"Mungkin kalau bukan kamu orangnya, hati ini pasti sudah bahagia bersama cinta tulusnya. Aku yang salah atau cinta yang berlabuh pada orang yang salah?"
*•Cinta Dalam Luka•*
Malam semakin larut. Di kamar yang tidak terlalu besar ini Safi dan Syahil masih terjaga. Salah satu dari keduanya belum ada yang terlelap meski waktu menunjukkan hampir tengah malam.
Dengan posisi setengah badan Safi menyender di kepala ranjang, sedangkan Syahil yang merebahkan tubuhnya dan menjadikan paha mulus Safi sebagai bantalan. Mereka saling diam, hanya jari jemari Safi yang bergerak mengelus lembut surai hitam suaminya.
Semakin hari Syahil semakin menunjukkan sifatnya kepada Safi. Sudah tiga hari ini Syahil sakit dan sifat manja laki laki itu semakin menjadi jadi di setiap harinya. Safi seperti kewalahan menghadapi sifat manja suaminya.
"Sayang besok Kakak pingin makan masakan kamu, boleh?" Tanya Syahil membuka pembicaraan.
Safi mengalihkan pandangan menjadi menatap kedua mata suaminya sembari tersenyum "boleh, boleh banget malah" jawabnya.
"Kakak mau Safi masakin apa?" Imbuh Safi yang masih menatap lekat suaminya. Begitupun Syahil yang juga menatap berbinar kedua bola mata sang istri.
"Apapun masakan kamu Kakak suka. Asal jangan yang pedes hehe" ucap Syahil dengan cengirannya, persis seperti anak kecil. Safi geli sendiri melihat kelakuan manja suaminya.
"Siap laksanakan pak bos" Safi memposisikan tangan kanannya seperti sikap hormat. Diletakkan tangan kanannya itu di samping dahi.
Syahil yang merasa kehilangan usapan lembut di kepalanya seketika tak terima "usap lagi palanya" seraya menggiring tangan Safi ke kepalanya. Safi yang paham pun kembali mengelus surai hitam lebat itu sampai sang suami terlelap. Dan berakhir keduanya terlelap dengan posisi yang masih sama. Entah akan sepegal apa tubuh Safi ketika bangun nanti.
***
Pagi ini Safi sudah sibuk berkutat dengan peralatan masak di dapur kediaman suaminya. Menuruti permintaan Syahil semalam yang ingin dibuatkan makanan olehnya. Untung saja hari ini hari libur, jadi Safi tidak perlu bangun terlalu pagi untuk menyiapkan sarapan sang suami.
Apron sudah melekat di tubuhnya. Bahan bahan pun sudah tertata rapih di counter table dan siap untuk Safi olah menjadi makanan.
Satu persatu sayuran yang sudah Safi iris ia masukkan kedalam panci berisikan ayam. Tak lupa penyedap rasa Safi tambahkan. Setelahnya Safi mengaduk masakannya sampai bubunya menyatu.
Tak lama sup ayam yang Safi buat pun matang. Safi segera mengambil mangkuk berukuran sedang dan kemudia menaruhnya di meja makan. Ternyata Syahil sudah duduk manis di ruang makan yang tak jauh dari dapur.
"Kak Syahil udah dari tadi?" Sembari menata piring satu persatu sesuai dengan letak kursi makan.
Dan sampailah Safi ketika ingin meletakkan piring di depan Syahil. Dengan sigap laki laki yang berstatus sebagai suami Safi itu merengkuh pinggang Safi hingga istrinya terduduk di pahanya.
Safi yang kaget reflek mengalungkan kedua lengannya di leher Syahil "kak aku kaget" cicit Safi menyembunyikan wajah malu malunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Luka
Novela JuvenilNOTE: -) Update sesuai mood Author -) Cerita ini murni imajinasi Author sendiri -) Cerita ini untuk di baca bukan untuk di plagiat!! -_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_- "Rasa yang semu, perlahan menumbuhkan setitik cinta abadi" -_-_-_-_-_-_...