1. Awal Bertemu

256 176 445
                                    

Assalamu'alaikum

Wajib vote and koment!
Follow juga biar enak!

Sekian, happy reading:)

***

"Menangis itu sudah seperti rutinitasku."

___A___

***

Panas terik matahari menyinari gadis berambut panjang yang digelung tinggi, duduk dengan tangan yang memegang sekotak susu fullcream dan Papan skeatboard.

Memandang jauh ke kerumunan orang, di sana terlihat banyak anak kecil yang ditemani orang tuanya sedang bermain-main di taman yang cukup rindang.

Terkadang dia berfikir untuk menjadi anak kecil saja dan tak mau tumbuh lagi, mulai beranjak remaja justru dirinya semakin banyak kehilangan.

Ada setitik rasa emosi karena dirinya tak mampu menahan setetes air matanya, dia akan berubah cengeng ketika dia menyendiri, dan akan berubah bak sebuah besi yang kokoh dan tak akan rapuh dipandangan orang lain.

"Kenapa kalian pergi?" Hanya kata itu lah yang bisa ia lontarkan, selalu saja kalimat itu yang menjanggal di otak bodohnya.

Dulu tidak terlalu bodoh namun sekarang menjadi lebih bodoh, entah lah, semua itu membuatnya berfikir lebih jauh.

Dirinya jengah, dia pun beranjak pergi menaiki papan skeat-nya itu, sekotak susu telah ia habiskan, dan mulai melaju dengan santai.

Dengan lihai memainkan papan skeat-nya, dia mendengarkan lagu yang sangat ia sukai before you go itulah judul lagu yang sedang ia putar. Sesekali ia ikut bernyanyi, menghayati setiap bait yang terdengar. Kembalilah semua, semua memori satu tahun setengah lalu, dimana semuanya masih utuh, semuanya yang membuat dia ceria, tapi sekarang ... keceriaan itu ikut pergi bersama kenangannya.

Matanya menyipit kala melihat segerombolan orang sedang berkelahi, dia melihat satu orang yang dikeroyok oleh tujuh orang yang memakai jaket dengan motif yang sama.

Jangan tanyakan sehebat apa Airin dalam berkelahi, setelah kepergian orang yang ia sayangi, dia melampiaskan semua itu dengan mengikuti latihan karate yang sama sekali tidak diketahui abang-abangnya, yang mereka tau, Airin sedang pergi berkelompok ataupun main. Jangankan main bahkan setelah kepergiannya dia hanya menjadi bully-an oleh teman-temannya, oleh karena itu dia tidak mau lagi untuk berteman dengan siapapun.

Airin melajukan papan skeat-nya ke arah jalan yang lumayan sepi, dia mulai menonjok, menangkis, serta memukul para segerombolan pemuda yang kira-kira sebaya dengannya. Sesekali ia memukulnya dengan papan skeat kebanggaanya.

"Kalian cewek apa cowok? Beraninya keroyokan! Banci!" teriaknya dingin lalu memukul kepala dari salah satu mereka yang mempunyai rambut gondrong.

"Ada cewek rupanya! Pulang ajah sana!" ejek seseorang berkulit kecoklatan.

Airin yang tak terima langsung melayangkan tonjokan yang tepat terkena perut. "Balik sana! Makan pake garam!"

Tonjokkan terakhir ia layangkan ke seseorang dengan wajah tengil menurut Airin. "Rasain jelek!"

Meteka semua pun pergi menggunakan motor besarnya, Airin yang melihatnya pun memberikan salam perpisahan kepada mereka. Jari tengah ia acungkan bersamaan smirk-nya.

Sudut Rasa (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang