24. Baikan

29 24 64
                                    

Hai, aku kembali
Kangen banget sama cerita ini

Langsung aja yu baca, kasih bintang dulu, nanti komen yaaa, aku tungguuuu

🔥🔥🔥

Dua hari setelahnya, setelah kejadian waktu itu. Airin dan Gemini sedikit renggang. Entah karena gengsi atau masih bergelut dengan pikirannya masing-masing.

Tak ada yang bisa dibenarkan, keduanya masih terlalu labil.

Di jam istirahat ini, Airin tampak kebingungan, Gemini sudah terlebih dahulu pergi entah kemana.

Airin terkekeh singkat. "Jadi Airin yang gak punya temen lagi deh," ucapnya.

Kangen? Jelas.

Bingung ingin kembali memulai dari mana. Untuk menyapa saja enggan apalagi bertegur kata.

Suara tapak kaki membuyarkan pikirannya, ia mendongak.

Tatapannya datar menyambut orang itu, berusaha untuk biasa saja dan tak ingin menanggapi.

Yang ia herankan, untuk apa dia di kelasnya? Bukankah dia anak kelas sebelas?

"Hai!"

🔥🔥🔥

"Jangan brisik deh, Den!"

"Tapi gue kepo, lo deket sama siapa? Kok lo gak cerita sama gue?" Rentetan kata keluar dari mulut Deden.

"Lo gak pernah nanya."

Deden berdecak. "Ya udah sekarang gue nanya, cepetan jawab!"

Gemini membuang nafasnya. "Lo kenal kok."

"Iyaaaa tapi siapaa, Araaaa?!" geramnya.

"Leo." Singkat padat dan Deden langsung membulatkan matanya.

"Leo tetangga lo?! Yang kristen? Yang kalo hari minggu malah ngajakin kita ke gereja? Padahal kita islam. Anjir! Lo kok bisa suka sama Leo, Ra? Susah jadinya!"

Gemini menatap sengit ke arah Deden. "Den ... bisa dikecilin gak sih suara lo! Mau gue potong tuh bibir?!"

Deden meringis. "Kelepasan. Lagian lo bikin gue kaget."

Gemini mengedikkan bahunya. "Namanya juga perasaan, mau ngelak pun munafik banget gue, nyatanya gue suka sama dia."

"Tapi beda keyakinan, Ra! Lo gak akan bisa nyatu! Yang seiman juga belum tentu diaminin, apalagi beda iman, gak ada yang ngaminin!"

Gemini tertawa miris. "Gue ngerti, gue paham, lo gak perlu bacot, cukup gue yang ngendaliin perasaan gue, gak usah ikut campur, apalagi sampe lo bocorin ini ke Aya!" ancamnya.

"Emang Aya kenapa?"

"Dia cepu banget, gak asik."

"Haha, iya sih, mampus kalo tante tau!"

🔥🔥🔥

"Bisa gak usah duduk deket gue?" Suaranya datar dan terkesan dingin.

Orang itu terkekeh singkat lalu berdiri, dia pindah ke kursi sebelahnya, keduanya berjarak satu kursi.

Sudut Rasa (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang