01

948 269 384
                                    

Menghaiii~

Jangan lupa vote dan komen yahhh^^

---oOo---

Minggu, 13 DesDini hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Minggu, 13 Des
Dini hari.

Jihoon tidak bisa tidur, sedari tadi ia mengitari kosan karena merasa bosan di kamar. Ya, mereka semua tinggal di kosan milik Hyunsuk. Semua biaya ditanggung oleh tuan muda Hyunsuk (sebutan dari Hyunsuk untuk dirinya sendiri).

Sambil melirik ke arah handphonenya, Jihoon menghela nafas panjang. Sudah dari jam dua belas sampai jam tiga dini hari, ia tidak bisa tidur. Ingin mencari seseorang untuk diajak gibah, mereka semua sudah pada tidur.

"Apa gue coba tidur lagi ya?" gumam Jihoon sendiri.

Akhirnya Jihoon berbalik arah menuju kamarnya. Handphone yang ada ditangannya ia taruh kembali di saku celana. Pencahayaan tetap masih ada walaupun tidak begitu terang jadi Jihoon tetap bisa melihat jalan.

Tetapi langkahnya terhenti karena melihat lampu salah satu kamar menyala. Jihoon memiringkan kepalanya, perasaan saat ia lewat kamar itu lampunya tidak menyala. Akhirnya ia mendekati kamar itu untuk memarahi orang yang ada didalamnya agar cepat tidur.

Satu langkah lagi untuk sampai didepan pintu itu, tetapi langkah Jihoon terhenti.

Mata Jihoon terbelalak saat melihat orang itu mengacungkan pisau sambil tersenyum senang. Ingin memarahi, tetapi ternyata orang itu mengucapkan sesuatu sambil memegang foto seseorang, foto seorang yang ia sangat kenal dan tinggal di kosan itu.

"Bunuh. Gue mau bunuh dia."

Jihoon menutup rapat mulutnya menggunakan tangan. Itukan...! Ngapain ngomong gitu ampe bawa pisau?! Gue harus kasi tau yg lain!

Saat Jihoon ingin menjauh dari sana ternyata dirinya bersin.

"Hatchii!"

Astaga. Sial!

Orang itu menatap kearah pintu dan melihat Jihoon yang melihat padanya. Jihoon berlari menjauh dari sana.

Karena sangat panik, Jihoon ternyata berlari kearah dapur. Dengan nafas yang ngos-ngosan ia pun terduduk di samping kulkas.

"Hah.. hahh.. capek banget.. hah.. kok sial banget gue hari ini. Udah gak bisa tidur, bersin terus jadi ketauan lagi. Sumpah, hah hah," gumam Jihoon.

"Bang ji!"

Hampir jantung Jihoon terjatuh saking kagetnya. Orang itu ternyata mengejarnya.

"Lo dimana~?"

Jihoon menutup mulutnya rapat-rapat agar dirinya tak bersuara. Jangan sampai ketahuan olehnya.

"Gak ada orang disini, yaudah gue pergi aja deh~"

Setelah mendengar tapakan kaki yang sudah menjauh dan tidak ada suara lagi, Jihoon pun menghela nafas panjang. Sambil menselonjorkan kakinya.

"Dia kenapa sih? Kok jadi nyeremin banget?"

"Dia siapa bang?"

Jihoon tersentak dan terantuk dinding saking kagetnya.

"Kaget ya bang? Hihihi."

"L-lo mau ngapain?!" tanya Jihoon berusaha tenang.

Orang itu tersenyum kecil sambil melihat kearah pisau kesayangannya. "Kalau ini ditusuk di badan bang ji gimana ya? Boleh gak bang?"

Jihoon menggeram kesal sambil mendorong badan orang itu keras. Orang itu terjatuh ke belakang akibat dorongan keras dari Jihoon. "Maksud lo apaan?! Lo mau bunuh gue hah?!?!"

Masih dengan posisi terduduk, orang itu tersenyum simpul. "Menurut bang ji, gue mau ngapain?"

Keringat bercucuran di dahi Jihoon, sambil meneguk kasar air ludahnya. Tapi ia tidak mau terlihat takut didepan orang itu, pasti orang itu akan senang melihat ekspresi ketakutan dari Park Jihoon.

"Ahahaha, jangan bercanda deh lo. Ngapa juga Lo bawa-bawa pisau, hah? Mau masak? Haha." Jihoon tertawa canggung, ia sengaja melakukan itu agar tidak terlihat takut.

"Ya. Mau masak lo, bang."

Melihat senyuman mengerikan itu, Jihoon meneguk ludahnya sekali lagi. "Haha, bercanda lo itu lucu banget dah."

"Gue serius bang."

Setiap mendengar kata-kata orang itu ekspresi Jihoon ketakutan, tetapi langsung ia ubah dengan wajah julid seperti biasa.

"Serius apaan? Eh gue gak mau homo sama lo yah? Kalo lo mau homo sana gih sama yang lain, gue udah punya pacar." Jihoon sengaja mengalihkan pembicaraan agar orang itu membebaskannya karena posisi mereka orang itu berada di depan Jihoon sehingga Jihoon takut jika ia lari ia akan ditangkap.

"Serius mau bunuh lo bang."

Astaga ni anak, pikirannya bunuh terus dah.

"Udah diem, gue mau ke kamar. Lo juga tidur gih," ucap Jihoon. Capek harus berdebat dengan orang itu.

Langkah Jihoon terhenti oleh orang itu. Orang itu memegang tangan Jihoon.

"Ayo main dulu bang."

JLEBB!!

Benda tajam itu menusuk ke arah perut Jihoon dan membuat Jihoon memuntahkan banyak darah.

"Bang ji nyuruh gue tidur, kenapa bang ji gak tidur? Kalo bang ji tidur pasti gak akan kayak gini. Gue gak suka ada yang ganggu rencana gue. Jadi gue harus musnahin pengganggu itu."

Jihoon melotot kearah orang itu. Benda tajam itu ditarik paksa oleh orang itu dan membuat sakit yang luar biasa pada Jihoon.

"Gue gak nyangka lo nusuk kita kita dari belakang, gue kecewa sama lo." Setelahnya Jihoon ambruk beserta darah yang keluar terus menerus dari perutnya.

" Setelahnya Jihoon ambruk beserta darah yang keluar terus menerus dari perutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---oOo---

To be continued...

Kak jiiiiiiiiiiiiiiiiiii :(

Bagaimana menurut kalian cerita ini? Seru atau nggak? Pasti engga ya :(

Tapi tetep tungguin updatean aku yaa, keknya aku update setiap hari Minggu kalo ga males sih. Bisa lebih cepat bisa lebih lambat tergantung mood aku hehe^^

Tengkyuu <3

SUNDAY | TREASURE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang