19. Hancur

51 46 66
                                    

Tengs udah menuhin target💙

Buat part ini, berapa ya?🤔
20 vote+150 komen?
Bisalah

Happy reading💙

Alan memijit pangkal hidungnya, proyek kali ini masih belum dipersetujui dan harus direvisi sebaik mungkin.

Akhir-akhir ini dia terlihat lelah.

Dia membuka handphonenya dan menelpon sang kekasih.

Tak menunggu lama, suara dari balik layar terdengar mengalun dan menggumam. Alan merindukan kekasihnya itu.

"Ada apa?" Alan berdecak sebal. Venus memang menyebalkan.

"Ck, males ah! Aku telpon kamu jawabnya ketus!"

Terdengar dengusan geli. "Uluh-uluh, sayangnya Venus ngambek," ledeknya, "ada apa, pacar?" sambungnya.

"Capek, pengin peluk kamu!" ucap Alan manja.

"Besok-besok ya, sekarang kiss dulu, muach!"

"Sayang banget sama kamu."

Venus sebenarnya tahu, jika seperti ini biasanya Alan sedang banyak masalah, dia juga merasa iba.

Menanggung semuanya seorang diri.

"Nikah aja yuk, biar bisa peluk halal, hahaha." Venus tertawa terbahak setelahnya.

Alan mendengus. "Makanya pulang kalo mau dinikahin!"

"Males ah, nanti lo kasih makan batu," candanya.

"Gak gue kasih makan malahan."

Setelahnya mereka mengobrol cukup lama, mood-nya membaik. Kini ia sudah bisa tersenyum lebar.

Alan meregangkan ototnya setelah menyelesaikan telponnya. Ia menyesap air kopi yang sudah tak panas itu.

Tiba-tiba sebuah dering telpon menggema. Dia mengangkat telpon itu cepat.

"Wa'alaikumsallam warrahmatullahiwabarakatuh, ada apa, Bu?"

Alan diam setelah mendengar penjelasan dari guru Airin.

Dia memejamkan matanya dan memijit pangkal hidungnya.

Sesekali ia menggertakkan giginya.

"Baik bu, saya segera kesana!" pungkasnya lalu mematikan telpon itu.

Alan meremas ponselnya lalu membantingnya.

"Lin! Kenapa kamu bikin ulah terus! Abang capek!" teriaknya menggema di ruangan.

Alan bergegas pergi.

🔥🔥🔥

Airin menundukkan kepalanya, gurunya sedang menelpon Alan-abangnya.

Mengepalkan tangannya kuat sampai buku jarinya memutih. Dia akan habis nanti malam.

"Saya telah memanggil orang tua kalian semua!" kata bu Sri-guru Bk.

Sudut Rasa (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang