03

708 228 170
                                    

Sumpah aku labil lagi huhu ToT

Jangan setiap Kamis aja, sesuka aku aja deh. Selamat membaca, jangan lupa vote dan komen yahh^^

---oOo---

Dihari yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dihari yang sama.
Sore hari.

Sebelas remaja berdiri disamping pemakaman yang bertuliskan nisan 'PARK JIHOON'. Sudah berjam-jam mereka ada disitu walaupun yang melayat sudah pada pulang duluan.

Hyunsuk sedaritadi memeluk nisan sahabatnya itu dengan tatapan kosong. Semuanya yang melihat Abang tertuanya itu pun ikut sedih. Apalagi Hyunsuk belum makan dari pagi, sedangkan yang lainnya hanya makan pagi dan belum makan siang.

"Bang, kita pulang yuk." Giliran Yedam yang mengajak Hyunsuk pulang, sebelumnya anak yang lain sudah mengajak tetapi Hyunsuk tetap tidak mau. Mungkin siapa tahu jika Yedam yang menyuruh Hyunsuk akan mau.

"Dam, lo tau gak?" tanya Hyunsuk dengan suara yang serak karena habis banyak menangis.

Yedam terkejut karena Hyunsuk sudah mulai angkat bicara. "Tau apa bang?"

Hyunsuk sesenggukan sebelum mengatakan kata-kata berikutnya. "Ji-jihoon pernah bilang huk.. kalau dia mau hadiahkan sesuatu huk.. untuk junghwan di hari ulang tahunnya..."

Hyunsuk kembali menangis, tak sanggup melanjutkan ucapannya. Yedam berjongkok serta menenangkan Hyunsuk.

"Dia bilang gitu dengan senyum cerah, gue gak tahan pas ingatnya. Nyesek dada gue, dam! Nyesek!" ucap Hyunsuk dengan ucapan yang cepat. Ia memeluk nisan Jihoon lagi.

"Udah bang. Ikhlasin bang Jihoon, dia udah tenang disana bang. Kalau bang Hyunsuk tetep kayak gini, bang Jihoon bakal gak tenang disana," ucap Yedam menenangkan.

Hyunsuk melepaskan pelukannya dan menatap Yedam. "Iya, gue tahu. Tapi gue tetep gak terima Jihoon meninggal! Kenapa gak gue aja?! KENAPAA?!!"

"Bang Hyunsuk gak boleh bilang gitu, ini semua takdir bang. Gak ada yang bisa halangin dan gantiin. Yang kita bisa cuma ikhlaskan," tutur Haruto.

"Bener itu bang. Bang Hyunsuk gak mau kan kalau misalnya bang Jihoon gak tenang dan tetep gentayangan gara-gara bang Hyunsuk tetep ga trima. Kasian lah bang." Kini Jeongwoo ikut angkat bicara.

Hyunsuk merenungkan ucapan-ucapan yang diutarakan teman-temannya kepadanya. Ia mengangguk lemah dan langsung berdiri. "Ayo pulang."

Malam hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam hari.

Mereka bersebelas telah berkumpul di ruang makan untuk makan malam bersama. Dengan keheningan dan sama-sama terlarut dalam pikiran masing-masing. Tentang kejadian tadi pagi, perkataan dokter dirumah sakit, dan berakhir di pemakaman. Sangat teramat menyayat hati mereka semua.

Mashiho dan Junghwan membawakan makanan dari dapur dan mereka berdua duduk di kursi mereka masing-masing.

Hyunsuk menatap kearah kursi yang biasanya diduduki oleh Jihoon lalu mengusap-usap pelan.

Diantara mereka tidak ada yang ingin makan duluan, karena biasanya yang menyuruh mereka makan adalah Jihoon.

"Ayo gais! Kita makan bareng-bareng! Gak usah malu-malu, bang Hyunsuk yang beliin ini semua!"

"Yess!!"

"Bang ji! Jangan ambil semua ayamnya dong! Gue juga mau!"

"Hahaha, maaf junghwanie.."

Junghwan kangen dengan panggilan junghwanie yang Jihoon beri padanya. Jeongwoo kangen dengan Jihoon yang sering bertengkar dengan dirinya. Hyunsuk yang kangen dengan Jihoon yang suka mengolok-oloknya. Semuanya kangen pada Jihoon. Tawaannya. Senyumannya. Julidnya. Jahilnya. Semuanya.

Sungguh akan menjadi malam yang panjang diantara mereka semua.

Masih malam hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Masih malam hari.
23.00

Jaehyuk berjalan lunglai menuju kamar, dirinya telah mengantuk sekarang. Tadi dirinya, Jeongwoo, Asahi, dan Haruto sedang menonton film horor di ruang tamu. Sebenarnya Haruto tidak mau tetapi dipaksa oleh Jeongwoo yang ternyata sama takutnya dengan film horor. Dengan badan bongsor seperti itu, ternyata mereka masih mempunyai sisi bocah.

Belum sampai kamar ia seperti mendengar sesuatu. Seperti ada yang berbicara. Tetapi mereka semua sudah tidur lebih awal. Lalu siapa?

Jaehyuk memilih bodoamat dan berniat lanjut pergi ke kamarnya saja.

Tetapi langkahnya terhenti. Ia penasaran siapa dan apa yang dibicarakan orang itu. Entah manusia atau hantu yang berbicara, tetapi ia penasaran.

Jaehyuk berjalan menuju arah suara dan berhenti di depan gudang.

"Ada apaan sih? Gada apa-apa juga. Gue halusinasi apa yak?" gumamnya sendiri sambil menggosok tengkuknya.

Ia menaikan bahu dan ingin berniat pergi. Tetapi berhenti karena mendengar suara lagi.

"Bunuh... Bunuh siapa?"

Jaehyuk membulatkan matanya, bukan hanya dari ucapan yang diucapkan entah siapa tetapi dari suara orang itu.

Suara itu...




Mirip suara,






















Junkyu.

---oOo---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---oOo---

To be continued...

SUNDAY | TREASURE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang