[Prolog]

507 90 11
                                    

Pernahkah kau merasa, bahwa semesta sudah berada di genggamanmu?

Waktu berlalu, gurat tersurat, mengukir takdir ... semua itu tak lebih dari permainan semu yang dapat kau manipulasi dalam kepalan tangan. Kau bisa mengamati alur kehidupan yang terjadi di sekitar. Segalanya ... seolah berada di bawah kendalimu.

Akan tetapi, bagaimana jika kau menyadari, bahwa gurat takdir yang kau pilih, ternyata membawa kisah rasa sakit dari masa lampau, dan perlahan malah menuju jalur lain yang bermuarakan kehancuran? Bagaimanalah jika keinginanmu mampu kau dekap, tetapi kau mulai merasa bahwa semua ini adalah suatu kesalahan?

•   •   •

"Kau merasa keren dengan permainan busukmu itu?"

"Kapan kau akan lelah dengan topeng yang selalu terpasang di wajah?"

"Selfish. Kau merebut segalanya, darinya."

Tampaklah dinding rumah bercat kuning gading yang sudah mengelupas di sana-sini. Genangan darah berceceran di setiap sudutnya. Kebisingan terhenti sesaat. Menyisakan satu suara dari sosok di tengah ruangan.

"Pembunuh."

Tidak .... Seharusnya tidak seperti itu!

•   •   •

[MENITIK DETIK]

Detik Detak✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang