarin itu terjadi!!" Lanjut Tari dengan suara lirih. Ia sudah lelah, lelah dengan semuanya.

Tubuh Safi menegang. Sekarang ia tau letak permasalahannya. Apakah benar semua yang Tari katakan tadi?.

Safi melangkah menuju pintu. Ia membuka pintu dan menatap kedua pasutri itu dengan tatapan kosongnya.

Keduanya pun menegang. Terlihat terkejut dengan kedatangan Safi yang sudah berdiri di hadapan mereka sekarang. Menatap keduanya dengan sorot mata terluka.

"Jadi itu yang buat Tante sama Om selalu berantem setiap harinya?" Safi menatap keduanya dengan mata berkaca-kaca.

Tari pun mendekat ke arah ponakannya "enggak sayang kamu salah denger. Tante sama Om cuman beda pendapat aja makannya berantem. Safi percaya kan sama tante?"

"Tante ga usah bohong. Safi udah denger semuanya kok" Safi berucap dengan senyum terpaksa.

"Enggak Safi bukan gitu ceritanya. Om bisa jelasin semuanya sama Safi ya. Ayo duduk dulu" kali ini giliran Yuda-Om Safi yang berbicara.

Cinta Dalam LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang