Sunday atau bahasa Indonesianya adalah Minggu. Hari yang disukai banyak orang didunia karena hari itulah dimana kebebasan dari tugas sekolah, tugas kampus, tugas kantor, dll. Tapi bagi seorang ini, hari Minggu adalah hari yang menyeramkan, hari yang...
Btw aku baru ganti cover loohh, menurut kalian gimanaa?? Bagusan yg ini, atau yg dulu? Menurutku kerenan yg ini sihh 🙃👌
---oOo---
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Minggu. 00.04
Tik! Tok! Tik! Tok!
Jarum jam bergerak dan menimbulkan suara yang memenuhi ruangan sunyi milik Yoshi. Yoshi tidur dengan nyenyak diatas kasurnya, sesekali ia membalikkan tubuhnya kearah berlawanan.
Tok! Tok! BRAK!!
Yoshi mengernyitkan dahinya, siapa yang mengganggunya tengah malam begini. Ah, mungkin hanya mimpi.
"Bang Yoshiii~!"
Yoshi mendengar seperti ada yang memanggil namanya. Tetapi ia masih mengira itu hanyalah mimpi dan masih belum membuka matanya.
Kriett!
"Ups! Ternyata gak dikunci nih."
Orang yang membuka pintu kamar Yoshi berjalan mengendap-endap menghampiri Yoshi. "Bang~"
Yoshi berbalik arah dan perlahan membuka matanya. "Lo siapa?" Tentu saja Yoshi tidak mengenali karena lampu kamar Yoshi dimatikan.
"Masa gak kenal suara gue sih, bang?"
Yoshi terduduk dan mengingat-ingat, ah ia mengenali suara ini. "Ohh elo, ada apa kesini tengah malem?"
"Gapapa sih bang. Gue gabut aja~"
"Gabut ya tidur, kenapa kesini? Gak bisa tidur ya?" tanya Yoshi berusaha sabar.
Orang itu tersenyum dalam gelap sambil menyembunyikan pisau kesayangannya di belakang.
"Iya nih bang. Gue mau main sama bang Yos, boleh?"
Yoshi mengacak-acak rambutnya. "Udah malem, tidur sana."
"Bang Yos ngusir gue? Tega lo bang, hiks~"
"Gak gitu... Maksud gue lo jangan bergadang, gak baik untuk kesehatan. Kalau mau main, besok aja ya.."
Orang itu duduk di bibir ranjang sambil menatap Yoshi. "Gue maunya sekarang, baannggg~"
Jleb!
Senyuman miring terukir di bibir orang itu. Pisau kesayangannya telah menancap di dada Yoshi. Sakit menyerang sangat teramat sakit di dada Yoshi. Lalu dengan sengaja orang itu menarik secara paksa.
"J-jadi s-selama i-ini l-lo pelakunya? Tega l-lo sama k-kita, t-tega lo sama j-jihoon!" Yoshi berteriak sekuat tenaga, tetapi karena dada nya sakit suaranya tidak keluar terlalu keras.
"Hihihi, bukannya gue tega sih bang~ Tapi ada seseorang yang tega sama gue, dia bunuh seorang yang gue sayang, jadi gue harus bunuh semua yang dia sayang." Selanjutnya ia menusuk lagi kearah perut Yoshi, Yoshi memuntahkan banyak darah di kasurnya. Dengan sengaja lagi, dia menariknya secara paksa. Setelahnya Yoshi terbaring lemas.