25

368 105 72
                                    

Vote dan komen jangan lupa ayank~

---oOo---

BRAK! JLEB!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BRAK! JLEB!

Hyunsuk dan Yoonbin membulatkan matanya, syok. Tiba-tiba pintu tertutup sangat kencang. Jantung Junkyu berdegup sangat kencang, matanya melihat kearah samping.

Jaehyuk menarik pisau yang sebelumnya ia tancapkan ke meja. Ia membuang pisau itu, dan langsung terduduk lemah.

"AARRRRRGGGGHHHHHHHH!!!!!!!!!!!" teriak Jaehyuk frustasi, sambil mengacak-acak rambutnya.

"Katanya gue pembunuh, tapi kenapa gue gak berani bunuh Junkyu? Gue udah bunuh pacar gue, harusnya gue berani dong bunuh orang lain."

Jaehyuk seperti telah kehilangan akal sehat, ia meracau tidak jelas terus menerus sambil tersenyum smirk.

Arah matanya berpindah menuju pisau yang ia buang tadi. Yoonbin melihat gerak-gerik Jaehyuk tadi, dan mencoba untuk mengambil, tetapi Jaehyuk terus menerus merebutnya.

"SADAR WOY!! KITA TEMEN LO! BUKAN MUSUH LO!!" seru Yoonbin.

"Teman..? Apa itu teman..?" tanya Jaehyuk tidak melepaskan senyuman smirk di bibirnya.

Junkyu mencoba menepuk pundak Jaehyuk agar ia tenang, tetapi tidak bisa, fokus Yoonbin beralih ke Junkyu yang menyebabkan Jaehyuk berhasil merebut pisau.

Jaehyuk menodongkan pisau ke arah Junkyu. "Ada kata-kata terakhir?"

"Cukup, jae.."

Hyunsuk berbicara dengan nada yang tenang, tanpa takut jika Jaehyuk akan berbuat apa selanjutnya. Jaehyuk melotot kearah Hyunsuk, dan langsung melayangkan pisau kearah Hyunsuk.

PRANG!

Pisau di tangan Jaehyuk terbang bebas dan jatuh ke lantai akibat tendangan Hyunsuk. Jaehyuk sangat terkejut, tak terkecuali Yoonbin dan Junkyu.

Melihat Jaehyuk ingin mengambil pisau itu kembali, Hyunsuk langsung memeluk Jaehyuk.

"Sudah, jae.. cukup..." ucap Hyunsuk sambil mengelus-elus punggung Jaehyuk.

Merasakan ketenangan yang luar biasa membuat Jaehyuk meluluh. Ia membiarkan Hyunsuk memeluknya.

"Gue gak tau cerita yang sebenarnya tapi gue yakin lo bukan pembunuh, lo teman kita semua. Kalau lo lagi ada masalah, lo bisa cerita ke gue atau yang lain. Jangan dipendam sendiri, jae.. semua orang yang lihat lo begini pasti mengira lo pelaku sebenarnya, tapi gue gak percaya itu, gue yakin bukan lo. Pelaku yang sebenernya akan senang jika lo begini, plis sadar jae.. Kita semua sayang lo, tolong ikhlaskan kepergian pacar lo itu, jangan membebani diri sendiri, jae.."

Hyunsuk memegang kepala Jaehyuk dengan kedua tangannya, menatap Jaehyuk dengan penuh kasih sayang. "Lo orang baik, bahkan semua orang di luar sana iri dengan lo. Lo bisa tersenyum kalau lo sedih, lo suka menolong, lo peduli terhadap sesama, semua orang sayang sama lo. Lupakan masa lalu, jalani lah masa sekarang. Masih ada kami yang sayang lo. Lo gak sendiri, oke?"

Jaehyuk mengangguk. Akhirnya ia tersadar. Memang benar jika pelukan itu membawa kita ke tempat yang sangat nyaman dan dapat membuat hati kita tenang.

"Sekarang, kita harus cepat-cepat keluar dan cari Haruto. Oke?"

Junkyu, Yoonbin, dan Jaehyuk mengangguk. Hyunsuk tersenyum kecil, tangannya mulai ingin membuka pintu. Sebelum...

Kriet! BUKK!!!

"BANG HYUNSUK!!!"

Hati Yeji sekarang tidak karuan, ia sangat cemas dengan teman-temannya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hati Yeji sekarang tidak karuan, ia sangat cemas dengan teman-temannya itu. Jiyong mengendarai mobil dengan cepat. Jeongwoo duduk di belakang sendiri, diam. Hanya diam diantara mereka, sebelum Yeji mulai bertanya. "Masih jauh ya pak?"

"Masih." Jiyong menjawab seadaanya.

Yeji mencoba untuk menelepon atau mengirim pesan kepada Junkyu, tetapi belum dibalas.

"Pak, saya boleh bertanya?" Akhirnya Jeongwoo membuka suara setelah sedari tadi diam.

"Boleh. Kamu mau nanya apa?"

"Pernyataan saya dengan Junghwan tadi hanya mengira-ngira pak, dan itu belum tentu dia adalah pelakunya. Apakah setelah ini bapak akan bertindak lebih lanjut pada dia pak?" tanya Jeongwoo.

Jiyong menatap Jeongwoo melalui kaca mobil, lalu menghela nafas sejenak. "Tidak, saya masih ingin menyelidiki kasus ini. Sebagai polisi, saya tidak sembarangan menyimpulkan sesuatu yang belum pasti. Harus ada bukti yang kuat yang mengatakan dia pelakunya atau bukan. Saya juga sebenarnya tidak percaya, tapi akan saya selidiki lebih lanjut lagi."

Yeji berbalik menghadap Jeongwoo dan Jiyong. "Dia siapa yang kalian maksud?"

".."

Yeji terbelalak kaget, ternyata Jeongwoo tahu siapa pelakunya.

"Jeongwoo juga gak nyangka, kak. Malam itu Jeongwoo lihat sendiri, tapi Jeongwoo masih belum yakin." Jeongwoo takut ada kesalahpahaman dalam kata-katanya.

"Malam itu? Maksudnya bagaimana? Kamu lihat dia melakukan sesuatu?"

Jeongwoo mengangguk. "Dia-"

"Sebenarnya kakak juga tahu.. dari Junkyu.."

Jiyong menghentikan mobilnya dan langsung menatap Yeji. "Kamu tahu? Dari Junkyu? Tahu darimana? Kenapa kalian tidak ada yang ingin memberitahu kepada saya? Kalian tidak ingin masalah ini cepat selesai?"

"Maaf sekali pak, saya juga tahu baru-baru ini. Lalu katanya Junkyu tidak berani untuk bilang ke siapa-siapa karena diancam oleh dia."

Jiyong memijat keningnya pusing, mengapa masalah anak-anak ini sangat rumit. Mereka mempunyai rahasia yang tidak ingin dirinya tahu, padahal anak-anak itu yang menyuruhnya menyelidiki kasus.

"Baik baik. Saya sekarang jadi tahu apa yang sedang terjadi dan bukti bahwa dia pelakunya semakin kuat. Jadi kita harus cepat-cepat kesana sebelum ada masalah yang terjadi."

---oOo---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---oOo---

To be continued...

Uissss makin seruuu 🤩

SUNDAY | TREASURE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang